5. Mars

432 85 4
                                    

Aku akan terus berusaha untuk membuatmu kembali ke pelukanku.

•••

"El, Ta, yang tadi sama Tiara siapa?" tanya Anrez to the point.

"Kenapa lo tanya-tanya?" sewot Eartha kepada Anrez membuatnya mengerutkan kening heran. Ia salah apa pada Eartha?

"Lo gak usah sewot, Anrez bingung tuh," kata Elara dengan kekehannya melihat wajah Anrez yang kebingungan.

"Biasa aja muka lo. Itu tadi Mars, saudaranya Tiara. Tenang aja, Tiara masih jomblo kok. Siap untuk lo perjuangin lagi," ucap Elara membuat Anrez bernapas lega.

"Rez," panggil Eartha.

"Apa?"

"Gimana? Gak ada kemajuan, ya?" tanya Eartha kepada Anrez.

Anrez menggeleng. "Enggak. Baru hari pertama juga lagi."

"Apa enggak sebaiknya lo cerita aja ke Abang sama Kakak?" sahut Elara.

Ia pikir, akan lebih baik kalau Anrez menceritakan semuanya kepada abang dan kakaknya. Siapa tau mereka bisa membantu berbicara pada Tiara.

"Gak apa-apa emangnya?" tanya Anrez ragu kalau dirinya harus menceritakan kepada abang dan kakak.

"Ya mereka pasti gak apa-apa lah. Lo sungkan, ya?" ucap Eartha menebak dan tentunya tepat sasaran. Anrez mengangguk pelan tanda ia memang sungkan. Siapa yang gak akan sungkan sih harus bercerita pada atasannya sendiri?

"Lo gak usah sungkan, Rez. Mereka pasti dengan senang hati menerima cerita lo. Apalagi mereka udah denger ceritanya dari sudut pandang Tiara, mereka juga harus denger ceritanya dari sudut pandang lo," jelas Elara berusaha meyakinkan Anrez.

"Okey deh, besok gue coba temuin abang sama kakak," putus Anrez final. Akhirnya, ia menemukan titik terang dalam masalahnya dengan Tiara.

"Rez!" panggil seseorang.

Sontak mereka bertiga menoleh ke arah sumber suara. Eartha dan juga Elara melebarkan kedua matanya kompak saking terkejutnya dengan apa yang mereka lihat.

"Atlas?!"

"Eh, hai, Tata. Hai, El," sapa Atlas ramah sambil berjalan mendekati mereka.

Atlas merentangkan kedua tangannya mengisyaratkan pelukan karena hari ini mereka bertemu kembali setelah sekian lama. Eartha yang masih tercengang pun tanpa sadar memeluk tubuh Atlas, bergantian dengan Elara.

"Kenapa sih? Mukanya gitu banget," protes Atlas ketika ia melihat wajah Eartha dan Elara yang masih terkejut.

"LO KOK BISA DI SINI?" teriak Eartha setelah ia sadar dari keterkejutannya.

Atlas terkekeh pelan. "Gue pulang ke Indonesia bareng sama Anrez, Ta."

"Bagus, ya. Masih inget pulang lo berdua? Tiba-tiba pula munculnya. Eh, tiba-tiba juga sih perginya," sahut Elara sedikit menyindir kedua temannya.

"Soon lo berdua harus cerita sih ke kita. Gila apa, ya lo pada. Ngilang seenak jidat, dateng lagi segampang ngebalikin telapak tangan," kesal Eartha.

•••

Mars dan Tiara sudah berada di restoran Jepang favorit mereka. Untuk sekedar makan malam bersama dan bercerita restoran ini adalah tempat yang nyaman.

"Tau gak, Ti? Di rumah sakit, ada psikolog baru loh."

"Oh ya? Siapa tuh?" tanya Tiara antusias. Ia memang selalu seantusias itu ketika mendengar saudaranya bercerita kepadanya.

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang