Extra Part

669 83 12
                                    

"Cyra lagi apa?" tanya Anrez.

"Lagi iket rambut, Papa," jawab Cyra sambil berusaha mengikat rambutnya yang tak kunjung berhasil.

Anrez terkekeh. "Sini sama Papa aja."

Cyra menoleh ke arah Anrez dengan wajah lucunya. "Papa bisa?"

"Bisaa, sinii."

Cyra mendudukkan tubuhnya di pangkuan Anrez dengan tangannya yang memberikan ikat rambut kepada ayahnya.

"Papa, Mama mana?" tanya Cyra.

"Mama lagi bantuin tugas Bang Leo di kamar, sayang," balas Anrez.

"Nah, udaahhh."

Cyra tersenyum lalu berjalan menghampiri kaca di dekatnya untuk melihat hasil karya Anrez.

"Wah, bagus, Papa," puji Cyra membuat Anrez tersenyum senang.

"Yeaayyy. Bagus, kan, kunciran Papa."

Cyra mengangguk lalu berlari kecil ke arah Anrez lalu memeluk tubuh ayahnya. "Iya, makasih, Papa."

"Kalian lagi ngapain? So sweet banget," tanya Tiara yang baru saja turun dari lantai dua.

"Mama, liat kunciran Papa bagus," kata Cyra sembari memamerkan rambutnya.

"Wah, iyaa, sayang. Papa hebat, ya," balas Tiara lalu tangannya menggandeng Cyra untuk mendekat ke arah Anrez.

"Leo mana, sayang?" tanya Anrez.

"Dia abis ngerjain tugas ngantuk katanya."

Anrez manggut-manggut. "Pantes tadi kamu lama banget sama Leo."

"Iya, tadi nidurin dulu."

Tiara mengalihkan pandangannya pada Cyra. "Kamu mau tidur siang, sayang?"

"Mau, Mama," balas Cyra seraya mengucek matanya akibat mengantuk.

"Ayo, princess. Papa gendong sini," kata Anrez lalu menggendong tubuh Cyra.

"Pelan-pelan, sayang. Nanti jatuh," peringat Tiara.

"Siaaappp, Mama," balas Anrez.

Ceklek

Anrez merebahkan tubuh Cyra di atas ranjang dengan senyum yang mengembang. Anak keduanya ini, sangat mirip dengan Tiara. Ia seperti melihat Tiara versi keduanya, tentu dengan kerja sama dia.

"Buka dulu kuncirannya," seru Tiara.

"Aaaa gak mauu."

"Loh, kenapa?" heran Tiara.

Cyra menggeleng. "Gak mau, kuncirannya Rara sukaa."

Anrez terkekeh pelan. "Buka dulu, sayang. Nanti bangun tidur Papa kuncirin lagi rambutnya."

"Iya deh," pasrah Cyra.

Tiara tersenyum manis lalu melepas pelan hasil karya Anrez pada rambut putrinya. Cyra ini kalau untuk urusan Anrez, pasti selalu begitu.

"Nah, udah. Sekarang tidur, ya," seru Anrez sembari mengelus lembut puncak kepala Cyra.

Cyra mengangguk seraya tersenyum lalu memejamkan matanya. Sepertinya Cyra sangat menikmati sentuhan lembut dari ayahnya sampai ia tertidur.

Tiara tersenyum melihat pemandangan di depannya. Anrez memang memperlakukannya seperti ratu, begitupun dengan anaknya, layaknya seorang putri.

Ia merasa sangat beruntung karena bisa bertemu dan bisa bersama kembali dengan Anrez. Suaminya tak pernah absen untuk memberikan perhatian untuknya, Leo, dan Cyra.

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang