Cemburu itu hanya bagi orang yang tidak percaya diri. Tentunya orang yang tidak percaya diri itu adalah aku.
•••
"Kak Anrez, ada apa suruh aku ke sini?"
Anrez mengalihkan pandangannya pada Venus. "Bentar, ya. Temen Kakak sebentar lagi ke sini."
"Duduk dulu," seru Anrez.
Mereka pun duduk di sofa ruangan Anrez. Fokusnya terpecah menjadi dua, sisi lain ia harus fokus pada Venus, sedangkan di sisi lain Anrez memikirkan Tiara yang sepertinya salah paham padanya.
Anrez menoleh ke arah ruangan Tiara. Terlihat di sana gadis itu sedang berkutat dengan pekerjaannya. Baiklah, setelah urusannya dengan Venus selesai, ia harus segera menemui Tiara.
"Kak, inget gak sih dulu pas SMA kita pernah dimarahin Bu Ana gara-gara bolos ekskul?" tanya Venus membuat Anrez mengalihkan perhatiannya.
"Hm? Ah, iya. Kakak inget kok, abis itu kita dihukum nulis di buku 100 kalimat yang isinya 'saya tidak akan bolos ekskul lagi'. Harus beres besoknya pula," balas Anrez dengan kekehannya mengingat adegan lucu saat dulu ia SMA.
"Iya, Kak. Terus-"
"Rez." Sontak Anrez dan Venus mengalihkan perhatiannya ke arah sumber suara.
"Eh, Yon."
"Hai, Kak Orion," sapa Venus yang notabenenya sudah mengenal Orion.
"Hai."
"Nih, Ven. Ada yang pengen ketemu kamu tapi gengsi ngajaknya," ucap Anrez dihadiahi pelototan dari Orion.
"Gak-"
"Heh, ini Venus udah ada, lo masih mau protes sama gue? Gara-gara lo nih, Tiara jadi salah paham sama gue," timpal Anrez.
"Lah, kenapa? Lo gak bilang mau ketemu Venus ke Tiara?" tanya Orion.
"Enggak lah. Kan, bukan gue yang niatnya mau ketemu," balas Anrez.
"Ya, lo harusnya-"
"Kak Anrez pacaran sama Kak Tiara?"
•••
Ceklek
"Jeje..."
Tiara menoleh ke arah pintu ruangannya memperlihatkan Anrez yang mengintip. Ia terkekeh pelan melihat tingkah cowok itu.
"Masuk."
Anrez langsung masuk menghampiri Tiara yang masih fokus pada pekerjaannya, sama seperti tadi ia lihat dari ruangannya.
"Lagi apa sih?" tanya Anrez basa-basi.
"Kamu bisa liat sendiri." Anrez terkikik geli mendengar Tiara yang menjawab pertanyaannya dengan ketus.
"Kenapa sih, Tiara?" tanya Anrez lembut yang sudah berlutut mensejajarkan posisinya dengan Tiara yang duduk di kursi kerjanya.
Tiara menghela napasnya panjang lalu menatap Anrez. "Kamu gak ada yang harus dikerjain? Mending kerja dulu gih," seru Tiara yang sudah sedikit melunak dibanding sebelumnya.
Anrez tersenyum manis membuat Tiara meringis dan jantungnya berdetak tak karuan.
"Kenapa?" tanya Anrez bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance ✓
Teen FictionKenapa kamu pergi disaat aku gak pernah sekalipun ngebayangin hariku tanpa kamu? Tiara Andini Zefanya. Perempuan yang selama bertahun-tahun mengeraskan hatinya karena laki-laki yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Selama bertahun-tahun, ia be...