43. Celaka

329 78 13
                                    

Maaf, aku gagal menjagamu dengan baik.

•••

"Tapi Pak, menurut saya, kelakuan orang terpercaya Bapak sudah kelewatan," balas Bintang.

"Termasuk soal foto 'itu'?"

"Mohon maaf, Pak Rigel. Kami sama sekali tidak membahas mengenai hal itu. Kita di sini sepakat untuk membahas tentang kerja sama antara The Harsa dan juga Gistex," balas Anrez tegas.

"Pak Indra, apakah kami bisa meng-accept kerja sama antara The Harsa dan Gistex apabila orang kepercayaan Bapak seperti ini?" tanya Langit seraya menunjuk Rigel sopan.

Pak Indra mengangguk. "Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semua keputusan ada di pihak The Harsa. Kami akan menerima apapun keputusannya."

Bintang mengangguk. "Maaf, Pak Indra. Sepertinya kerja sama antara The Harsa dan Gistex tidak bisa dimulai sekarang."

"Baiklah, Pak. Sekali lagi, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," balas Pak Indra dibalas anggukan dari Bintang, Langit, dan Anrez.

•••

Anrez melangkahkan kakinya keluar dari ruang rapat seusai pertemuannya dengan Pak Indra dan Rigel.

Sejak tadi, Anrez berusaha mengontrol emosinya dan tetap tenang. Sulit baginya menahan gejolak emosi di hatinya yang menggebu. Apalagi saat Rigel mengungkit mengenai foto itu.

Ceklek

"Sayanggg," panggil Anrez.

Tiara mengalihkan perhatiannya ke arah Anrez lalu tersenyum. Ia berdiri dari duduknya menghampiri Anrez yang sudah duduk di sofa ruangannya.

"Aman, 'kan, yang?" tanya Tiara lembut dengan tangannya yang terulur mengelus rambut Anrez.

"Aman kok. Kita gak jadi kerja sama karena Rigel yang udah ngaco kelakuannya," jawab Anrez.

Tiara mengangguk. "Alhamdulillah deh kalau gak jadi."

"Sayang, mau kopi gak? Aku beliin di kantin," tanya Tiara.

"Gak usah deh, sayang. Nanti kamu capek."

Tiara terkekeh. "Ke kantin doang kok capek. Aku beli dulu sebentar, ya."

Tanpa menunggu respon dari Anrez, Tiara berdiri dari duduknya lalu keluar dari ruangannya untuk membeli kopi ke kantin. Sekedar untuk membuat Anrez lebih rileks.

Ceklek

"Ti," panggil Elara yang pas-pasan dengan Tiara.

"Hai, El."

"Gimana tadi rapat?" tanya Elara.

"Yaa, katanya sih kita gak jadi kerja sama bareng Gistex mengingat kelakuan si Rigel."

Elara manggut-manggut. "Anrez gimana tuh dia?"

"Dia lagi di ruangan gue tuh. Ini gue mau beliin kopi ke kantin, biar agak rileks dianya," jawab Tiara.

"Ya udah gih ke kantin cepet. Anrez kalau pisah lama-lama sama lo bisa gila kayaknya, Ti."

Tiara tertawa. "Ya udah, gue ke kantin dulu, ya."

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang