45. Who Are They?

310 71 8
                                    

I love you, to the moon and back.

•••

Hari-hari berikutnya Tiara jalani dengan sangat lancar. Disertai dengan Anrez yang semakin protective dan posesif semenjak Tiara celaka.

Tapi tidak masalah bagi Tiara. Selagi Anrez melakukannya demi kebaikannya dan masih di dalam batas wajar, Tiara akan senang-senang saja. Anggap itu adalah bentuk rasa sayang Anrez padanya.

Sekarang Tiara sedang berkutat dengan pekerjaannya yang tinggal sedikit. Sebentar lagi, jam pulang kantor akan tiba. Ia sudah ada janji dengan Elara dan Eartha untul pergi ke mall bersama. Girls time gitu ceritanya.

"Sayang, aku mau pergi sama Atlas ketemu temen. Kamu mau pake mobil aku aja?" tanya Anrez tiba-tiba membuat Tiara terlonjak.

"Anreezzz, aku tau kamu bisa bebas masuk ke sini kapan aja. Tapi gak bikin aku kaget juga," ucap Tiara.

Anrez terkekeh seraya berjalan mendekati Tiara. "Maaf. Abisnya kamu serius banget kerjanya sampe gak sadar aku mau masuk."

"Apa? Kenapa?" tanya Tiara.

"Aku mau pergi sama Atlas, ketemu sama temen. Mobil aku mau kamu bawa aja?" tanya Anrez lagi.

"Mau kemana? Nanti kamu pake apa perginya?"

"Nanti Atlas jemput ke sini, yang. Mobil aku sama kamu aja, ya?" balas Anrez.

"Mana kuncinya?"

Tangan Anrez terulur memberikan kunci mobilnya kepada Tiara. Dengan gerakan cepat, Tiara mengambil alih kunci mobil tersebut.

"Kamu mau kemana? Mau ketemu siapa?" tanya Tiara.

Ceklek

"Assalamualaikum, guys. Atlas di sinii," heboh Atlas ketika memasuki ruangan Tiara.

"Waalaikumsalam."

"Heboh banget lo," cibir Anrez.

"Yaa, gak apa-apa dong." Atlas berjalan mendekati Tiara kemudian memeluk singkat tubuhnya.

Sepertinya sudah menjadi kebiasaan jika mereka bertemu, akan ada pelukan singkat di antaranya. Bukan hanya dengan Atlas, dengan Awan pun begitu. Tiara sudah menganggap keduanya sebagai sahabat dekatnya.

"Main peluk-peluk aja lo," protes Anrez walaupun itu sudah menjadi pemandangan yang biasa baginya.

"Adek gue nih," ucap Atlas dengan tangannya yang terulur mengacak rambut Tiara.

"Halah, adek-adek."

"Ayo dah, pergi langsung," ajak Atlas.

"Gak nunggu Tata dulu? Sebentar lagi dia pasti ke sini," ucap Tiara.

Atlas mengangguk. "Tunggu dah, Rez. Mau pamit dulu sama Tata."

Tak lama kemudian, terlihat sosok Eartha memasuki ruangan Tiara. Dengan gerakan gesit, Atlas berjalan mendekati Eartha.

"Hai, sayang," sapa Atlas lalu mencium kening Eartha singkat.

"Haii."

"Aaaa uwu banget," sahut Tiara.

Eartha terkekeh. "Lebih uwu lo sama Anrez deh kayaknya."

"Yaa, masa gue mau bilang kita uwu. Apa banget kesannya," balas Tiara.

Ceklek

"Astaga, salah banget gue dateng pas kalian lagi uwu-uwu," keluh Elara ketika melihat adegan uwu para sahabatnya di depan mata.

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang