Ellgar memakirkan mobilnya di depan rumahnya.
Ia melihat jam yang terpasang dengan rapi di pergelangan tangannya menunjukkan pukul sembilan malam.
Setelah sehabis Ellgar meninggalkan Arshi Ellgar tidak langsung pulang, tetapi ia mengelilingi jalanan dengan kecepatan diatas rata rata untuk melampiaskan kekesalannya terhadap dirinya sendiri.
Ellgar menuruni mobilnya lalu berjalan menuju rumah dengan pakaian yang acak acak dan tidak rapi.
Ia melihat sekeliling ruangan yang sedang sepi, sepertinya semua orang rumah sedang memasuki kamarnya masing masing.
Ellgar menaiki anak tangga dan memasuki kamarnya.
Ia melepas semua peralatan ataupun aksesoris di badannya yang mengganggunya seperti jam dan kunci mobil.
Ellgar mengambil handuknya lalu memasuki kamar mandi dan menutupinya.
Sepertinya ia akan mmebersihkan diri dengan mandi.
Terdengar suara air yang jeburkan dari luar.
Setelah beberapa menit Ellgar keuar dari kamar mandi dengan rambutnya yang masih basah dan dirinya yang menggunakan kaos putih oblong dan juga celana selutut.
Ellgar menjemur handuknya dan kembali menduduki kasurnya.
Ia membaringkan tubuhnya untuk meregangkan semua otot tubuhnya.
Ellgar menutup kedua matanya namun tidak untuk tidur melainkan untuk memberikan dirinya beristirahat atas hari ini.
Apakah Ellgar harus meminta maaf kepada Arshi?
Ellgar menggelengkan kepalanya dengan posisinya yang sedang tertidur dan masih menutup matanya.
Ellgar sedikit merasa bersalah dan khawatir dengan gadis satu itu.
Ada sedikit rasa bersalah dibenaknya atas perlakuannya terhadap Arshi beberapa jam yang lalu.
Ellgar hanya takut, ia tidak akan bisa bersama selamanya bersama Arshi jika ia juga jatuh cinta kepada gadis itu walaupun nyatanya semua manusia akan meninggalkan dunia ini.
Ellgar sadar akan penyakitnya yang akan kian membesar dan semakin parah.
Waktunya untuk hidup adalah tiba bulan dan sekarang sudah masuk bulan pertama bahkan sudah ingin memasuki bulan kedua.
Ia hanya khawatir jika ia mulai merawat penyakitnya dari sekarang sebab seseorang seperti Arshi adalah penyemangat hidupnya dan bidadari yang muncul di dalam hatinya apakah ia akan selamat?
Ellgar menggelengkan kepalanya.
Ellgar membuka matanya perlahan dan mengerjapkannya beberapa detik.
"Tujuan awal gue adalah menyusul mama gue" ucap Ellgar meluruskannya sendiri dan meyakinkan dirinya.
"Kenapa otak dan hati gue berkata lain sih?" Ucap Ellgar kepada dirinya sendiri dan sangat kebingungan dengan hal itu.
Ia harus memilih dengan cepat jika tidak ia akan kehilangan orang seperti Arshi.
"Gue udah suka sama tuh cewe?" Ucap Ellgar lagi lagi pada irinya sendiri sembari melihat langit langit dindingnya yang berwarna putih.
"Ga mungkin" ucap Ellgar menggelengkan kepalanya dengan kuat.
"Tapi jantung gue selalu berdetak dengan cepat" ucap Ellgar memegang jantungnya yang sekarang sedang berdetak dengan cepat akibat dirinya yang hanya memikirkan Arshi.
"Itu pasti gejala penyakit" ucap Ellgar mengeyel kepada hatinya sendiri.
Ia tidak tahu bahwa hatinya sangat ingin memiliki Arshi namun otak dan mulutnya melarangnya karena tujuan awal Ellgar adalah untuk menyusul mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLGAR (TAMAT)
Teen FictionLangit yang menghitam disambut dinginnya udara yang diiringi derasnya hujan yang begitu mencengkram. Sungguh kejamnya dunia ini yang tidak membawa keadilan untuk semua orang. Ini tentang hidup seseorang yang berkali kali dimatikan. Dengan senyum...