58. Masalah Baru

301 72 10
                                    

Maaf aku sudah menyakitimu lagi.

•••

Hari ini adalah hari pertama Tiara masuk kantor setelah kepulangannya dari Singapura. Ia memilih untuk sejenak melupakan masalahnya dengan Anrez dan fokus pada pekerjaannya. Ya, walaupun susah.

Tiara mengulum senyumnya saat matanya menangkap mobil Saga sudah sampai di lobby apartemen. Betul sekali, hari ini Tiara berangkat ke kantor bersama Saga. Pulangnya mereka akan bertemu dengan Mars dan Mentari.

"Hai," sapa Tiara ceria.

"Hai, Titi. Selamat pagii."

"Pagi, Saga. Udah sarapan?"

Saga mengangguk. "Kamu udah, 'kan?"

"Udah, tadi Abang ngasih sarapan ke unit aku. Tau aja kalau aku males masak. Gak ada apa-apa lagi," jawab Tiara.

Saga terkekeh. "Bagus deh kalau udah sarapan. Langsung ke kantor, ya, berarti?

"Iyaaa. Maaf, ya, ngerepotin."

"Gak apa-apa, Ti. Lagian aku yang nawarin nganterin kamu ke kantor juga," balas Saga.

"Iya, Saga. Ayo berangkat!"

"Siaapp, Bu Bos."

Saga segera menancapkan gasnya menuju kantor The Harsa. Sekarang baru pukul setengah 8. Sebenarnya mereka masih memiliki waktu satu jam sebelum jam kantor. Tapi Tiara inginnya berangkat jam segitu, apa boleh buat?

"Ti, gimana? Better then yesterday?"

Tiara mengangguk. "Yaa, walaupun masih sakit hati sama kecewa sih. Tapi gak apa-apa kok. Aku mau fokus sama kerjaan dulu aja."

"Semangat, ya, Ti. You can do it."

"Makasih, Saga. Kamu juga semangat, ya," balas Tiara dengan senyum manisnya.

Mereka melanjutkan perjalanan ke kantor dengan diselingi beberapa obrolan singkat. Apapun Saga ucapkan, agar Tiara bisa tertawa. Percayalah, tawanya adalah candu bagi Saga.

"Eh, kok ke parkiran? Di lobby aja."

"Aku mau anterin kamu sampai ke ruangan kamu," ucap Saga.

"Iihhhh gak usaahhhh. Aku bisa sendiri."

"Diem. Nurut aja, Ti," balas Saga tanpa mengalihkan fokusnya mencari tempat parkir untuk mobilnya.

"Nyebelin." Tiara cemberut dengan menyilangkan tangannya di dada.

"Gak usah cemberut. Jelek," ledek Saga.

"SAGAAAA."

•••

"Padahal gak usah dianterin tauu. Biasanya juga aku sendiri," ucap Tiara. Sekarang mereka melangkahkan kakinya beriringan memasuki gedung kantor.

"Kenapa sih? Kayak yang gak suka gitu aku anterin."

"Bukan gitu, Sagaaa. Takutnya ngerepotin," balas Tiara.

"Enggak, Titiii. Gak ngerepotin sama sekali."

"Iya deh." Tiara memilih untuk mengalah. Toh, kalau ia mau protes lagi juga sudah terlanjur.

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang