Setelah selesai mandi dan rapi dengan menggunakan baju piama Arshi turun meniruni anak tangga lalu berjalan menuju meja makan yang menampakkan papa dan mamanya yang sedang menyiapkan makanan.
"Haii sayang" ucap Desi tersenyum manis sembari meletakkan beberapa masakan yang sudah ia masak.
"Hai maa" ucap Arshi lalu duduk di depan Denis yang terhalang meja makan di tengah tengah mereka.
Kali ini mood Arshi sudah kembali baik yang mungkin dikarenakan kondisinya yang sudah selesai mandi.
"Papa tumben pulang cepat?" ucap Arshi ingin mencari topik yang dibicarakan kepada papanya.
"Tadi pasien lagi dikit, jadinya papa pulang cepat deh" ucap Denis menjelaskan.
"Bagus deh pa, papa jangan capek capek ya pa" ucap Arshi memberitahu papanya, ia hanya takut jika apa yang sudah menjadi miliknya ini kenapa napa.
"Iya sayang" ucap Denis berdiri dari duduknya lalu mengelus rambut putri tunggalnya itu lalu kembali membantu Desi di dapur untuk menyiapkan makanan.
Tadinya sih Arshi ingin membantu, tetapi setiap Arshi membantu mama selalu saja melarang Arshi.
Setelah semua makanan dan minuman telah dihidangkan di meja makan, Denis dan Desi kembali duduk di kursi masing masing.
Denis dan Desi yang duduk bersebelahan sementara Arshi yang duduk di depan mereka terhalangkan oleh meja makan.
Suasana hening dikarenakan mereka yang disibukkan oleh makanan masing masing.
Setelah beberapa menit Arshi dan Denis dan juga Desi telah menyelesaikan makan malam mereka.
Arshi menyusun piring piring kotor dan membawanya ke belakang.
Sementara papa Arshi, yaitu Denis langsung beranjak dari duduknya dan berjalan kerunah tv untuk kembali menonton meninggalkan pering kotornya.
Memang begitu kebiasaan papa, akhirnya pun Arshi yang membereskannya.
Arshi mengambil piring kotor papanya dan juga piring piring bekas lauk yang sudah habis.
Arshi jadikan satu semua, sehabis itu Arshi berjalan menuju dapur lalu meletakkan piring piring kotor tersebut di wastafel.
Terlihat bahwa Desi yang tengah mencuci semua piring piring.
Setelah selesai membereskan piring piring yang kotor Arshi kembali berjalan kearah meja makan lalu mengelap meja makan tersebut dikarenakan ada beberapa bercak nasi dan lauk.
Arshi berjalan menuju ruang tv lalu duduk disamping papanya dan menyenderkan kepalanya tepat di pundak papanya.
"Paa, kalau misalnya aku ada suka sama seseorang gimana?" Ucap Arshi ingin mendengar penjelasan dari papanya.
"Ya itu hal wajar sayang, kamu kan sudah SMA jadi wajar saja kamu sudah terjun di dunia percintaan" ucap
"Kalau kita mencintai sepihak pa?" Ucap Arshi yang membuat pandangan papanya terhadap televisi langsung menatap anak tunggalnya itu.
"Kamu lagi suka sama siapa hm?" Ucap Denis ingin mengidentifikasi anaknya.
Denis tidak akan kepo, mungkin hanya mengetahui namanya saja.
Masalah sudah jauh dan sampai mana pasti pada akhirnya juga akan dikenalkan terlebih dahulu olehnya.
"Cuman kalau pa" ucap Arshi ingin mengelak.
ia tidak ingin menceritakan Ellgar terlebih dahulu, mungkin ia akan mencirigakan bagaimana kisah cintanya saja tetapi tidak dengan Ellgarnya.
"Kalau? Manurut papa cinta sepihak itu wajar, karena banyak dari kita yang mengalami itu, dan saat kita mengalami itu pasti ada tumbuh sedikit rasa kecewa, dan ada juga hal hal yang akan dilakukan secara terpaksa diluar akal sehat kita" ucap Denis menjeda ucapannya.
"Karena jika kita mencintai orang dengan sepihak, lebih baik kita berhenti, tetapi jangan menjauh. Hargai pendapat dia, karena jika kita terlalu memaksakan, dia bisa saja akan menjadi risih" ucap Denis menjeda ucapannya.
"Tetapi ketika itu membuat kita menjadi lebih senang, tidak apa apa lanjutkan saja walaupun sedikit terasa sakit, karena perlahan lahan diri kamu akan terasa cape dengan sendirinya" ucap Denis sambil menatap Arshi yang tengah menatapnya juga.
Arshi mencerna ucapan papanya, ada benarnya juga.
Tetapi, ia ingin berjuang terlebih dahulu untuk Ellgar dan jika dirasanya sudah lelah ia pasti akan berhenti sendiri seperti apa yang papa bilang tadi.
"Tanggapan papa tengang perempuan yang menyatakan perasaannya deluan bagaimana?" Ucap Arshi masih memperhatikan papanya.
Denis mengalihkan tanggapannya menuju tv yang tengah menyiarkan berita.
"Tanggapan papa sih, ya ngga ada salahnya juga sayang. Mereka berhak memilih ingin memendam perasaan mereka ataupun mengungkapkannya" ucap Denis menjeda ucapannya lagi.
"Mengungkapkan dan memendam adalah dua hal yang berbeda, dan juga dua hal yang menghasilkan resiko yang sama beratnya, misalnya kita memilih mengungkapkan, kita akan mendapatkan resiko dengan kehilangan orang yang kita cintai jika orang itu tidak mencintai kita balik, karena banyak lelaki yang ketika kita menyatakan cinta ia malah pergi dan menghilang dengan sendirinya tanpa alasan, dan ketika kita memilih mencintai secara diam diam kita juga harus kuat untuk menahan dia dekat dengan perempuan lain, karena kita gaada hak untuk mengatur dia" ucap Denis masih menjeda ucapannya untuk memperjeas terhadap anak tunggalnya itu.
"Dan banyak orang yang kehilangan hanya karena telat menyatakan, dan banyak juga orang yang kehilangan karena telah menyatakan"
"jadi semua tidak tentu sayang semua tergantung takdir masing masing" ucap Denis mengakhiri ucapannya.
Arshi masih mencari topik untuk ditanyakan lagi agar ia dapat mengerti.
"Kalau tanggapan papa tentang perempuan yang mengejar lelaki deluan bagaimana?"
"Itu tidak apa apa sayang, tapi kamu itu perempuan, dan kamu pernah dengar kata kata ini kan? 'Perempuan itu koadratnya dikejar, bukan mengejar' jadi kalau kamu mengejar seseorang kamu juga harus tahu limit, karena harga diri perempuan lebih tinggi dari pada apapun sayang, jika kamu sudah tidak dihargai tinggalkan!! Ia berhak mendapat penyesalan" ucap Denis menjeda ucapannya lagi entah mengapa Denis sangat bersemangat membahas topik ini dan banyak ide untuk di sampaikan.
"kamu juga harus kurang kurangi berharap banyak, terlebih lagi kepada seseorang yang tidak punya keharusan untuk memenuhi harapan kamu" ucap Denis mengakhiri penjelasannya dan memberikan sedikit pesan kepada Arshi.
"Makasih paa, sekarang Arshi sudah ngerti" ucap Arshi tersenyum dan menatap papanya.
Denis membalas tatapan anaknya itu, lalu tersenyum kepada Arshi.
Sungguh, sangat sedih rasanya jika nanti melihat Arshi menemukan imam yang menunjukkan arah yang benar kepadanya.
Dan suatu hari nanti Denis harus mengikhlaskan anak tunggal perempuannya itu kepada satu laki laki pilihan anaknya.
Sangat beruntung laki laki yang akan menjadi kekasih anaknya nanti, menjadi teman hidup anaknya nanti, karena lelaki itu bisa terus melihat senyuman manis Arshi dipagi hari disaat ia bangun tidur.
Denis tidak akan pernah membiarkan senyum manis anaknya itu pudar dan terganti oleh tangisan karena seorang satu lelaki.
Ia harap, Arshi mendapatkan laki laki yang bisa menjadikannya ratu tanpa lupa untuk menjadikan laki laki itu sebagai layaknya raja dihubungan mereka.
TBC
Jika masih bisa membaca, pasti juga bisa memberikan vote.
Terimakasih....
IG:@kezia.rachelia_

KAMU SEDANG MEMBACA
ELLGAR (TAMAT)
Genç KurguLangit yang menghitam disambut dinginnya udara yang diiringi derasnya hujan yang begitu mencengkram. Sungguh kejamnya dunia ini yang tidak membawa keadilan untuk semua orang. Ini tentang hidup seseorang yang berkali kali dimatikan. Dengan senyum...