"Yang," panggil Tiara.
"Iyaa?" jawab Anrez dengan tatapannya yang lembut, seperti biasa.
"Kamu, 'kan, kerjaannya tambah banyak nih sekarang. Jangan capek-capek, ya? Kalau belum selesai, jangan dipaksain sampe begadang, atau bilang aku. Aku pasti bantuin kamu kok. Aku gak mau kamu sakit."
Anrez tersenyum. "Sayang banget sama aku, ya?"
Tiara berdecak kesal seraya memukul bahu Anrez. "Pake ditanya lagi."
"Kok dipukul, sayang?" Anrez mengelus bahunya yang baru saja mendapat pukulan dari Tiara.
"Abis ngeselin sih."
"Iya, sayang. Jangan kesel gitu dong. Kalau aku sakit, 'kan, ada kamu," ucap Anrez.
"Iihhh jangan sakit dong, sayang. Aku tuh gak suka kalau kamu sakit. Kamu gak bisa aku peluk nantii," rengek Tiara.
Anrez terkikik geli. "Iya, sayang. Aku janji gak akan bikin kamu khawatir. Kamu ingetin aku terus, ya. Ingetin kalau aku udah mulai keasyikan sama kerjaan aku. Aku janji bakal nurut deh."
"Bener, ya, nurut? Janji lohh," balas Tiara.
"Iya, sayang. Janji," ujar Anrez kemudian menutup laptopnya, mengakhiri pekerjaannya.
"Sini." Anrez menarik Tiara untuk duduk di pangkuannya. Tangannya otomatis melingkar di pinggang gadis itu. Memposisikan wajahnya di lekuk leher Tiara, mencari kenyamanan yang mampu membuat rasa lelahnya pergi entah kemana.
Anrez dapat merasakan tangan Tiara mengelus pipinya, membelai rambutnya dengan penuh sentuhan kasih sayang. Merasakan kecupan-kecupan kecil yang mendarat di puncak kepalanya.
Cukup sudah rasa bahagianya. Rasa lelahnya seharian ini lenyap entah kemana perginya. Dalam hatinya ia selalu berharap, semoga Anrez dan Tiara bisa selalu seperti ini. Mengekspresikan perasaan mereka, apapun itu. Semoga semakin hari, cinta di antara keduanya semakin menguat.
"Sayang, kayaknya aku mau pindah ke apartemen sini deh."
•••
Sekarang Tiara dan Anrez sedang berada di Ikea. Setelah memutuskan untuk pindah ke apartemen, Anrez langsung membeli satu unit di sana. Alhasil, di sinilah mereka.
Rencananya, Tiara akan membantu Anrez untuk menata unit apartemennya. Ia dengan senang hati membantu kekasihnya.
"Sayang, kamu mau yang warna apa?" tanya Tiara.
"Abu atau item deh, atau coklat, ya?"
Tiara terkekeh. "Abu aja kali, ya, sama item."
"Gimana kamu deh."
Tiara memilih-milih barang yang sekiranya harus ada di unit apartemen Anrez. Mulai dari hanger stand, rak sepatu, sarung bantal, sprei, selimut, cermin, alat mandi, dan lain-lain.
Setelah ini, mereka akan langsung pulang ke unit apartemen Anrez. Teman-temannya akan datang membantu mereka juga.
"Makasih udah dibantuin, sayang."
•••
"Ini Anrez kemana sih? Diteleponin dari tadi gak diangkat-angkat," kata Tiara yang sedang sibuk menghubungi Anrez.
"Di jalan kali, Ti," kata Orion.
"Udah jam segini loh. Masa masih di jalan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance ✓
Teen FictionKenapa kamu pergi disaat aku gak pernah sekalipun ngebayangin hariku tanpa kamu? Tiara Andini Zefanya. Perempuan yang selama bertahun-tahun mengeraskan hatinya karena laki-laki yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Selama bertahun-tahun, ia be...