Chance ✓

74. Kejutan

Ternyata, jatuh cinta kepadamu tidak sesulit yang aku pikirkan. Hanya dengan hal-hal kecil, aku mampu mencintaimu begitu dalamnya.

•••

"Sayangg, kamu jadi meeting nanti malem?" tanya Tiara. Gadis itu menghampiri Anrez ke ruangannya.

"Jadi, sayang. Kamu pulangnya mau sama Saga aja? Minta jemput Saga."

"Boleh kalau minta jemput Saga?" tanya Tiara.

"Boleh. Dari pada kamu sendiri pulangnya."

"Beneran?" tanya Tiara lagi.

"Beneran, sayanggg."

"Ya udah, aku telepon Saga," ucap Tiara seraya membuka ponselnya untuk menghubungi Saga.

"Chat aja, gak usah telepon."

"Loh, kenapa?" tanya Tiara heran.

"Kamu kalau telepon sama Saga, suka manjang. Akunya dilupain."

Tiara tertawa pelan. "Masih cemburu aja sih kamu. Tapi nyuruh aku dijemput Saga aja. Aku pulang sendiri aja deh, naik taksi."

"Enggak, sama Saga aja. Chat aja Saganya, yang."

"Iya deh."

Sagaga

Sagaa, nanti bisa jemput
aku di kantor gaaa?

Jemput?

Drttt drrtt

Sagaga is calling..

Tiara menoleh ke arah Anrez yang sedang menatapnya juga seolah menanyakan siapa yang meneleponnya.

"Saga, yang. Aku udah chat dia sumpah, tapi dia malah telepon aku."

"Angkat aja," seru Anrez kemudian kembali mengerjakan pekerjaannya.

"Halo, Ti. Kenapa? Kok minta jemput aku? Berantem sama Anrez?"

"Ihhh enggaaakkk. Anrez nanti malem ada meeting bareng Abang. Aku disuruh minta jemput sama kamu, gak boleh pulang sendiri. Abang sama Kakak, 'kan, udah gak di apartemen."

"Ohhh, ya udah nanti aku jemput."

"Gak sibuk emang?"

"Enggak kok. See you later, Tirara."

"Okeee. Makasih, Sagaa."

Tutt tutt

"Udah?" tanya Anrez.

Tiara tersenyum manis. "Udah. Gak usah cemberut gitu kali, yang. Aku cuman sayang kamu loh."

"Iyaa, sayangku. Aku percaya"

"Ya udah, aku mau lanjut kerja. Semangat kerjanya, sayanggg," ujar Tiara.

"Kamu juga semangat, ya, calon bojoku."

•••

"Sayangg, aku rapat dulu, ya?" pamit Anrez.

"Sekarang? Abis itu kamu lanjut meeting di luar, 'kan? Sampe jam berapa sih, yang?"