26. Kecewa

295 77 12
                                    

Baiklah, aku tidak marah. Aku hanya kecewa padamu, dan pada diriku sendiri.

•••

Setelah makan siang, Tiara memilih untuk pamit kepada kedua orang tuanya. Ia memutuskan untuk pulang ke unit apartemennya.

Rencananya, Tiara akan berjalan-jalan ke mall terlebih dahulu. Ya, anggap saja self healing. Ia sadar, waktunya untuk diri sendiri jarang sekali. Tiara butuh me time.

Tak berselang lama, akhirnya Tiara sudah sampai di PIM. Salah satu mall favorit Tiara di Jakarta.

Senyum tipisnya mengiringi langkah Tiara memasuki PIM. Ia menengok kanan kiri mencari sesuatu yang menarik perhatiannya.

Langkah Tiara berjalan menuju Sephora. Melihat-lihat alat make up, dan mencobanya beberapa.

Tiara menyunggingkan senyumnya saat dua lipstik sangat cocok untuknya. Tanpa pikir panjang, Tiara segera berjalan ke kasir, lalu membayarnya. Ia suka berbelanja. Kadang, mood-nya suka naik drastis setelah Tiara berbelanja.

Setelah selesai dengan dunia make up, Tiara berjalan ke arah Bershka. Yang ia tau, baju-baju di Bershka memang lucu-lucu dan menarik perhatiannya.

Tiara melihat-lihat beberapa baju yang tergantung di sana. Ia mengambil beberapa baju yang menarik perhatiannya kemudian mencobanya. Setelah dirasa pas dan cocok, Tiara membayarnya lalu keluar dari Bershka.

Sudah dua toko yang Tiara kunjungi, padahal belum sampai setengah jam ia sampai di PIM.

Tidak apa, kawan. Namanya me time, self healing, jadi kalau belanjaannya agak overload, mohon dimaklumi, ya.

Langkahnya membawa Tiara ke toko sepatu. Lagi-lagi gadis itu melihat-lihat sepatu yang sekiranya menarik perhatian.

Perhatian Tiara tertuju pada sepatu Converse berwarna biru dongker. Ia mengambil sepatu tersebut lalu menanyakan size ukuran yang pas untuk kakinya.

Setelah beberapa saat, sepatu dengan model yang sama berukuran 39 sudah berada di tangannya. Tanpa menunggu lama, Tiara mencoba sepatu tersebut. Pas.

Tiara membuka sepatu itu, lalu memberikannya lagi kepada pegawainya.

"Yang itu jadi, ya, Mas."

"Oke, Kak. Boleh langsung ke kasir, ya."

Tiara menganggukkan kepalanya lalu berjalan menyusul pegawai tersebut menuju kasir. Setelah menyelesaikan transaksi sepatunya, Tiara keluar dari toko tersebut.

Menyadari kalau barang belanjaannya sudah lebih dari cukup, dan mood-nya pun sudah sangat membaik, Tiara memutuskan untuk segera pulang ke unit apartemennya.

Tiara berjalan menuju basement lalu masuk ke dalam mobilnya setelah menyimpan belanjaannya.

Gadis itu segera menancap gasnya pergi dari PIM. Mobil milik Tiara melenggang di jalan raya. Jalanan Jakarta kali ini agak kosong karena belum jamnya pulang kantor.

Tiara menepikan mobilnya di pinggir jalan. Tiba-tiba ia ingin membeli mie bakso, jadi Tiara memutuskan untuk menepikan mobilnya terlebih dahulu saat matanya menangkap penjual mie bakso.

Tiara turun dari mobilnya dengan membawa dompet dan juga ponselnya. Saat ia berjalan di trotoar, tiba-tiba dua orang preman datang menghampirinya.

"Hey, Neng. Mau kemana?" tanya preman.

"Pulang sama Abang aja, yuk."

Tiara mundur beberapa langkah untuk menghindari preman tersebut. Bukannya menjauh, preman itu malah berjalan mendekatinya.

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang