I just wanna be happy with you. That's all.
•••
"Udah enakan, Ti?" tanya Elara. Sore harinya, ruang rawat Tiara dipenuhi oleh teman-temannya.
Tiara mengangguk. "Gue udah gak apa-apa kok. Yaa, paling cuman perih dikit aja."
Eartha menghela napasnya. "Gue aneh loh sama si Rigel. Bisa-bisanya dia bikin orang luka-luka gini."
"Sebenernya apa sih alasan kuat yang buat dia dipecat selain masalah kemarin?" tanya Atlas. Baik dirinya dan Awan, keduanya sudah mengetahui perihal Rigel.
"Selain dia yang ngancem kita waktu di Jogja, masalah foto itu sampe dia bawa-bawa Adel alias salah satu karyawan di Gistex, ternyata dia udah penggelapan uang di kantornya. Otomatis, Rigel udah kena beberapa pasal tuh," sahut Anrez.
Awan mengangguk. "Penggelapan uang aja udah kena pasal lima tahun penjara."
"Iya, apalagi soal foto. Itu termasuk pencemaran nama baik kalau menurut gue," ucap Eartha.
"Rigel emang udah gila. Orang tuanya gak merhatiin dia apa, ya?" tanya Elara.
"Iya, ya. Kalau dia sampe ngelakuin kayak gini dari awal, orang tuanya gak tau apa gimana, ya?" balas Eartha.
"Tapi lo mau laporin polisi, Ti?" tanya Awan.
"Iya, bukannya dia udah dibawa Abang ke kantor polisi?" tanya Tiara dibalas anggukan oleh yang lain.
"Yaa, awalnya gue gak akan laporin dia ke polisi. Tapi kalau liat sekarang nih, dia udah cari masalah di tempat umum, bikin orang luka-luka, gue bakal laporin. Kalau gue gak laporin juga, Anrez bakal laporin tuh kayaknya. Abang sama Kakak juga, apalagi Bunda sama Ayah," sambung Tiara.
"Ya, iya lah, sayang. Dia dari awal udah cari ribut sama kita, terus sekarang bikin kamu luka kayak gini. Ya, harus dilaporin dong," sahut Anrez.
"Iyaa, maksudku, awalnya gak dilaporin juga gak apa-apa. Toh sekarang aku sama Anrez balik lagi kok. Tapi berhubung dia udah gak wajar caranya, ya, laporin dong," balas Tiara.
"Yaa, semoga dia segera tobat, ya, guys."
•••
"Sayang, besok gak usah kerja dulu, ya?" ucap Anrez. Sekarang keduanya sudah berada di apartemen Tiara. Dokter sudah mengizinkan Tiara pulang dari rumah sakit.
Tiara cemberut. "Kok gituuuu?"
"Istirahat aja dulu, yang. Katanya, 'kan masih perih-perih. Mending istirahat dulu aja, ya, di apartemen?"
"Gak maauuuuu, nanti aku bosen. Kamunya kerjaaa," balas Tiara.
Anrez terkekeh. "Nanti pulang kerja aku ke sini dehh. Yaa? Nurut, okay?"
"Ya udah deh," balas Tiara dengan bibirnya yang masih cemberut.
"Jangan cemberut dong, sayang. Minta dicium, ya?"
Tiara memukul bahu Anrez. "Modus kamu."
Anrez cengengesan. "Aku tidur di sini deh malem ini." Sontak mata Tiara berbinar. Mood-nya seketika langsung berubah.
"Serius?"
"Serius, sayang. Sana gih bersih-bersih," seru Anrez.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance ✓
Teen FictionKenapa kamu pergi disaat aku gak pernah sekalipun ngebayangin hariku tanpa kamu? Tiara Andini Zefanya. Perempuan yang selama bertahun-tahun mengeraskan hatinya karena laki-laki yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Selama bertahun-tahun, ia be...