47. Lamaran

331 77 7
                                    

Hati ini, terbius candu asmaramu.

•••

Tiara mengecek make up dan hair do-nya di depan cermin. Memastikan hasil karyanya sudah sempurna dan cocok untuknya. Ia memilih untuk berdandan sendiri agar terlihat tidak berlebihan. Tatanan rambutnya pun Tiara buat sendiri.

15 menit yang lalu, Tiara baru saja selesai berdandan. Sekarang ia sudah memakai pakaian untuk acara lamaran Bintang dan Bulan.

Dandanan yang simple namun tetap terlihat formal untuk acara lamaran. Tatanan rambut yang sederhana, hanya bermodal alat-alat yang Tiara punya di apartemennya.

Rambut yang setengahnya diikat, kemudian diberi akresoris olehnya dan sisanya ia curly. Terlihat sangat cocok dan menambah kesan cantik untuk Tiara.

Bawahan rok kain bermotif batik yang sama dengan kemeja Anrez. Atasan berwarna putih yang nantinya akan senada juga dengan celana Anrez. Pakaian itu telah melekat pas di tubuh Tiara.

Di kamar mandinya, Anrez tengah mendekatkan dirinya dengan cermin. Mengamati rahang dan dagunya yang baru saja shaving. Setelah yakin dengan hasilnya, ia kemudian menepuk-nepuk dengan after-shave lotion.

Waktu masih menunjukkan pukul setengah 8 pagi. Acara akan dimulai pada pukul 10 pagi. Itu artinya ia masih punya banyak waktu untuk berangkat ke rumah orang tua Bulan di daerah Kebayoran Lama.

Anrez, Tiara, Langit, dan Pelangi akan berangkat bersama nanti. Menuju rumah Bintang karena mereka berada di pihak laki-laki. Sementara di pihak perempuan, akan ada Elara, Awan, Eartha, dan Atlas.

"Sayangg, udah belum?" tanya Tiara yang sudah berada di ambang pintu untuk melihat Anrez.

"Cek lagi, yang." Anrez memajukan wajahnya mendekat Tiara. Gadis itu meneliti hasil shaving Anrez tadi lantas tersenyum.

"Ganteng banget. Udah dikasih after-shave lotion?"

Anrez mengangguk. "Udah." Ia semakin memajukan wajahnya kemudian menyatukan bibirnya dengan bibir Tiara.

"Untung belum di-lipstick," ujar Anrez.

Tiara terkekeh. "Sengaja, kamu kalau abis shaving, gantengnya suka bertambah berkali-kali lipat."

"Lucu banget sih, yang," ucap Anrez seraya mengelus pipi Tiara.

Gadis itu segera menepis tangan Anrez yang berada di pipinya. "Iihhhh jangan pegang-pegang. Nanti make up-ku rusak. Belum dikasih setting spray ini," omelnya.

"Galak banget, sayang."

Anrez lalu berjalan mengambil bajunya. Ia segera memakai bajunya dan tentunya sangat pas di tubuhnya. Atasan bermotif batik yang sama dengan Tiara, juga bawahan yang senada pula dengan gadisnya.

Tiara mendekati Anrez, membantu cowok itu mengancingkan kemejanya. Sedikit mendongak karena tinggi badan cowok itu yang melebihinya. Dalam hatinya bersorak juga detak jantungnya yang berpacu lebih cepat ketika melihat Anrez sangat tampan hari ini.

"Udah nih. Rambutnya?"

"Sisirin," pinta Anrez manja.

Tiara terkekeh kemudian beranjak mengambil sisir lalu menyisir rambut Anrez hingga rapi dan terlihat lebih tampan lagi.

"Bereessss. Ganteng banget pacarku."

Tiara berjalan menuju meja riasnya untuk memakai lipstick pada bibirnya. Butuh waktu beberapa detik untuk memilih lipstick yang cocok untuknya.

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang