45

60 2 0
                                    

Arshi melihat sekelilingnya semua orang yang ada disana melihatnya.

Bahkan, Arshi menjadi pusat perhatian sekarang.

Tetapi ia berusaha untuk tersenyum.

Ia terimgat kejadian beberapa menit lalu, Elgar meninggalkannya.

Arshi pergi kembali ke meja makannya lalu mengambil tasnya dan keluar dari restaurant tersebut dengan muka yang tertunduk.

Arshi mlihat kearah langit.

Ia menaikkan tangannya dan hujan rintik rintik terkena oleh tangan Arshi.

Tempat yang ia tempati sekarang lumayan jauh dari rumahnya.

Ia melihat langit kembali menurunkan hujan yang kali ini cukup deras.

Langit yang mulai menghitam membuat Arshi khawatir terhadap dirinya sendiri.

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore dan langit sudah menghitam terlebih dahulu dikarenakan hujan yang menerjang permukaan bumi.

Arshi ingin memesan go-car tetapi ia urungkan dikarenakan hari sudah menuju malam dan lagi pula sekarang adalah musim hujan.

Arshi sangat takut.

Ia mengambil ponsel yang terdapat di saku celananya sepertinya ia akan menelfon seseorang untuk menjemputnya.

"Halo?"

Disisi lain Ellgar tetap fokus dengan menyetirnya.

Ellgar melihat jalanan yang sudah dipenuhi oleh air hujan, ada sedikit rasa khawatir yang tersirat di hati namun ia tepis secepatnya.

Ellgar mengacak rambutnya frustasi dengan kedua tangannya.

Kali ini hati dan otaknya sama sama tidak ingin mengalah.

Ellgar memukul keras stir kemudinya lalu kembali menyetir dengan nafas yang tidak stabil.

"BRENGSEK LO ELLGAR" ucap Ellgar kepada dirinya sendiri dan kembali memukul dtir kemudinya kali ini cukup kuat.

"Bodoh lo" ucap Ellgar lagi lagi kepada dirinya sendiri.

Mengapa hati dan mulutnya berkata lain?

Jika mulutnya ingin Arshi pergi dari hidupnya selamanya dan melontarkan segal kata kata kasar pasti hatinya akan memilih untuk berputar balik dan menjmeput Arshi.

Ellgar yang mengajak Arshi pergi bukan? Seharusnya ia yang harus mengantarkan Arshi pulang kembali.

"Agggrrr" Ellgar menutup matanya beberapa detik dan untungnya jalanan cukup sepi walaupun agak sedikit licin.

Ellgar terus fokus pada jalanan.

Sepertinya ia harus mengikuti otaknya.

'Ayo Ellgar, ingat! Lo ngga boleh jatuh cinta sama siapapun apalagi Arshi' batin Ellgar menyelimuti otaknya.

'Dia orang baik Ellgar' batin Ellgar.

Ellgar menggunakan satu tangannya untuk memyetir sementara satu tangannya lagi untuk memijit pelipisnya uang terasa pusing.

Sebenarnya dari rumah Ellgar sudah merencanakan bahwa tempat ke tiga ia akan memberitahu Arshi bahwa kehadiran Arshi sangat membuatnya tidak nyaman walaupun Arshi mempunyai hak atas itu semua.

ELLGAR (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang