87. Perasaan

386 76 12
                                    

Rasa sakit itu hilang saat aku udah sama kamu. Rasa sakit itu kamu ganti dengan kebahagiaan, asalkan kamu di sisiku.

•••

"Waktu cepet banget deh. Gue udah mau nikah aja," kata Tiara.

"Heem. What do you feel?" tanya Elara.

"Yaa, gitu. Gue ngerasa waktu singkat banget. Gue juga kadang ngerasa ragu sama Anrez, kadang gak percaya diri juga."

"Ragu gimana sama Anrez?" tanya Eartha.

"Yaa, ragu aja. Gue terlalu takut aja kalau nanti setelah nikah, banyak masalah dateng dan Anrez gak bisa diajak kerja sama. Sejujurnya banyak banget ketakutan yang bersarang di otak gue."

Elara manggut-manggut. "Tapi gue yakin banget ketakutan yang lo rasain itu, bakal Anrez hilangkan dalam sekejap setelah kalian nikah nanti."

"Semoga," balas Tiara.

"Terus, apa yang buat lo gak percaya diri?" tanya Eartha.

"Gue overthinking. Gue mikir, bisa gak, ya, gue jadi istri yang baik buat Anrez? Jadi ibu rumah tangga yang bertanggung jawab sama tugasnya? Bisa gak, gue jadi ibu yang baik pas gue sama Anrez udah punya anak nanti? Bisa gak, gue jadi yang terbaik buat Anrez? Dan semua pikiran yang sukses banget bikin gue overthinking tiap malem."

"Gue ngerti banget perasaan lo. Tapi lagi-lagi gue cuman bisa bilang, semua ketakutan dan pikiran lo akan hilang begitu lo udah nikah sama Anrez, Ti. Sekarang lo harus banyak berdoa. Minggu depan lo udah jadi istri orang. Berdoa sama Allah, semoga ketakutan, keraguan, dan pikiran lo ilang dari otak lo," balas Elara seraya menepuk bahu Tiara pelan.

"Ti, maaf banget gue gak bisa kasih saran. Gue takut salah ngomong yang nantinya bakal buat lo nambah parah pikirannya," sahut Eartha.

Tiara tersenyum. "Gak apa-apa. Gue makasih banget deh kalian mau nemenin gue."

"Besok lo ngobrol, 'kan, sama Anrez? Kalian di kantor biasa aja tuh keliatannya. Jago banget, ya, pura-pura gak ada masalah."

"Tepatnya gue sama Anrez instrospeksi diri, El. Kita mikirin letak salah kita masing-masing. Kalau diomongin buru-buru, takutnya kita juga yang nyesel," balas Tiara.

Eartha mengangguk. "SETUJU BANGET GUE SAMA LO."

Ting nong

"Siapa tuh?"

"Gak tau dong, Ta. Gue buka dulu." Tiara berjalan menuju pintu lalu membukanya.

"Saga?"

•••

"Padahal aku bisa nungguin sampai kamu sama temen-temen kamu selesai dulu. Eh, mereka malah pulang."

Tiara terkekeh. "Mereka mau ngebucin, Sa."

"Mau minum apa?" tanya Tiara.

"Soda aja deh, masih ada gak?"

"Ada kok. Bentar, ya." Tiara berjalan menuju dapur untuk membawakan kaleng soda untuk Saga.

"Nih."

"Makasih, Tiararaaa."

"Sama-sama, Sagagaa."

Tiara memperhatikan setiap gerak dari Saga. Dimulai dari cowok itu mengambil kaleng soda di atas meja, membuka kalengnya, sampai meneguk sodanya.

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang