Setelah meminum obat pil Ellgar memutuskan untuk tidur karena dirasanya waktu sudah larut malam.
Ellgar mencari posisi yang nyaman menurutnya untuk tidur malam ini.
Sudah beberapa kali ia mencoba tetap saja tubuhnya sangat tidak nyaman.
Apa yang harus Ellgar lakukan?
Apakah begadang hingga pagi? itu akan memperburuk demmanya.
Entah mengapa angin malam yang sepoi sepoi seakan masuk lewat jendela kamar Ellgar padahal jendela kamar Ellgar tidak terbuka sama sekali.
Waktu terus berjalan sampai sekarang Ellgar masih kesulitan untuk tidur, dahunya yang terus mengeluarkan keringat padahal tubuhnya sangat merasa kedinginan, nyeri yang tersapat di punggung bawah dan pinggangnya pun sedikit kambuh.
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam, beberapa menit berlalu akhirnya Ellgar sudah tertidur dengan pulas walaupun agak merasa tidak nyaman di tempat tidurnya.
Pagipun tiba, ternyata Ellgar tertidur hingga pukul sepuluh pagi mungkin dikarenakan ia tidur larut malam pikirnya.
Badannya agak sedikit mendingan dibandingkan semalam malam, tetapi ternyata demamnya belum sembuh.
Ellgar mencoba untuk duduk duduk dari tidurnya.
Sepertinya dia butuh berjemur.
Setelah beberapa detik Ellgar berdiri dari tidurnya lalu berjalan dengan pelan dan dengan panduan barang barang yang bearada disekitarnya.
Ia berjalan menuju jendela kamarnya.
Ellgar memvuka korden jendelanya, sebenarnya ia tahu ini sudah cukup siang untuk berjemur tetapi jika masih ada matahari itu sudah lebih dari cukup bagi Ellgar.
Ellgar membuka kaca kamarnya dan langsung menampakkan balkon kamarnya yang hanya cukup beberapa orang itu.
Ellgar duduk di kursi balkon itu, lalu menikmati panasnya pagi yang akan siang.
Setelah hampir beberapa menit dan waktu sudah hampir menuju siang hari Ellgar berdiri dari duduknya dan meletakkan kursi kembali ke tempatnya.
Ellgar melihat suhu tubuhnya, sepertinya ia akan mandi.
Ellgar dengan perlahan mengambil handuknya, ia merasa kepalanya agak sedikit pusing tapi Ellgar harus memaksakannya.
Ellgar mengambil handuknya dan berjalan menuju kamar mandi.
Bik Ina datang dari balik pintu mengagetkan Ellgar yang akan masuk ke kamar mandi.
"Yaampun Den Ellgar, kenapa mau mandi? Den Ellgar kan lagi sakit" omel Bik Ina yang terdengar sangat kuat.
"Gapapa bik, supaya cepat sembuh juga" ucap Ellgar tersenyum singkat kepada Bik Ina.
"Bibik masakin air panas aja gimana? Nanti Den Ellgar mandi pakai air anget" tawar Bik Ina saat Ellgar sudah tiba di depan pintu kamar mandi yang berada di kamarnya.
"Nggausah bik Ellgar kuat bik, lagi pula Ellgar sudah besar" ucap Ellgar kepada Bik Ina yang masih setia berdiri di depan pintu kamar mandinya.
"Yaudah, tapi sehabis itu makan ya Den udah bibik siapin di bawah nanti bibik bawa kesini" ucap Bik Ina yang pasrah dikarenakan ia tahu mau beberapa kali pun ia memperingati Ellgar pasti juga tidak akan didengar.
"Iya Bik" ucap Ellgar ingin cepat menyelesaikan dan lamgsung mandi.
"Bibik keluar dulu ya Den" ucap Bik Ina yang ingin menutup pintu kamar Ellgar.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELLGAR (TAMAT)
Teen FictionLangit yang menghitam disambut dinginnya udara yang diiringi derasnya hujan yang begitu mencengkram. Sungguh kejamnya dunia ini yang tidak membawa keadilan untuk semua orang. Ini tentang hidup seseorang yang berkali kali dimatikan. Dengan senyum...