1

998 14 2
                                    



Angin malam menghujani seorang anak remaja lelaki yang sedang duduk diatas balkon rumahnya. Lagi dan lagi dia mendengar pertengkaran antara kedua orang tuanya, ia kira setelah orang tuanya berpisah dan ia mengikuti kemauan papanya hidupnya akan lebih tentram, ternyata dugaannya salah. Nyatanya, mama tirinya selalu membuat kegaduhan di tengah malam bersama papanya, hingga membuatnya terganggu dan susah akan tidurnya.

Jika waktu bisa diulang ia ingin terlahir sebagai bayi yang masih suci dan tidak tahu apa apa. Bahkan jika boleh, dia menginginkan tidak dilahirkan sama sekali.

Dia ingin sekali mengakhiri hidupnya sekarang juga. Namun, ada satu dan dua hal yang membuatnya berfikir dua kali untuk melakukan hal gila ini.

Penyakitnya yang selalu kambuh di waktu yang tidak tepat membuat hari harinya terganggu, sehingga membuatnya ingin cepat cepat untuk menyelesaikan hidupnya.

Memang, kadang hidup tidak adil. Walau katanya semua manusia diberikan keadilan dengan takdirnya masing masing.

Itulah hidup. Kita tidak bisa meminta kepada tuhan agar memberikan hidup seperti apa yang kita mau.

Seharusnya kita sadar diri.

"Gua mau bunuh diri" ucap Ellgar. Tepat bersamaan dengan gelas pecah yang dilemparkan oleh mamanya ke lantai.

Elgar menghempaskan tubuhnya keranjang miliknya saat ia tiba di kamarnya. Dia memeluk dirinya sendiri, karena dia tahu bahwa tidak ada satu orangpun yang peduli kepadanya.

'Aku ingin mati tuhan'

Brakkkk

Hendry membanting pintu kamar Ellgar dengan keras sehingga membuat orang didalam sana terkejut.

"ELLGAR?" teriak Hendry dari arah pintu.

Ellgar yang baru saja ingin terlelap dan masuk ke alam mimpi seketika terhalangkan oleh papanya yang tiba tiba saja masuk tanpa mengetuk pintu kamarnya.

Ellgar berdiri dari tidurnya lalu mendekati papanya. Wajahnya tampak seperti berandalan diluar sana, matanya seperti panda dikarenakan dia tidak tidur.

Ellgar menatap papanya dengan tatapannya yang sulit untuk diartikan.

"Kenapa kamu selalu saja membebankan saya? Lihat kakak kamu, dia selalu berprestasi di setiap tahunnya. Dan kamu? Kamu hanya butiran debu yang harus saya singkirkan" Ucap Hendry dengan tegas.

"Apa kamu tidak lelah selalu membuat masalah di sekolah? Apakah tidak bisa kamu sehari saja tidak membuat masalah?" lanjut Hendry dengan tatapan devilnya seakan ingin memakan anaknya sendiri.

"Apa ada hubungannya dengan anda? Anda bukan siapa siapa saya, dan anda tidak ada hak untuk mengatur hidup saya" ucap Elgar dengan tatapan kosongnya.

"Dasar kamu anak tidak tahu berterimakasih, saya yang sudah membesarkan kamu dari bayi hingga bisa berjalan seperti ini. Apakah tidak ada sedikitpun sopan santun yang kamu berikan untuk saya?!" Hendry hampir saja naik darah, dia sudah sering memarahi anak bungsunya ini namun Ellgar selalu saja tahu cara memancing amarahnya.

"Memangnya saya pernah meminta anda untuk membesarkan saya? Bahkan saya tidak pernah meminta untuk di lahirkan" ucap Ellgar, dia menahan rasa kesalnya terhadapat papa kandung yang berada di depannya ini.

"ANAK KURANG AJAR KAMU" tangan Hendry yang hampir saja menampar Ellgar yang berada di depannya, tetapi tangannya sudah terlebih dahulu di tahan oleh Raina, mama tiri Ellgar.

"Jangan mas" ucap Raina memohon agar anaknya tidak di tampar oleh Hendry.

Raina tahu bahwa Ellgar sangat membenci dirinya, tapi Raina selalu terus mencoba untuk mengambil hati Ellgar.

Hendry melepaskan genggaman Raina yang menahan tangannya lalu menghembuskan nafas kasar sembari pergi dari kamar anaknya itu.

Raina melihat Ellgar yang menatapnya seolah mengartikan kata kebencian, Raina yang mengerti bahwa Ellgar tidak nyaman akan kehadirannya langsung beranjak dari kamar anaknya itu.

Seseorang masuk kedalam kamar itu, ia ingin memberikan sedikit semangat untuk adik laki lakinya ini. karena ia tahu, banyak sekali masalah demi masalah yang terus datang.

Nouval, kakak laki laki yang baru sebulan mengenali Ellgar. Nouval bahkan tidak bisa mengenali siapa Ellgar itu, karena sangat susah untuk mencari lebih dalam tentang adik laki lakinya itu.

Ellgar terlalu tertutup.

"Semangat, gue tahu lo mampu lewati semua masalah dan pahitnya hidup" ucap Nouval kaku. Karena sebelumnya ia belum pernah benar benar mengobrol langsung dengan Ellgar.

Ellgar melirik Nouval tajam. Seolah menandakan tanda tidak suka, ia tidak suka dunianya sendiri diganggu oleh orang lain atau orang yang berada di sekitarnya.

"Jangan bersikap seolah lo kenal gue,karena pada nyatanya lo termasuk dari daftar orang yang paling gue benci" ucap Ellgar sembari mengode agar orang yang berada di depannya ini pergi dari hadapannya, sungguh ia sangat tidak merasa nyaman.

"Gue cuma mau kenal lo lebih dalam, ga lebih. Gue tau lo benci sama gue, tapi lo juga harus belajar menerima gue sebagai kakak lo," jeda Nouval.

"Untuk keluarga kita, untuk kebahagian mama papa juga" lanjut Nouval menatap Ellgar dalam penuh harap. Karena sungguh, ia juga menginginkan keluarga yang utuh seperti orang di luar sana.

"Gue gapeduli, gue bukan bagian dari keuarga kalian" ucap Ellgar mengarahkan pandangannya kearah jendela kamarnya yang terbuka lebar menunjukkan pemandangan indah malam hari serta bintang bintang yang menemani langit.

Nouval menghembuskan nafasnya pelan, ternyata Ellgar sangat menakutkan dari yang ia kira.

"Seenggaknya lo menganggap gue sebagai kakak lo" ucap Nouval. Mungkin bisa dibilang ia agak sedikit egois, tapi ini demi kebaikan keluarganya.

"Bahkan gue ngga menganggap lo sebagai manusia" ucap Ellgar lalu pergi dari kamarnya.

Ia ingin mencari udara dan ketenangan di tengah malam dengan diiringi oleh pemandangan alam di taman rumahnya.

Ellgar menduduki kursi yang berada tepat ditengah taman rumahnya.

Ellgar mengambil satu batang rokok di dalam sakunya dan terus menghisapnya.

Ellgar sudah aktif menggunakan rokok sejak smp, belum ada yang mengetahui hal ini. Ia tahu ini sangat berbahaya dan sangat beresiko untuk tubuhnya, tapi bagi Elgar ini adalah salah satu cara untuk meredakan emosinya.

Kurang lebih, sudah hampir tiga tahun ia menggunakan rokok sebagai bahan pelampiasan dirinya.

Ia melihat langit di atas sana yang selalu di temani oleh bulan dan bintang yang selalu ada saat malam menerjang. Beruntungnya langit, karena bintang dan bulan selalu menemaninya dikala malam hari telah tiba. Bahkan disaat bintang dan bulan tahu bahwa langit berselingkuh dengan matahari di pagi hari.

Ellgar menghembuskan nafas kasar.

Penyakit radang otot jantungnya selalu kambuh saat dia terlalu banyak memikirkan banyak hal.

Penyakit radang otot jantung bisa disebut juga dengan Miokarditis. Miokarditis adalah kondisi di mana terjadi peradangan atau inflamasi pada otot jantung (miokardium). Otot ini bertanggung jawab pada fungsi jantung dalam memompa darah ke seluruh organ tubuh. Ketika otot ini mengalami peradangan, maka fungsi jantung dalam memompa darah pun akan terganggu. Akibatnya, muncul gejala-gejala berupa nyeri dada, gangguan irama jantung, dan sesak napas.

Dan penyakitnya semakin bertambah parah saat mengetahui papanya sudah menikah lagi, bahkan saat sudah menikah papa selalu main belakang terhadap istri barunya. Sudah berkali kali Ellgar melihat simpanan papanya yang datang kerumah disaat mama tidak dirumah. Dan bukan hanya satu orang, selalu berbeda beda disetiap harinya.

"Bahkan gue lupa bagaimana caranya menangis"

TBC

Jika masih bisa membaca, pasti juga bisa memberikan vote.
Terimakasih....
IG:@kezia.rachelia_

ELLGAR (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang