73. Perfect Happiness

282 77 10
                                    

Ternyata hal sederhana yang kamu lakukan untukku, bisa membuatku menemukan kebahagiaan yang tak terbendung hebatnya.

•••

"Oh, jadi kamu pernah nangis pas aku baru masuk kantor, yang?" tanya Anrez yang baru mengetahui fakta tersebut.

Tiara memukul bahu Anrez. "Diem gak."

Sekarang mereka sedang duduk di kursi. Acara resepsi baru dimulai satu jam yang lalu. Anrez, Tiara, dan temannya yang lain sekarang beristirahat dari menyambut para tamu.

"Kenapa dipukul sih, yang? Aku cuman nanya aja loh."

"Jangan dibahasss. Aku maluuuu," rengek Tiara.

Anrez terkikik geli dengan tangannya yang terulur mengelus puncak kepala Tiara lembut. "Iya deh gak dibahas."

"Kok Om Arya yang nemenin Tante, yang?" tanya Anrez.

Tiara menoleh ke arah pelaminan lalu mengangguk. "Papa Arya yang nawarin sendiri. Asalnya mau sama Bang Bintang, 'kan, tapi katanya Abang mending nemenin Kak Bulan aja. Kakak lagi hamil juga, 'kan."

Anrez manggut-manggut. "Udah selesai makannya? Mau nyemil apa gak? Aku bawain."

"Aku mau jus aja deh, yang."

"Okay, aku bawa dulu bentar, ya," kata Anrez dibalas anggukan oleh Tiara.

Tiara membuka high heels yang ia gunakan. Kakinya sangat pegal sekali menggunakan hight heels sejak pagi tadi. Ditambah harus berjalan kesana kemari menyambut para tamu.

Gadis itu tersenyum manis memperhatikan Langit dan Pelangi yang tengah berbahagia hari ini. Sangat terlihat jelas raut wajah bahagia dari abangnya.

Tiara mengalihkan pandangannya ke arah teman-temannya yang sedang tengah berbahagia juga dengan pasangannya masing-masing.

Ia mengalihkan pandangannya lagi ke arah Bintang dan Bulan. Kedua kakak yang sedang berbahagia karena sudah diberikan malaikat kecil oleh Tuhan.

Tiara menyunggingkan senyumnya. Merasa sangat bahagia juga rasanya melihat orang-orang di sekitarnya bahagia. Ia dapat meyakini, kalau ayahnya di Surga juga ikut bahagia.

"Hey, sayang. Mikirin apa?" tanya Anrez yang baru saja kembali mengambil jus.

"Itu, itu, sama itu," jawab Tiara menunjuk ke arah pelaminan, lalu teman-temannya, dan terakhir Bintang juga Bulan.

"Seneng, ya?"

Tiara mengangguk. "Ayah pasti seneng liatnya."

Tangan Anrez terulur mengambil tangan Tiara untuk ia genggam erat. "Iya, sayang. Ayah pasti seneng liat Bunda dan anak-anaknya bahagia. Jadi, kamu harus bahagia terus, ya?"

"Buat aku bahagia terus dongg," balas Tiara lalu menyandarkan kepalanya di bahu Anrez dengan tangannya yang melingkar di lengan sang pacar.

"Pasti. Akan aku usahakan."

•••

"Lo hamil?" tanya Pelangi.

Bulan mengangguk. "Iyaaaa."

"AAAA SELAMAAATTTT," pekik Pelangi beralih memeluk Bulan erat-erat.

"Wah, baru nikah gue udah mau jadi Tante aja nih."

"Cepetan nyusul, ya," balas Bulan.

"Aamiin."

"Nanti malem bisa kali, gas pol," ucap Bulan.

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang