"Arshi nggamau ikut kalau Ellgar nggamau kasih tahu mau kemana" ucap Arshi masih memanyunkan bibirnya.
"Yaudah" ucap Ellgar singkat membuat Arshi kesal dengan sendirinya.
"Ih kok yaudah sih?! Ellgar gak asik ih! Diam aja lagi, nggamau usaha gitu?" Ucap Arshi menampakkan muka kesal yang tertampak di raut wajahnya.
"Kalau lo mau ikut besok gue jemput jam sepuluh depan rumah lo udah one time, kalau nggamau yaudah" ucap Ellgar memperingati jika ini pertanyaan terakhirnya.
"Iya iya Arshi mau" ucap Arshi menjeda ucapannya.
"Eh? Tapi kan Ellgar masih sakit" ucap Arshi menyipitkan matanya.
"Gue udah mendingan, lo ngga liat tadi gue mandi?" Ucap Ellgar masih menatap Arshi.
"Ngapain Arshi liat Ellgar mandi? Kurang kerjaan banget, gaboleh tau" ucap Arshi mulai mengomel.
Ellgar tidak menyahuti Arshi, lebih baik ia mengalah, jika tidak bahkan sampai besok pun perdebatannya dengan Arshi tidak akan pernag selesai.
"Ellgar memangnya udah sembuh ya? Arshi cek ya" ucap Arshi yang langsung berdiri dari duduknya dan menaruh sebentar mangkok diatas nampan lalu mendekati Ellgar dan memegang jidat Ellgar dengan bawah telapak tangannya tanpa persetujuan Ellgar.
"Udah dingin sih" ucap Arshi pada Ellgar tapi tidak disahuti oleh sang empunya.
Arshi kembali duduk di tempatnya, ia kembali menyuapi Ellgar.
Sementara Ellgar, dirinya sibuk dengan ponselnya.
Entah apa yang takdir rencanakan untuk Arsgi dan Ellgar, yang Arshi tahu pertemuan Arshi dan Ellgar itu adalah pertemuan yang tidak disengajakan disebuah perpustakaan walaupun sebelumnya memang Arshi sangat mengharapkan Ellgar.
Ellgar tidaj tahu apa yabg menyerang dirinya saat ini, yang ia tahu ia tidak boleh bermain rasa dengan Arshi.
Itu sangat berbahaya untuk hati Arshi.
Apakah Ellgar harus menjauhi Arshi, tapi mengapa hatinya menolak?
Ellgar menutup matanya perlahan lalu membukanya lagi.
Ia harus melakukan sesuatu.
Setelah setengah jam berjalan akhirnya Ellgar sudah selesai dengan makanannya.
Arshi meletakkan mangkok yang sudah kosong itu diatas nampan meja Ellgar lalu memberikan gelas yang berisi air kepada Ellgar.
Ellgar mengambilnya dan hanya meminum setengah.
Ia mengampil pil obatnya lalu langsung memasukinya kedalam mulut dan meminum minumannya lagi tetapi kali ini hingga habis.
Ellgar memberikan kembali gelas yang kosong tersebut kepada Arshi.
Tentu Arshi mengambilnya lalu menaruhnya kembali keatas nakas.
Arshi melihat totebagnya tadi, ia belum memberikan itu kepada Ellgar.
Ia rasa ia memberikan lukisan itu nanti saja ketika ia ingin berangkat untuk pulang kerumahnya.
"Ellgar Arshi izin ke balkon kamar Ellgar ya" ucap Arshi menatap Ellgar yang sedang memegang ponselnya yang Arshi lihat sedang bermain game.
"Hmm" jawab Ellgar hanya berdehem.
Arshi berdiri dari duduknya lalu langsung berjalan mendekati jendela kamar Ellgar yang sangat besar dari atas hingga bawah sehingga bisa untuk di buka.
Ia membuka jendela tersebut lalu langsung memasuki balkon.
Arshi menutup kembali kaca kamar Ellgar dan berjalan menuju kursi balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLGAR (TAMAT)
TeenfikceLangit yang menghitam disambut dinginnya udara yang diiringi derasnya hujan yang begitu mencengkram. Sungguh kejamnya dunia ini yang tidak membawa keadilan untuk semua orang. Ini tentang hidup seseorang yang berkali kali dimatikan. Dengan senyum...