Persamaannya, dulu dan sekarang, kamu bukan milikku. Perbedaannya, kamu sekarang udah bahagia sama laki-laki pilihan kamu.
•••
"Aku mau balik ke Jepang, Ti."
Tiara melebarkan kedua matanya terkejut. Lagi-lagi ia tidak menyangka kalimat itu yang akan terlontar dari mulut Saga.
"Kenapa kamu balik ke Jepang, Sa?" tanya Tiara.
Saga tersenyum. "Aku disuruh bantu-bantu kerjaan Papa di sana selama beberapa minggu. Mungkin nanti aku bakal balik lagi ke Indonesia, Ti."
Tiara manggut-manggut. "Kapan flight?"
"Malam ini, jam sepuluh."
"Aku anter kamu ke bandara boleh?" tanya Tiara.
Saga menatap tak percaya ke arah Tiara seolah-olah ini adalah hal yang sangat jarang terjadi. Tapi memang iya sih.
"Serius mau anterin aku ke bandara?"
Tiara mengangguk. "Iya, boleh?"
"Boleh deh."
"Yeeaaayyyy, sekarang berangkatnya?" tanya Tiara.
Saga mengangguk. "Iyaaaaa."
Bertepatan dengan itu, Bulan kembali ke hadapan mereka dengan membawa dua kaleng minuman dingin untuk mereka.
"Mau kemana?" tanya Bulan ketika melihat Tiara dan Saga akan bersiap-siap pergi.
"Kak, gue pamit, ya. Mau ke bandara, balik ke Jepang," ucap Saga dengan senyum khasnya.
"Loh, sekarang?"
"Iya, Kak. Titi mau anter Saga, boleh, ya?" balas Tiara.
"Ya udah gih. Lo hati-hati, ya, Sa. Titi jangan lupa kabarin Anrez loh," ucap Bulan kepada keduanya.
"Oh, iya. Aku telepon Anrez dulu bentar."
Tiara berjalan menjauh dari Bulan dan Saga dengan fokusnya pada ponsel, mencari kontak sang pacar.
"Halo, sayanggg."
Suara lembut menyapa telinganya di seberang sana membuat Tiara mengulum senyumnya. Suara Anrez selalu membuat hatinya tenang dan langsung ada kupu-kupu berterbangan di perutnya.
"Hai, sayang. Kamu udah di rumah?"
"Baru aja aku sampe, sayang. Kenapa?"
"Emm, aku izin keluar boleh?"
"Keluar? Mau kemana?"
"Ke bandara, anterin Saga."
"Hah? Saga?"
"Iya, yang. Saga mau balik ke Jepang. Aku anterin dia ke bandara boleh, ya?"
Setelah Tiara menyelesaikan kalimatnya, ia tidak mendengar suara Anrez lagi. Yang ia dengar hanyalah deru napas cowok itu. Hatinya mendadak tak karuan sekarang. Detak jantungnya berpacu lebih cepat.
"Iya, sayang. Boleh kok. Tapi kayaknya ada yang perlu kamu ceritain, ya, ke aku?"
"Iyaaa, sayangkuuu. Pulang dari bandara, aku telepon kamu buat ceritain semuanya."
"Ya udah, gih pergi. Hati-hati loh, ya. Kalau ada apa-apa, kabarin aku."
"Okay, sayang. Makasih, ya."
"Iyaaa. Love you."
"Love you too."
Tutt tutt
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance ✓
Teen FictionKenapa kamu pergi disaat aku gak pernah sekalipun ngebayangin hariku tanpa kamu? Tiara Andini Zefanya. Perempuan yang selama bertahun-tahun mengeraskan hatinya karena laki-laki yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Selama bertahun-tahun, ia be...