70. Kejujuran Venus

269 69 8
                                    

Everything will be alright.

•••

Drttt drrttt

Venus is calling..

Anrez diam seraya menatap layar ponselnya yang menunjukkan ada panggilan dari Venus. Ada apa cewek itu meneleponnya?

"Halo, Kak Anrez."

"Kenapa?"

"Kita bisa ketemu sebentar gak? Ada yang mau aku omongin."

"Kapan?"

"Pas makan siang, bisa?"

"Gue bilang Tiara dulu. Nanti gue kabarin."

Tutt tuttt

Tanpa menunggu jawaban dari Venus, Anrez memutuskan panggilannya satu pihak. Langkahnya langsung membawanya menuju ruangan Tiara.

Tok tok

Ceklek

"Sayang, lagi apa?"

Tiara tersenyum ketika melihat sosok Anrez memasuki ruangannya. "Hai. Aku lagi beresin berkas-berkas keuangan kantor, yang. Kenapa?"

Anrez duduk di sofa ruangan Tiara. Gadis itu mendekati Anrez lalu duduk di samping cowok itu.

"Kenapa, sayang? Ada yang mau diomongin?" tanya Tiara.

"Kok peka?"

Tiara terkekeh. "Mukamu itu loh. Kayak mau ngomong, tapi takut. Masa takut sama aku sih, yang?"

Anrez mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Tiara sepenuhnya. "Yang."

"Apaaaa, sayangkuu?"

"Tadi Venus telepon aku. Dia ngajak aku ketemu pas makan siang nanti. Terus aku bilang, aku mau bilang kamu dulu," kata Anrez.

Tiara mengambil tangan Anrez untuk digenggamnya erat-erat. Ia menundukkan kepalanya tanpa ada tanda-tanda merespon ucapan Anrez.

"Sayang, kalau kamu gak izinin aku ketemu dia, aku gak akan pergi kok," kata Anrez seraya mengelus puncak kepala Tiara.

Tiara mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Anrez. "Aku bukannya gak izinin, yang. Tapi setelah aku denger cerita dari Orion, aku jadi khawatir kalau kamu sama Venus."

Anrez menatap Tiara bingung seolah meminta Tiara untuk berbicara lebih jelas lagi.

"Maksudnya, aku khawatir Venus tuh beneran suka sama kamu. Aku khawatir kalau misalkan kamu ketemu Venus, itu malah bikin Venus jadi—"

"Aku gak pergi deh. Aku gak akan ketemu Venus," timpal Anrez. Tiara cemberut sembari masih menatap Anrez lekat.

Anrez tertawa pelan melihat wajah Tiara yang menggemaskan. "Sehari gak gemesin, bisa gak?"

Tiara menggeleng. "Enggak. Kalau Jeje gak gemesin, nanti Jendra gak mau sama Jeje lagi."

"Gak mungkin dong, sayang. Aku mah bakal sayang kamu terus."

Tiara mengulum senyumnya lalu beralih memeluk tubuh Anrez sangat erat. Tanpa pikir panjang, Anrez membalas pelukannya tak kalah erat.

"Pergi aja, sayang. Aku gak apa-apa kok. Tapi jangan lupa kabarin aku. Abis itu kamu ceritain semuanya ke aku."

•••

Setelah berkali-kali bertanya pada Tiara, memastikan kalau gadisnya benar-benar tak apa kalau Anrez pergi menemui Venus, akhirnya di sinilah dia.

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang