Aku cemburu. Tapi aku harus yakin, hatimu akan selalu untukku, 'kan?
•••
Tiara dan Anrez melangkahkan kakinya memasuki restoran dengan tangan yang saling bertautan. Ditambah dengan senyum bahagia yang sangat merekah mengiringi langkah mereka.
Terlihat di salah satu meja, teman-temannya sudah berkumpul semua, menyisakan dua kursi berhadapan untuk mereka berdua.
"Haaiiii," sapa Tiara saat sudah di hadapan mereka. Venus tiba-tiba berdiri dari duduknya dengan senyumnya menatap ke arah Anrez.
"Hai, Kak Anrez." Venus berjalan mendekati Anrez dengan tangannya yang terentang lalu memeluk tubuh cowok itu.
Seketika tubuh Anrez menegang saat mendapatkan pelukan singkat namun erat dari Venus. Pandangannya menoleh ke arah Tiara yang mematung di sebelahnya. Raut wajahnya sangat tidak bisa ia tebak.
Lalu pandangannya beralih ke arah Orion. Ya, raut wajah dari cowok itu pun sama, tidak bisa ia tebak sama sekali. Atmosfer di sekitarnya seketika berubah tegang.
Tangan Anrez terangkat melepaskan pelukan Venus. Ia tersenyum canggung ke arah cewek itu.
"Duduk, Ven."
Anrez tersenyum manis ke arah Tiara lalu menggenggam tangannya. "I'm sorry, babe. Kita duduk, ya?" bisiknya seraya menatap gadisnya.
Tiara tersenyum. "Iyaaaaa."
Keduanya pun akhirnya duduk di kursi kosong. Anrez menatap ke arah Tiara yang sedang menyandarkan kepalanya pada bahu Elara dengan fokusnya pada ponsel.
"Oke, guys. Jadi gue ngumpulin kalian ke sini, ya, mau ngumpul aja sih. Sekalian mau berbagi kebahagiaan soalnya Tiara sama Anrez baru aja jadian, setelah apa yang mereka lewati," ucap Atlas memecah keheningan di antara mereka.
Anrez terkekeh. "Bahasa lo keren juga."
"Thank you, gue emang keren," sahut Atlas seraya membanggakan dirinya sendiri.
Eartha menatap ke arah Venus, gadis yang baru saja membuat atmosfer mendadak canggung saat dia tiba-tiba memeluk tubuh Anrez, padahal ada Tiara di situ.
Ia dapat melihat ekspresi tidak mengenakkan saat Atlas memberi kabar kalau Tiara dan Anrez baru saja jadian. Sebenarnya ada apa? Bukannya Venus sudah berpacaran dengan Orion?
"Ta, kamu mau pesen apa?" tanya Atlas membuat Eartha tersadar dari lamunannya.
"Eh, iya. Aku samain aja kayak kamu deh."
Atlas mengerutkan keningnya. "Kamu mikirin apa? Ada masalah?"
Eartha menggeleng. "Nanti aja aku ceritain pas pulang, ya?"
"Okayy, sekarang kamu fokus sama acaranya dulu, ya? Kasian Anrez sama Tiara. Gak apa-apa, 'kan?"
"Iyaaa, sayang."
"Woi, pesen apaan?" tanya Elara membuat Eartha dan Atlas menyudahi obrolannya.
"Samain aja kayak yang lain deh, El. Gue bingung," jawab Atlas.
"Okay."
Elara mengalihkan pandangannya pada Tiara. "Diem mulu lo. Pesen gih, makanannya samain aja kayak lo sama Anrez."
Tiara menegakkan tubuhnya kemudian menatap ke arah Anrez. "Kamu mau apa?"
"Kayak biasa aja kali, ya."
"Ya udah, panggil masnya. Aku males," ucap Tiara seraya memperlihatkan deretan giginya.
Anrez terkekeh lalu tangannya terulur mengacak rambut Tiara. "Okay, sayangku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance ✓
Teen FictionKenapa kamu pergi disaat aku gak pernah sekalipun ngebayangin hariku tanpa kamu? Tiara Andini Zefanya. Perempuan yang selama bertahun-tahun mengeraskan hatinya karena laki-laki yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Selama bertahun-tahun, ia be...