Ada yang lebih sakit dari kebohongan, yaitu mendengar kebenaran dari mulut orang lain.
•••
"Sayang, hati-hati, ya, di Singapura. Kalau ada apa-apa, kamu jangan lupa kabarin aku," pesan Anrez.
Sekarang keduanya sedang berada di bandara untuk mengantar Tiara dan Langit pergi ke Singapura untuk mengurus pekerjaan di sana.
"Iya, yang. Aku pergi sama Abang loh. Tenang ajaa."
"Aku tuh khawatir, yang. Lumayan jauh loh ke Singapura. Nanti aku pasti kangen deh sama kamu," balas Anrez.
"Uuuu sayangg. Sini peluukkkk."
Anrez langsung mendekap tubuh Tiara erat. Untuk yang pertama kali, ia akan berpisah dengan Tiara sangat jauh dalam seminggu. Ya, untuknya.
"Kabarin loh, ya," ucap Anrez tepat di telinga Tiara.
"Iyaaa, sayangkuu. Kamu juga loh. Nanti kamu ngingetin aku terus, tapi sendirinya gak ngabarin aku."
Anrez terkekeh. "Iyaa, aku gak akan lupa kok."
Tiara melepaskan pelukannya dari Anrez lalu menatap lekat cowok itu seraya tersenyum manis.
"I love you."
"I love you too, Ti. Jangan lupa kabarin aku."
"Iyaaaa, bawelll."
"Kakak pulang sama Anrez?" tanya Tiara.
"Kamu lupa? Tadi, 'kan, Kakak bawa mobil sendiri. Lagian abis ini Kakak harus ketemu klien," jawab Pelangi.
"Oh, iya. Titi lupa."
Langit terkekeh. "Ya udah, hayu masuk, Ti."
"Ya udah, gih. Abang jagain Titi, ya," ucap Anrez.
"Tanpa lo suruh, gue pasti jagain Tiara. Lo lupa Tiara adek gue?" balas Langit.
Anrez cengengesan. "Hati-hati, ya."
Anrez dan Pelangi menatap punggung Tiara serta Langit yang semakin menjauh sampai tak terlihat lagi.
"Rez, balik gih. Abis ini lo langsung balik ke kantor?"
Anrez mengangguk. "Iya, Kak. Abis ini aku langsung ke kantor."
"Ya udah, hati-hati, ya, nyetirnya," seru Pelangi.
"Kakak juga hati-hati. Semangat, Kak, kerjanya!"
Pelangi tersenyum. "Siap, Rez. Lo juga, ya."
Akhirnya mereka pun terpisah di parkiran, memasuki mobil masing-masing menuju tempat tujuan mereka.
Anrez menghela napasnya. "Sepi banget nih pasti gak ada Tiara seminggu."
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Anrez segera menancapkan gasnya menuju kantor.
Di tengah perjalanan, ia menangkap seseorang yang sangat ia kenal sedang duduk di halte bis seorang diri. Tanpa pikir panjang, Anrez menghentikan mobilnya kemudian turun untuk menemui orang tersebut.
"Ariel?"
•••
"Rez, ini beneran gak apa-apa gue tidur di sini?" tanya Ariel.
"Hm. Nanti gue tidur di rumah gue aja."
"Serius gak apa-apa? Tiara gimana?" tanya Ariel lagi.
"Gak apa-apa, Riel. Tiara lagi pergi ke Singapura. Tiara mah gampang, nanti gue cerita ke dia."
"Iya. Makasih, ya," balas Ariel tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance ✓
Teen FictionKenapa kamu pergi disaat aku gak pernah sekalipun ngebayangin hariku tanpa kamu? Tiara Andini Zefanya. Perempuan yang selama bertahun-tahun mengeraskan hatinya karena laki-laki yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Selama bertahun-tahun, ia be...