Bab 78

597 101 6
                                    

Hello Sexy Readers,

Vote dan komen yang banyak.

Love,

Bella - WidiSyah

♥♥♥

Ananda Private Villa hanya berkapasitas dua kamar. Widi memesan keesokan harinya setelah Cassandra menyampaikan ingin berbulan madu. Untung saja, saat ini bukan musim liburan, Widi mendaparkan kamar dengan pemandangan spektakuler. Hanya sepuluh menit berjalan kaki dari pelabuhan Gili Trawangan untuk mencapainya. Vila modern ini menawarkan pintu masuk dan kolam renang pribadi. Bahkan terdapat juga dapur dengan kompor, oven microwave, dan peralatan dapur. Pemutar DVD dan TV layar datar pun tersedia.

"Ya ampun, Wid. Kita menginap di sini? Kita nggak bawa pakaian ganti," pekik Cassandra panik sambil memegang kepala.

Widi mengangkat ranselnya, "Ada, sepasang," ucapnya sembari menyeringai. "Atau ... kamu lebih suka telanjang?"

Cassandra mengekeh geli, mencubit perut Widi hingga pria itu mengaduh. "Aih, kamu mulai nakal, Wid."

Widi berdeham lantas memutar bola mata, menghindari tatapan binal Cassandra. "Kamu ingin menyelam? Atau berkuda? Layanan villa ini ...."

"Males masuk laut, aku maunya dimasukin kamu saja, Wid," sela Cassandra sambil mengalungkan lengan di leher Widi. Wanita itu tertawa terbahak. Apa lagi wajah Widi saat ini sudah semerah kepiting rebus, seakan semua darah berkumpul di situ. Cassandra seakan memiliki kebiasaan baru, menggoda suaminya. "Atau main kuda-kudaan saja, Wid?" Wanita itu mendongak, menciumi dagu Widi yang ditumbuhi janggut tipis.

"Cass." Widi kehabisan akal, dia pun menghujani bibir Cassandra dengan kecupan. Awalnya hanya ciuman lembut, lama kelamaan berubah liar, saling meloloskan pakaian masing-masing. Keduanya berpagutan, lidah bertaut, membelit, menyecap semua rasa.

"Ingin mencoba yang berbeda?" tanya Cassandra terengah saat Widi ingin membaringkannya di ranjang. "Kolam." Wanita itu menunjuk ke balik kaca transparan di sebelah kanan kamar, Widi pun menggendong Cassandra ke sana, mendudukkan istrinya pada lounger, kursi santai di pinggir kolam.

Cassandra menyentuh pangkal paha Widi yang mengacung sempurna, membelai lembut lalu menenggelamkannya ke dalam lipatan bibir, mengisap semua kewarasan Widi. Pria itu menggeram pelan menikmati pijatan lalu bergerak turun, wajahnya berada di antara kaki Cassandra yang terentang. Sejenak kemudian Widi membenamkan mulutnya, mulai menjilat pelan lalu mengisap kuat, merampas nalar Cassandra hingga wanita itu tak mampu menahan jeritan.

"Tunggu!" pekik Cassandra saat Widi memposisikan kejantanan bersiap menghunjam. "Bukankah kita ingin mencoba sesuatu yang baru?" Wanita itu berbalik, menungging. "Fuck me now."

"As you wish, Sayang."

Widi mengecup kedua bongkahan padat kenyal Cassandra, wanita itu menggelinjang, gelenyar panas merambat menyepuh seluruh tubuhnya. Pria itu mengerang saat kejantanannya tenggelam keseluruhan, dia mulai menggerakkan pinggulnya. Wow, Widi merasa terbang bersama akal sehatnya, melayang bersama kenikmatan pijatan lembut dari liang senggama istrinya.

"Aaarghhh! Damn, Wid!" Cassandra memekik keras, pinggulnya bergerak liar mengimbangi entakan Widi yang semakin cepat, semakin dalam memenuhinya. Bukan Cassandra yang mengajari pria itu, tetapi Widi yang memuaskannya. Hasrat purba menggulung Cassandra, lagi dan lagi kemudian menghempasnya, pecah ke tepian, menggeletar, menggelepar laksana ikan yang dilempar ke daratan. Cassandra menjerit keras saat meraih pelepasan.

Desahan Cassandra menggoda Widi untuk mengulurkan tangan, merambat ke bongkahan padat di dada istrinya, meremas, memilin putingnya. Wanita itu kembali terengah, memekik tertahan. Kicauan burung di pepohonan mengiringi penyatuan keduanya, mencipta simfoni indah. Widi menghunjam semakin cepat, gelombang yang sama pun kini menghantam pria itu. Raungan panjang keduanya menjadi bukti pelepasan yang luar biasa, mereka meraih puncak bersama.

"Sepertinya kamu lebih ahli dariku."

Sindiran ketus Cassandra membuat Widi terbahak. Pria itu mendekap erat istrinya sambil menenggelamkan wajah pada ceruk lehernya. Widi mengecup bahu telanjang Cassandra, membelai perut rata wanita itu. Terhantar doa, berharap benihnya segera tumbuh subur di sana.

"Aku sayang kamu, Cass."

♥♥♥

SEXY MISTRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang