Kalau kamu bosan, bilang. Jangan malah menghilang.
•••
"Halo."
"Kok dingin gitu sih?"
"Ada apa sih, Ti?"
"Kamu kok gitu? Kok cuek? Kamu bosen, ya, sama aku?"
Anrez berdecak. "Enggak, Ti. Aku lagi sibuk aja."
"Sibuk ngapain? Kenapa chat Abang dibales, chat dari aku enggak?"
"Gak sempet."
"Anreezzz, kok kamu gini sih?"
Anrez menghela napas kasar. "Kenapa apa sih? Aku biasa aja loh. Kamu jangan besar-besarin hal sepele deh."
"Kamu kalau bosen bilang sama aku, jangan malah ngilang. Ya udah, aku tau kamu sibuk. Maaf, ya, udah ganggu kamu."
"Ti—"
Tutt tutt
Anrez mengacak rambutnya frustasi. Ia kenapa? Kenapa responnya pada Tiara jauh dari kebiasaannya? Anrez sadar, ia sudah menyakiti Tiara lagi tadi.
Ah, ya sudah lah. Lebih baik sekarang Anrez segera membersihkan badannya dan kembali ke unit apartemen Ariel. Cewek itu sudah menunggunya di sana.
•••
"Abaangggg." Tiara langsung menghambur ke pelukan Langit, menumpahkan semua rasa sakit dan kecewanya selepas panggilan terputus.
"Eh, kenapa?"
Tidak ada jawaban dari Tiara. Yang dapat ia dengar hanyalah suara tangisan dari adiknya. Langit mengelus lembut puncak kepala Tiara seraya mengecupnya sesekali.
"Ssttt kok nangis, Dek?"
"Anrez," lirih Tiara.
"Hm? Anrez kenapa?" tanya Langit lembut.
"Anrez berubah. Anrez berubah, dingin, cuek ke Titi. Anrez kenapa sih, Bang?"
"Ssttt sayanggg, jangan nangis, ya? Anrez mungkin lagi sibuk aja di sana, lagi hectic banget kayaknya kerjaan dia," ucap Langit lembut, berusaha menenangkan adiknya.
"Tapi biasanya kalau sibuk banget, gak kayak gini, Abang."
"Iya-iya, sebentar lagi kita, 'kan, pulang. Sabar, ya. Nanti kalau udah di Indonesia, temuin Anrez terus omongin semua, ya?"
Tiara menganggukkan kepalanya lalu kembali mengeratkan pelukannya pada tubuh kekar milik Langit.
"Everything's gonna be alright, sweetie."
•••
Saga melangkahkan kakinya memasuki kantor The Harsa. Ada yang tau tujuannya ke kantor itu?
Semalam tadi, Tiara meneleponnya. Cewek itu menelepon sambil menangis. Sekarang Saga sudah tau alasan Tiara menangis. Ya, siapa lagi kalau bukan Anrez?
Ia bukannya mau cari keributan. Tapi bukannya Anrez yang lebih dulu mencari keributan? Dalam hatinya merasa kesal dan kecewa saat sahabatnya disakiti untuk yang kesekian kalinya oleh Anrez.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance ✓
Teen FictionKenapa kamu pergi disaat aku gak pernah sekalipun ngebayangin hariku tanpa kamu? Tiara Andini Zefanya. Perempuan yang selama bertahun-tahun mengeraskan hatinya karena laki-laki yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Selama bertahun-tahun, ia be...