Seorang perempuan berdiri di depan pintu dengan melihat temannya yang sedang duduk di kursi sofa dalam gudang.
Terlihat jelas seorang perempuan itu tertawa dengan sangat lebar sehingga membuat temannya yang berada di sofa tersebut ketakutan padahal mereka yang sama sama ingin mendapatkan keadilan.
Ya, mereka ingin keadilan satu sama lain.
Tentu saja.
"Gimana?" ucap perempuan yang bersandar di dinding pintu.
"Aman, lo tinggal terima bersih aja" ucap perempuan itu lalu berjalan menuju rekannya yang duduk di sofa.
"Bagus kita jalanin rencana kita lusa depan" ucap rekannya yang berada duduk disofa membuat seorang perempuan itu tersenyum.
Sementara itu Arshi hingga sekarang masih menatap pesan singkat yang Ellgar berikan padanya.
Bersingkat namun bermakna.
Padahal sekarang sudah pagi tiba, ia mematikan layar ponselnya semalam saat ia melihat pesan singkat yang Ellgar kirimkan kepadanya.
Dikarenakan dirinya merasa terlalu lelah akhirnya ia tertidur dan akibatnya ia bangun dengan belum membalas pesan Ellgar.
"Ihh kok Arshi jadi bimbang gini sih?" ucap Arshi melihat ponselnya secara telungkup dan meneggelamkan kepalanya di tangan Arshi.
Tempatnya di atas kasurnya.
"Arshi ngga bisa tahan lagi, jadi Arshi harus jual mahal gitu?" ucap Arshi kepada dirinya sendiri.
"Arshi balas aja deh.. " ucap Arshi menjeda ucapannya "Tapi Arshi harus jawab apa?" ucap Arshi masih berbincang kepada dirinya sendiri lagi.
Arshi kembali melihat ponselnya yang menampakkan room chat dirinya dan juga Ellgar disana.
Masih dengan Ellgar yang menanyakan Bagaimana kabar Arshi.
Arshi mengetik dengan perlahan lahan sampe sampe tangannya tremor untuk mengirim pesan kepada Ellgar setelah selesai mengetik kata sebelum dikirim.
Dengan cepat Arshi langsung menekan tombol kirim dan juga menekan tombol tengah di ponselnya dan langsung menutup layarnya agar Arshi bisa mendengar bunyi nontifikasi dari Ellgar.
Arshi menutup matanya untuk menunggu Ellgar yang menjawab pesannya.
Beberapa menit ia menunggu sembari menutup matanya, jika dihitung kurang lebih lima menit ia menunggu dengan tidak ada kepastian.
Ting!!
Dengan cepat Arshi langsung membuka matanya dan dengan sangat cepat ia mengambil ponselnya yang berada di depannya lalu membuka layar ponselnya.
Dilihat Arshi pusat pemberitahuan.
Dan ternyata hal itu membuat raut wajah Arshi seketika berubah dikarenakan kiranya di awal Ellgar membalas pesan linenya dan ternyata itu adalah pemberitahuan yang lain dari temannya.
"Ahh seharusnya Arshi setel bunyi nontifikasi special khusus untuk Ellgar" ucap Arshi dengan cemberut dan menenggelamkan wajahnya pada tangannyabdiatas kasur.
Ternyata Arshi di prank oleh ponselnya sendiri.
Arshi menyandarkan pipi kanannya pada bantal lalu menutup matanya tetapi bukan untuk tidur melainkan untuk menetralkan dirinya dan menenagkan dirinya.
Ting!!
"Awas aja kalau bukan Ellgar" ucap Arshi membuka matanya kali ini dengan perasaan biasa saja ia tidak ingin untuk di php oleh ponselnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLGAR (TAMAT)
Teen FictionLangit yang menghitam disambut dinginnya udara yang diiringi derasnya hujan yang begitu mencengkram. Sungguh kejamnya dunia ini yang tidak membawa keadilan untuk semua orang. Ini tentang hidup seseorang yang berkali kali dimatikan. Dengan senyum...