81. Diskusi

247 72 11
                                    

"Jadi, kalian maunya tanggal berapa?" tanya Ari.

"Aku sama Tiara sempet ngomongin, Pa. Kayaknya bulan November aja. Untuk tanggalnya, kita sesuaikan sama kalian," jawab Anrez.

Kini kedua keluarga sedang berkumpul di rumah Tiara. Tentunya untuk membahas tanggal pernikahan dan keperluannya.

"Gimana kalau tanggal 27 November? Bulan depan El sama Awan nikah, 'kan? Takutnya kalian kecapekan, akhir bulan November aja kalau menurut Mama," ujar Feli.

Hana mengangguk setuju. "Bunda setuju. Biar kalian gak rusuh juga ngurusin yang lainnya."

"Gimana, Anrez? Tiara?" tanya Ari.

"Mas sih setuju, Pa. Kamu gimana, yang?"

Tiara mengangguk. "Aku juga setuju kok."

"Oke, sekarang kita sekalian bahas keperluan pernikahan kalian aja, ya," ucap Feli.

"Penghulu, gimana kalau hubungin penghulunya Abang waktu itu?" tanya Hana.

"Boleh, Mbak. Semoga penghulunya bisa ditanggal 27 November. Kalau gak bisa, nanti saya cari penghulu yang lain," balas Feli diberi anggukan oleh Hana.

"Saksinya siapa? Kalau Pak Arya gimana? Atau Pak Yudha?" tanya Ari.

"Nanti Bintang coba tanya Papa Arya dulu deh, Om. Kalau Papa Arya bersedia, Bintang kabarin," sahut Bintang ketika nama ayah mertuanya disebut.

"Kalau gak bisa, lo langsung kabarin gue, Bang. Nanti gue langsung tanya Papa Yudha." Bintang mengangguk.

"Saksinya satu lagi minta Papi Yahya aja, Pa," sahut Anrez.

Ari mengangguk. "Nanti Papa ngomong sama Yahya."

"Kalau cincin, Anrez sama Tiara boleh cari sendiri gak?" tanya Anrez.

"Boleh," jawab Hana, Feli, dan Ari kompak.

"Wah, calon besan udah kompak aja nih," ujar Langit dengan senyum manisnya.

"Tempat? Mau gedung? Hotel? Mau outdoor atau indoor?" tanya Hana.

Anrez menoleh ke arah Tiara. "Kamu mau gimana?"

"Hmm." Tiara berpikir sejenak. Mencoba membayangkan konsep pernikahan impiannya. "Outdoor?"

"Di Bandung, mau?" tanya Anrez.

"Boleh. Di Kedai Selasih gimana? Ini aku nemu di google, bagus juga." Tiara memperlihatkan hasil temuannya pada ponselnya.

"Bagus tuh," komen Bintang.

"Oke, Bunda catet, ya. Nanti kita bareng ke sana. Pada bisa hari apa?"

"Saya sih bisa kapan aja. Anrez sama Tiara bisanya kapan?" tanya Feli.

"Sabtu atau Minggu sih, Ma, pas libur," jawab Tiara.

"Ya udah, Minggu nanti kita ke sana buat booking, ya," ucap Ari diberi anggukan.

"Souvenir?"

"Gimana kalau tanaman gitu? Kayak gini nih," usul Tiara seraya memperlihatkan gambar di ponselnya.

"Boleh tuh. Bagus, Ti," kata Ari.

Tiara tersenyum. "Aku save gambarnya, ya."

"Buat baju pengantin, maunya gimana? Untuk akad dan resepsi," tanya Hana.

"Hmm. Gimana, yang?" tanya Tiara kepada Anrez.

"Akad mah tradisional, 'kan? Adat Jawa pasti? Buat akad, pake baju tradisional aja. Kalau buat resepsi, modern, boleh?"

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang