Tidak ada kata "cari yang lain".
Kelebihanmu aku syukuri, kekuranganmu aku lengkapi.•••
"Kalau diinget-inget, Tiara pernah mergokin Venus merhatiin Anrez pas lagi main basket," ucap Eartha.
Orion mengangguk. "Gue juga sadar kok."
"Terus kalau lo sadar, kenapa masih dipertahanin Venusnya? Lo tahan emang sama sikap Venus yang kayak gitu? Udah toxic tau gak," ujar Awan.
"Tapi gue sayang sama Venus," balas Orion seraya menundukkan kepalanya.
"Kenapa harus bawa-bawa Anrez sih?" tanya Tiara.
"Yaa, kita semua gak tau sih, Ti, alasan Venus kayak gitu kenapa. Tapi buat gue aneh banget sih. Bisa-bisanya dia bandingin pacarnya sendiri sama orang lain," ujar Atlas tak habis pikir.
"Lo sedeket apa sih, Rez, dulu sama Venus?" tanya Eartha.
"Gak sedeket yang kalian bayangin. Malah gue cuman ketemu dia pas ekskul doang," jawab Anrez jujur.
"Bener?"
Anrez terkekeh. "Bener, sayang. Aku gak bohong. Seriusan."
Tiara cemberut. "Tapi kenapa harus bawa-bawa kamu sih, yang?"
"Ekspektasinya aja yang ketinggian. Dia berekspektasi gue kayak Anrez. Ya gak mungkin terjadi lah," sahut Orion.
"Lo gak membela diri gitu, Yon?" tanya Anrez.
Orion menghela napasnya berat. "Udah, Rez. Tapi akhirnya dia tetep sama pikiran dia. Akhirnya malah ribut lagi. Capek banget gue."
"Kalau capek, lepasin."
•••
"Sayang, mau makan di unit aku?" tanya Anrez.
Tiara mengangguk antusias. "Kita masak bareng, ya? Kamu baru belanja, 'kan?"
"Iyaaa, sayang. Yuukkkk."
Mereka pun berjalan beriringan menuju unit apartemen Anrez, tentunya dengan tangan yang saling bertautan. Sangat-sangat erat, sampai tidak bisa terlepas.
Ceklek
"Kamu mau mandi dulu, yang? Aku siapin dulu bahan-bahannya. Mau makan apa?"
"Spaghetti carbonara enak kali, ya?" balas Anrez.
"Okay, sayang. Mandi dulu gih buruan."
Anrez mengangguk. Bukannya menuju kamarnya, ia malah berjalan ke arah Tiara yang berada di dapur.
"Iihhh, sayaanggg. Kok malah ke sini?" tanya Tiara.
Anrez diam, tidak merespon pertanyaan Tiara sedikitpun. Tangannya tergerak memeluk tubuh Tiara dari belakang. Mencium leher gadis itu seraya menikmati aroma tubuh Tiara yang sangat candu baginya.
"Sayang, jangan macem-macem, ya," tegas Tiara.
"Macem-macem apa sih, sayang? Aku cuman meluk kamu."
"Kamu kalau udah meluk aku dari belakang, terus cium-cium leherku, pasti akhirnya macem-macem," ucap Tiara yang sudah paham betul dengan kelakuan Anrez.
Anrez terkekeh. "Sekali-kali, sayang."
"Sekali-kali tapi bikin aku bingung gimana nutupinnya tauu. Besok kerja loh, yang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance ✓
Teen FictionKenapa kamu pergi disaat aku gak pernah sekalipun ngebayangin hariku tanpa kamu? Tiara Andini Zefanya. Perempuan yang selama bertahun-tahun mengeraskan hatinya karena laki-laki yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Selama bertahun-tahun, ia be...