57. Dia Siapa?

263 72 8
                                    

Selama ada yang sayang sama kamu, dijaga, ya! Soalnya kalau udah hilang, biasanya susah buat ditemuin lagi.

•••

"Tiara?"

Anrez langsung melepaskan pelukannya dari Ariel lalu berdiri dari duduknya. Ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Tiara. Tangannya terulur untuk menggapai tangan Tiara.

Dengan secepat kilat, Tiara menjauhkan tangannya dari jangkauan Anrez. Tidak ingin cowok itu sentuh sedikitpun. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir.

Tiara menatap nanar ke arah Anrez. "Jadi ini, ya, alesan kamu gak ngabarin aku? Sibuk nenangin cewek lain, ya?"

"Dia.. siapa?"

"Kamu udah makan malem, ya, sama dia? Gak apa-apa sih, lagian masakan aku udah berantakan juga."

Anrez bungkam. Ia meneguk salivanya susah payah, lidahnya seolah kelu. Anrez tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Bahkan untuk membela dirinya sendiri.

"Maaf, ya, aku ganggu acara kamu."

"Ti-"

Tanpa mendengar jawaban Anrez, Tiara langsung mengangkat kakinya dari unit apartemen cowok itu. Rasanya sangat sesak sekali ketika melihat Anrez memeluk perempuan lain.

Tiara cemburu. Pelukan itu adalah miliknya. Dan malam ini, Tiara melihat pelukan miliknya, diambil oleh orang lain.

Tujuannya hanya satu, kembali ke unitnya dan menemui sahabatnya yang sedang berada di sana. Yang Tiara butuhkan hanyalah kehadiran dan pelukan hangat dari mereka.

Ceklek

Tiara berjalan gontai memasuki unit apartemennya dengan air mata yang masih mengalir.

"Ti, kenapa?" tanya Saga khawatir.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Saga, Tiara memeluk tubuh cowok itu erat. Menumpahkan air matanya di dalam dekapan Saga.

Rasa sakit, kecewa, marah, kesal, bingung, semuanya Tiara tumpahkan di dalam pelukan Saga.

Saga mengelus punggung Tiara guna menenangkan gadis itu. Memilih untuk diam dan tidak banyak bertanya. Sekarang ia fokus menenangkan Tiara tanpa banyak bertanya.

"Ssttt tenang, Ti. Ada aku."

Tiara sesenggukan. "Anrez.. jahat.."

"Iya-iya, nanti cerita, ya. Kamu yang tenang dulu," kata Saga lembut. Tiara menganggukkan kepalanya kemudian mengeratkan pelukannya pada cowok itu.

Eartha, Elara, Atlas dan Awan menatap dengan tatapan yang sulit diartikan. Anrez ini sebenarnya kenapa sih?

Tanpa sadar, tangan Atlas sudah terkepal di atas meja. Menahan gejolak emosi yang meluap-luap. Pasti masalahnya tidak jauh dari Anrez dan Ariel.

"Sabar, yang," ujar Eartha seraya mengelus bahu Atlas.

"Si Anrez kenapa sih? Suka banget cari gara-gara," ucap Atlas pelan.

Atlas mengalihkan pandangannya ke arah Awan. "Samperin yuk, Wan."

"Eh, mau ngapain?" tanya Elara.

"Nyamperin Anrez. Ayo, Wan."

Atlas dan Awan beranjak dari sana menuju unit apartemen Anrez tanpa bisa dicegah. Eartha dan Elara memilih untuk membiarkan keduanya menghampiri Anrez ke unitnya, dirasa mereka sudah cukup dewasa untuk membicarakan masalah.

Sementara Saga masih menenangkan Tiara. Sekarang keduanya sedang duduk berdua di ruang tengah. Tiara masih menangis. Saga duduk menghadap penuh ke arah Tiara.

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang