89. Bersyukur

291 68 8
                                    

Bila nanti aku milikmu, temani aku hingga tutup usiaku.

•••

Sesuai janjinya, kini Tiara dan Anrez mengajak Ayu ke ruangan Ariel untuk menjenguk gadis itu.

Sepertinya sudah sekitar satu minggu Ariel belum sadar juga dari komanya. Tentu hal itu membuat Ayu menjadi takut dan khawatir. Takut ia akan kehilangan Ariel, satu-satunya alasan dirinya bertahan.

Ceklek

Ketiganya memasuki ruangan Ariel yang langsung dilihat oleh Atlas dan Eartha. Mereka dengan kompak mengulum senyumnya ketika melihat Anrez, Tiara, dan Ayu datang bersamaan.

"Hai, Tante," sala Eartha ramah.

"Hai, sayang. Ariel gimana?"

"Alhamdulillah membaik kok, Tan," jawab Atlas membuat Ayu tersenyum.

"Deketan sama Ariel dong, Ti," seru Ayu.

"Oke, Tante cantiikkk." Tiara mendorong kursi roda Ayu mendekat ke brankar Ariel agar ibunya bisa melihat anak gadisnya lebih dekat.

Ayu menggamit tangan Ariel lalu mengelusnya. "Sayang, Mama kangen banget sama kamu. Bangun yuk."

Tiara menyusul Ayu untuk duduk di samping brankar Ariel. "Ariel, ini gue Tiara. Maaf, ya, gue banyak salah banget sama lo. Lo cepetan bangun, ya. Mama lo kangen banget nih sama lo. Gue juga pengen peluk lo deh."

"Gue pengen minta maaf secara langsung sama lo. Cepetan bangun, ya," sambung Tiara diakhiri dengan senyum manisnya.

Lagi-lagi Anrez memperhatikan kegiatan Tiara dan Ayu dengan senyum yang mengembang. Hatinya merasa lega sekaligus senang ketika melihat Tiara yang benar-benar sudah menerima Ariel.

Anrez berjalan menghampiri Tiara lalu mengelus puncak kepala gadisnya dengan lembut.

"Mas, Ariel bakal bangun, 'kan, ya? Aku pengen banget peluk dia dan minta maaf langsung."

"Iya, sayang. Ariel pasti bakal bangun bentar lagi," balas Anrez disertai dengan senyumnya.

Anrez menatap ke arah Ayu yang sedang mengelus tangan Ariel. Sepertinya ibu dari Ariel itu membutuhkan waktu berdua dengan anak gadisnya.

"Oh, iya, katanya Mentari juga dirawat di sini, 'kan? Mau jenguk gak?" tanya Anrez seraya memberi kode kepada Tiara.

"Oh, i-iya. Mentari dirawat di sini. Ayo kita jenguk, Mas," balas Tiara yang mengerti dengan kode dari Anrez.

Kali ini Anrez memberikan kode kepada Atlas dan Eartha untuk keluar dari ruangan Ariel.

Eartha dan Atlas yang melihat kode Anrez pun sebenarnya sedikit tidak paham. Keduanya kompak menunjukkan raut wajah bingung.

Anrez berdecak. "Keluar," bisiknya.

"O-oh. Yang, makan yuk? Laper nih aku," ajak Atlas yang untungnya sudah mengerti dengan kode Anrez.

"Ayo, yang."

"Tan, kita tinggal dulu gak apa-apa?" tanya Tiara.

Ayu tersenyum. "Gak apa-apa kok."

"Kita keluar dulu, ya, Tan. Nanti kita balik lagi kok," pamit Eartha dibalas anggukan oleh Ayu.

Mereka berempat pun keluar dari ruangan Ariel, meninggalkan Ayu berdua dengan anak gadisnya.

"Kenapa sih?" tanya Eartha yang belum paham dengan maksud Anrez.

"Lo gak peka banget sih."

"Yaa maaf, Ti. Gue agak telmi soalnya," balas Eartha.

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang