Tidak ada yang baik-baik saja dengan perpisahan. Apalagi tanpa kata selamat tinggal dan kamu tiba-tiba menghilang.
•••
"Tapi, Rez, lo tau gak sih keadaan Tiara setelah lo tinggal gitu aja?" kata Eartha kepada Anrez.
"Ta, gue yakin Anrez juga sama hancurnya kayak Tiara," timpal Elara.
"Iya-iya, gue tau. Tapi, Anrez juga harus tau keadaan Tiara setelah dia tinggal."
"Setelah lo tinggalin, dia ngerasa bersalah banget. Dia ngerasa kalau dia gak pantes buat lo, dia banyak kurangnya karena lo ninggalin dia gitu aja bahkan sebelum hubungan kalian resmi," lanjut Eartha membuat Anrez menegang. Rasa sesal di dadanya semakin menghantui.
"Nanti gue coba bilangin lagi deh ke Titi, ya, Rez. Waktu itu pas Titi nangis, gue udah nyuruh dia buat dengerin penjelasan lo," kata Langit.
"Titi kapan pernah nangis?" tanya Pelangi kepada Langit.
"Waktu hari pertama Anrez masuk kantor, dia nangis. Kamu, kan, pas-pasan sama Titi depan ruangan aku."
"Kok gak bilang?" tanya Bulan.
"Lupa guee," balas Langit disertai dengan cengirannya.
"Ya udah, nanti kita bilangin lagi, ya, ke Titi," sahut Bintang.
"Tapi kalau Tiaranya gak mau, gak apa-apa, Bang. Mungkin dianya belum siap. Apalagi ini kejadiannya udah beberapa tahun yang lalu, terus aku tiba-tiba dateng," kata Anrez.
•••
Sekarang Tiara sedang berada di gedung tempat di mana acara ulang tahun The Harsa akan diselenggarakan. Ia sedang mengecek progress dekorasi dan lain-lainnya bersama Adam, Raka, oh dan di sana juga ada Anrez.
"Semuanya udah oke sih, ya, Ti. Tinggal finishing aja ini mah, siap deh buat acara besok," kata Adam.
"Iya, Kak. Aku suka deh sama dekornya, Kak Adam the best lah pokoknya."
"Ti, ini ada Venus. Dia yang bakal nyanyi besok buat isi acara ini," ucap Raka saat Venus sudah berada di dekat mereka.
"Hai, aku Tiara," ujar Tiara memperkenalkan dirinya dengan ramah.
"Hai, Kak. Aku Venus, salam kenal, ya. Kakak cantik banget."
Tiara tersenyum tulus mendengar pujian dari Venus untuknya. "Makasih, kamu juga cantik banget kok."
Venus mengalihkan perhatiannya ke arah sampingnya ketika ujung matanya menangkap sosok yang ia kenal.
"KAK ANREZ!"
Anrez yang merasa namanya dipanggil pun menoleh ke sumber suara lalu tersenyum ketika mendapati Venus lah yang memanggilnya.
Venus langsung berlari ke arah Anrez. Cewek itu mengobrol dengan asik bersama Anrez. Tanpa sadar, Tiara memperhatikan adegan tersebut dengan rasa sesak di hatinya. Venus siapanya Anrez?
"Ti."
"Titi?"
"TIARA, WOY!" teriak Elara karena panggilannya tidak digubris sama sekali oleh Tiara.
"Eh, apa, El?"
"Lo kenapa sih?" tanya Elara lalu matanya ikut melihat pandangan sahabatnya. Oh, kini ia tau alasan Tiara melamun.
"Oh, jadi lo cemburu nih ceritanya liat Anrez seakrab itu sama cewek lain?" goda Elara.
"Ihhh, enggaaakkk," elak Tiara. Lagian, mau ia cemburu pun, ia bukan siapa-siapa. Jadi, Tiara pikir akan sia-sia kalau merasakan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance ✓
Teen FictionKenapa kamu pergi disaat aku gak pernah sekalipun ngebayangin hariku tanpa kamu? Tiara Andini Zefanya. Perempuan yang selama bertahun-tahun mengeraskan hatinya karena laki-laki yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Selama bertahun-tahun, ia be...