Bukan seberapa besar bukti dia ngomong ke kamu aku sayang kamu. Tapi, seberapa sering dia berjuang dan mempertahankan rasa sayangnya.
•••
"Kembali sama aku, ya? Be my girl."
Sontak senyum Tiara terukir saat mendengar kalimat tersebut. Ditatapnya lekat laki-laki yang sedang menatapnya juga.
Matanya seolah menembus cakrawala pemikiran Anrez. Tak ada keraguan, yang ia temukan hanyalah keseriusan.
"Tii?" Panggilan dari Anrez membuat Tiara tersadar dari lamunannya.
Tiara tersenyum manis. "Iya, Anrez. Please, be mine."
Senyum Anrez seketika melebar ketika mendengar jawab dari Tiara. Ia langsung membawa tubuh gadis itu ke dalam dekapannya.
Akhirnya, perjuangannya selama berminggu-minggu, membuahkan hasil. Tiara kembali kepadanya. Tiara sudah menjadi miliknya. Tidak ada yang boleh mengganggu Tiara-nya.
"I love you, sayang."
Tiara tersenyum manis. "I love you too, sayang."
"Tiara Andini, aku minta maaf, ya, udah buat kamu sakit. Maaf waktu itu udah kasar sama kamu, maaf gak bisa coba buat sabar, maaf udah gampang panasnya, maaf aku gak percaya sama kamu, maaf..."
Sebulir air bening lolos dari kelopak mata Anrez. Tangan Tiara terangkat menghapus jejak air mata yang membasahi pipi Anrez.
"Anrez Adelio, aku udah maafin kamu kok. I'm yours now, don't worry. Manusia, kan tempatnya salah, sayang. Anggap aja, semua yang udah kita lewatin, itu jadi pelajaran buat kita ke depannya, baik aku atau kamu. Okay?" Anrez mengangguk.
Anrez tersenyum lebar seraya menatap wajah cantik milik Tiara. Ia kembali merentangkan tangannya yang tentunya disambut oleh Tiara dengan pelukan erat.
Ada janji tersemat pada Anrez, janji pada dirinya sendiri. Ya, cintanya begitu besar pada Tiara. Itu artinya, rasa sabarnya juga harus lebih besar.
Anrez belajar banyak hal selama ini. Apalagi dari hal-hal yang sudah terjadi kemarin. Tentunya Tiaralah yang memberikan banyak pelajaran untuknya.
Anrez yakin hanya dirinya lah yang akan membuat hati Tiara kembali utuh dan sembuh dari lukanya. Anrez ingin Tiara tau, kalau ia sangat mencintai gadis itu, sedalam samudera. Bahkan samudera pun kalah dalamnya dengan rasa cinta Anrez.
"Makasih, ya. Makasih kamu udah selalu mau berjuang buat aku. Makasih kamu selalu jagain aku waktu kita jauhan kemarin dengan cara kamu sendiri. Makasih udah buat aku yakin untuk nerima kamu lagi di hidup aku."
"Sama-sama, sayang. Makasih juga, ya. Aku sayang banget sama kamu," balas Anrez.
Sebuah kecupan mendarat di bibir Tiara. Dengan yakin, Anrez melumat lembut bibir gadis itu. Meskipun hanya sesaat, tetapi rasanya berbeda. Ciuman pertama saat mereka sudah resmi berpacaran.
Jantung Tiara berdegup kencang seolah jantungnya akan lepas saat itu juga. Ada rasa aneh di perutnya. Seperti ada kupu-kupu berterbangan di perutnya.
Tiara menghapus bekas lipstik yang menempel di bibir Anrez. Senyumnya merekah ketika ciumannya terlepas. Anrez menarik tangan Tiara, kemudian menggigitnya pelan.
"Iiihhh kenapa digigit?" protes Tiara.
"Gemesss."
"Aku kesel sama kamu," ucap Tiara seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada dengan mimik mukanya yang ditekuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance ✓
Teen FictionKenapa kamu pergi disaat aku gak pernah sekalipun ngebayangin hariku tanpa kamu? Tiara Andini Zefanya. Perempuan yang selama bertahun-tahun mengeraskan hatinya karena laki-laki yang tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi. Selama bertahun-tahun, ia be...