33. Saga dan Tiara

406 77 12
                                    

Kita enggak perlu menang dari masa lalu.

•••

"Ti," panggil Anrez.

"Kenapa? Ada kerjaan yang kamu kesusahan?" todong Tiara sedikit sewot.

Anrez terkekeh. "Galak amat sih."

"Ya terus kamu mau ngapain ke sini?" tanya Tiara.

"Pengen gangguin kamu aja sih," balas Anrez santai. Tiara geleng-geleng. Merasa jengah dengan kelakuan Anrez, tapi di sisi lain senang juga.

"Kamu tuh kalau aku gangguin emang kesel, tapi pasti seneng juga, 'kan?" tebak Anrez sialnya tepat sasaran.

"GAK!"

"Bohong kamu," ucap Anrez diiringi dengan tawa pelannya.

Tiara berdecak kesal. "Kamu ngapain sih di sini? Gak ada kerjaan? Masih siang loh ini. Masa kerjaan kamu udah selesai aja."

"Iya deh, aku balik ke ruangan aja," balas Anrez kemudian berdiri dari duduknya.

"Eh, Ti. Aku mau curhat sedikit dulu deh," ucap Anrez seraya mendekatkan dirinya pada meja kerja Tiara.

"Kenapa?"

"Kemarin pagi aku gak bisa sarapan karena kangen kamu." Tiara menatap lekat ke arah Anrez yang sedang menatapnya seraya tersenyum.

"Kemarin siang aku gak bisa makan juga karena mikirin kamu."

"Terus malemnya, aku juga gak bisa tidur karena kelaperan," lanjut Anrez sontak membuat Tiara tergelak.

Sesaat kemudian, tawa Tiara berhenti diganti dengan ekspresi datar. "Sana cepet kerja lagi."

"Ya Allah, cepet banget berubah ekspresinya."

Tiara berdiri dari duduknya lalu berjalan melewati Anrez. "Mau kemana, Ti?" tanya Anrez.

"Mau ke ruangannya Abang. Kamu sana gih kerja," seru Tiara.

Ceklek

Tiara keluar dari ruangannya menyisakan Anrez yang masih menyunggingkan senyumnya.

"Sebentar lagi, Ti. Sebentar lagi kamu pasti balik lagi ke pelukan aku."

•••

Tok tok

Ceklek

"Assalamualaikum, Abanggg."

"Waalaikumsalam. Masuk, Ti," balas Langit.

Tiara berjalan memasuki ruangan Langit kemudian duduk di sofa. "Abang lagi sibuk gak?"

"Enggak kok." Langit berdiri dari duduknya lalu mendudukkan tubuhnya di samping Tiara.

"Kenapa?"

"Abang, Anrez tuh kenapa sih?" tanya Tiara.

Langit mengerutkan keningnya. "Kenapa apanya?"

"Gangguin Titi terus dari minggu lalu. Heran banget deh," adu Tiara.

"Ya mungkin itu caranya dia, Ti, biar bisa ngobrol sama dia terus."

"Tapi emang harus gangguin Titi, ya? Pake acara gombal-gombal lagi," balas Tiara.

Langit tertawa pelan. "Emang kalau Anrez gombalin kamu, kenapa? Baper?"

Tepat saat Langit menyelesaikan kalimatnya, semburat merah tercetak di wajah Tiara.

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang