Melihatmu saja sudah membuatku senang, apalagi kalau kamu menjadi milikku lagi.
•••
"Atlas?"
"TITI?" pekik Atlas girang ketika ia melihat keberadaan Tiara yang duduk di samping Anrez. Sama dengan tadi di kantor, Atlas merentangkan kedua tangannya untuk berpelukan dengan Tiara.
"Gak mau gue meluk lo," tolak Tiara sontak membuat Anrez tertawa melihatnya.
"Yah, kenapa, Ti?"
"Ya udah deng, peluuukkk," kata Tiara berubah pikiran membuat Anrez melebarkan kedua matanya terkejut.
Atlas dengan senang hati menerima pelukan dari Tiara. Tak dipungkiri, ia pun merindukan teman-temannya selama di London.
"Ti, kok dipeluk Atlas mau, tapi dipeluk aku gak mau?" protes Anrez saat Tiara memeluk tubuh Atlas tanpa keraguan. Cemburu.
"Wih, udah balikan nih?" goda Atlas.
"Enggaakkk iishhh," rengek Tiara lagi. Kali ini kepada Atlas.
"Udah-udah, pesen makanan gih," seru Hana menyudahi topik mereka.
"Lo udah pesen makan, Rez?" tanya Atlas kepada Anrez.
"Belum, gue nungguin lo."
"Titi? Mau pesen makan?" tawar Atlas.
"Gue udah makan tadi, tapi gue ikut deh, mau pesen minum."
Tangan Atlas terulur merangkul tubuh Tiara membuat Anrez iri, eh cemburu. Jangankan ia bisa merangkul, Tiara berbicara padanya pun enggan. Sabar, Anrez.
"Lo mau apa, Ti?" tanya Atlas.
"Emm, gue mau jus stroberi aja deh."
"Bener gak mau makan, Ti?" Kali ini, Anrez yang bertanya pada Tiara.
"Bener," respon Tiara singkat. Rasanya Anrez ingin salto saat itu juga karena perempuan itu sangat cuek kepadanya.
Setelah 5 menit mereka memesan makanan, akhirnya mereka kembali ke meja makan.
"Titi pulang dari London kapan waktu itu?" tanya Feli membuka obrolan.
"Tiga tahun yang lalu, Tan."
"Tinggal dimana sekarang?"
"Sekarang Tiara udah pengen mandiri katanya, Mbak. Tinggal di apartemen sekarang dia. Jadi aku ditinggal anak-anak deh," sahut Hana.
"Iishh, Bundaa. Kan Titi sama Abang masih suka ke rumah. Jangan gituu," kata Tiara ketika mendengar bundanya curhat.
Feli terkekeh mendengar perdebatan antara anak dan ibu itu. "Kenapa lebih milih tinggal di apartemen?"
"Soalnya, jarak rumah sama kantor jauh, Tan. Jadi, aku pindah aja deh ke apartemen yang lebih deket dari kantor. Abang sama Kakak juga pada tinggal di apartemen yang sama kok, Tan."
"Di sana juga keamanannya ketat banget. Setiap ada tamu yang mau berkunjung ke sana, harus dicek segala macem dulu, kalau udah aman baru boleh masuk," lanjut Tiara. Terlihat Feli menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Atlas sekarang kerja dimana?" tanya Hana.
"Di Rumah Sakit Pelita, Tan. Atlas di sana ambil psikolog."
"Sama Mars dong?" tanya Hana lagi.
Atlas berpikir ketika nama 'Mars' terlontar dari mulut Hana. Seperti familiar, tapi ia lupa.
"Mars atasan lo. Dia manajer di Pelita, masa lo gak inget sih?" kata Tiara mengingatkan Atlas membuatnya jadi ingat dengan Mars.
"Oh, gue inget, Ti," balas Atlas sambil cengengesan dengan tampangnya yang watados.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance ✓
Teen FictionKenapa kamu pergi disaat aku gak pernah sekalipun ngebayangin hariku tanpa kamu? Tiara Andini Zefanya. Perempuan yang selama bertahun-tahun mengeraskan hatinya karena laki-laki yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Selama bertahun-tahun, ia be...