Terima kasih kau memastikan, kau memilih aku. Aku kan setia, selalu setia, menemani harimu.
•••
Tok tok
Ceklek
"Ti, aku cariin ternyata kamu di sini," ucap Fay seraya masuk ke dalam ruangan Anrez.
"Iya, Mbak. Kenapa?"
"Ini ada mang ojol tadi nitipin," ujar Fay dengan tangannya yang terulur memberikan barangnya pada Tiara.
"Oh, iya. Makasih, ya, Mbaakkkk."
"Okay, Ti. Aku keluar lagi, ya," pamit Fay lalu melenggang keluar ruangan meninggalkan Tiara dan Anrez berdua.
"Itu apa, Ti?" tanya Anrez.
Tiara menoleh ke arah Anrez kemudian kembali fokus membuka plastik. "Ini, obat kamu."
"Ya Allah, gak usah sampe beliin aku obat, Ti. Sebentar lagi juga enakan kok."
"Udah, nurut aja kenapa sih?" balas Tiara dengan nada galaknya.
"Iya deh, maaf."
"Udah makannya?" tanya Tiara dibalas anggukan dari Anrez.
Tiara memberikan satu tablet obat kepada Anrez. "Nih, makan dulu obatnya."
Ceklek
"Tiaraaa," panggil Bulan sembari berjalan tergesa-gesa menghampiri mereka disertai raut wajah paniknya.
"Kenapa, Kak?" tanya Tiara.
"Ada Rigel ke sini. Dia sekarang ada di ruang rapat."
"Hah?"
•••
Tiara, Anrez, dan Bulan sekarang sudah berada di ruang rapat bersama dengan Bintang, Langit, dan Pelangi. Sedari tadi, Tiara selalu setia berada di samping Anrez.
"Jadi, ada apa Anda datang kemari, Pak Rigel?" tanya Bintang yang berusaha tenang untuk menghadapi manusia di depannya.
Terlihat Rigel datang bersama dua wanita yang berpakaian kurang sopan. Jika diliat lebih lama lagi, itu adalah salah satu perempuan yang berada di foto itu.
Rigel tertawa remeh. "Kalian gak mau bekerja sama dengan perusahaan gue? Ya gue tau The Harsa adalah perusahaan yang banyak diminati oleh para investor."
"Tapi kalau gue liat-liat, penampilan para pegawai di sini tuh biasa aja gitu. Gak mau coba kayak mereka?" lanjut Rigel seraya menunjuk dua wanita yang berpakaian tidak sopan itu.
"Oh, kalian inget dia gak?" tanya Rigel sambil menunjuk salah satu wanita yang bernama Adel.
"Namanya Adel, perempuan yang ada di klub malam waktu itu. Perempuan yang sebenernya ada di foto itu. Foto yang gue kirim ke Anrez," sambung Rigel.
Mereka tidak terkejut sama sekali. Karena mereka semua sudah mengetahui yang sebenarnya.
"Mau lo apa sih sebenernya?" tanya Langit yang sudah mulai tersulut emosi.
"Bukannya gue udah pernah bilang? Mau gue adalah Tiara," balas Rigel santai.
"Tiara gak ada hubungannya dengan kerja sama perusahaan," sungut Anrez yang sudah tersulut emosi ketika nama Tiara di sebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance ✓
Teen FictionKenapa kamu pergi disaat aku gak pernah sekalipun ngebayangin hariku tanpa kamu? Tiara Andini Zefanya. Perempuan yang selama bertahun-tahun mengeraskan hatinya karena laki-laki yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Selama bertahun-tahun, ia be...