Selagi aku bersamamu, sepertinya tidak perlu ada hal yang aku takutkan.
•••
Tok tok
Ceklek
Bintang dan Langit menoleh ke arah pintu ruang rapat menunjukkan sosok Tiara dan Anrez bersamaan.
"Sini, langsung duduk," seru Bintang diangguki oleh keduanya.
"Ada apa, Bang?" tanya Tiara.
"Tiba-tiba aja mandor pembangunan pabrik di sana lapor kalau izin tempat kita bermasalah."
Anrez mengerutkan keningnya. "Hah? Kok bisa? Perasaan waktu itu Anrez cek, izin tempat aman-aman aja kok."
Tiara mengangguk setuju. "Iya, Titi juga kemarin tanda tangan udah oke kok."
Langit menggeleng tanda ia pun tidak mengerti. "Abang juga gak ngerti deh. Kayaknya kita harus ke Yogya malam ini."
"Malam ini?" cicit Tiara dan Anrez kompak.
"Iya, kita harus ke Yogya malam ini. Abang udah pesen tiketnya kok. Sebelum jam 8, kita udah harus ada di stasiun," seru Bintang membuat Anrez dan Tiara mengangguk.
"Oke deh, kalian udah absen, 'kan?"
"Udah kok, Bang," balas Tiara.
"Ya udah, kerja gih," seru Bintang.
"Iiihhhh, kok adiknya diusir?" protes Tiara seraya mengerutkan mulutnya.
Anrez terkekeh geli melihat wajah lucu Tiara. Gadis itu tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang, selalu membuatnya gemas dan tidak ingin jauh sedetik pun.
"Lucu banget sih kamuu," kata Anrez sembari mengacak rambut Tiara saking gemasnya.
"Aaaa kebiasaan suka ngacak-ngacak rambutkuuu," rengek Tiara kepada Anrez.
"Iya, maaf. Sini aku benerin lagi." Tangan Anrez terulur merapikan tatanan rambut Tiara yang sedikit berantakan akibat ulahnya.
Anrez tersenyum saat rambut Tiara sudah kembali rapi seperi semula. "Udah, cantik deh kamu."
"Mau sampai kapan jadiin kita nyamuk?" tanya Langit membuat Tiara dan Anrez menyudahi kegiatan bucinnya.
Anrez cengengesan. "Sorry, Bang. Kita keluar, ya," pamit Anrez lalu tangannya menggamit lembut tangan Tiara.
"Dadah, Abang," kata Tiara.
"Semangat kerjanya," kata Bintang diberi anggukan oleh Tiara.
Mereka pun keluar dari ruang rapat dengan tangan yang masih bertautan. "Dari tadi digandeng mulu nih akunya," sahut Tiara.
Anrez terkekeh kemudian menghentikan langkahnya untuk melihat wajah cantik milik Tiara. "Abisnya tangan kamu bikin nyaman sih."
"Bisa aja, ujung timun."
•••
Sekarang mereka sudah sampai di Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, apalagi sesudah pulang kantor, akhirnya mereka sudah sampai di hotel.
"Kenapa Anrez sekamar sama Abang?" tanya Anrez kepada Langit.
"Lah, emang lo mau sekamar sama siapa? Sama Bang Bintang?"
"Sama Tiara lah," balas Anrez dengan wajahnya yang polos tapi terlihat menyebalkan di mata Langit.
Pletak
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance ✓
Teen FictionKenapa kamu pergi disaat aku gak pernah sekalipun ngebayangin hariku tanpa kamu? Tiara Andini Zefanya. Perempuan yang selama bertahun-tahun mengeraskan hatinya karena laki-laki yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Selama bertahun-tahun, ia be...