59. Ayah

274 67 15
                                    

Smile okay? Everything is going to be okay. I love you.

•••

"Kenapa, Mbak?" tanya Tiara.

"Projek yang kita kerjain waktu itu, ternyata kita kena tipu klien, Ti. Beberapa saham dan gaji buat karyawan terancam."

Deg

Kena tipu? Ya Tuhan, Tiara harus apa? Projek yang beberapa waktu lalu dikerjakan oleh timnya, ternyata mereka terkena tipu klien.

"Ti?" panggil Anrez lembut. Raut wajahnya berubah menjadi khawatir. Ia takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan oleh Tiara.

"Abang sama Kakak gimana?" tanya Tiara.

"Mereka lagi urus, Ti. Di ruang rapat," jawab Fay.

Tiara mengangguk. Ia langsung beranjak dari ruangannya menuju ruang rapat disusul oleh Fay dan juga Anrez.

Ceklek

"Bang, Kak, gimana?" tanya Tiara khawatir.

Pasalnya, ini adalah projek besar pertama yang ia dan timnya kerjakan bersama beberapa waktu lalu. Kini Tiara khawatir, masalah tentang mereka yang tertipu, itu membuat kantor terancam.

"Tenang dulu, Ti. Sini duduk dulu, ya. Kita omongin solusinya sama-sama," ucap Bintang lembut. Tiara mengangguk lalu duduk di samping Pelangi. Disusul oleh Anrez.

"Fay balik kerja lagi aja, ya. Urusin yang lain," seru Langit yang langsung dipatuhi oleh Fay.

"Gimana dong?" tanya Tiara lagi.

"Kakak udah hubungin Papa Arya kok. Nanti Papa Arya bantuin kita, Ti. Tenang, ya," ucap Bulan. Arya adalah ayahnya, beliau seorang polisi.

Jangan heran kenapa Tiara bisa memanggil Arya dengan sebutan Papa, keluarganya sudah sangat dekat, bahkan dengan keluarga Pelangi juga.

Tiara mengangguk lalu menundukkan kepalanya. Ia benar-benar merasa bersalah. Kenapa dirinya seceroboh ini sampai bisa tertipu?

"Maaf..."

Tangan Anrez terulur mengusap puncak kepala Tiara lembut. "It's okay, Ti. Bukan salah kamu, sayang. Kita urusin sama-sama masalah ini, ya?"

"Tapi ini salahku. Harusnya aku—"

"Hey, denger aku," sela Anrez. Ia mengangkat dagu Tiara pelan lantas membuatnya menatap ke arah Anrez.

"Gak apa-apa, cantik. Jangan salahin diri sendiri. Ini semua pasti diluar dugaan kamu," lanjutnya.

"Aku gagal. Padahal ini projek besar pertamaku sama tim."

"You are not a failure, babe. I'm so proud of how far you've come. Smile okay? Everything is going to be okay. I love you." bisik Anrez tepat di telinga Tiara dengan posisi yang sudah memeluk erat tubuh gadis itu.

Setelah beberapa saat nyaman di pelukan Anrez, Tiara melepas kasar pelukannya. Raut wajahnya masih cemberut, ditambah jejak air mata tercetak di pipinya.

"Ih modus kamu. Aku lagi marah, ya, sama kamu," ucap Tiara yang masih mempertahankan raut wajah cemberutnya disertai tangannya yang tersilang di dada.

Anrez tertawa pelan. "Terbuai juga tuh tadi kamu, yang."

Tiara mengalihkan pandangannya dari Anrez. "Maafin Titi, ya. Maaf Titi gak teliti sama kerjaannya."

"Gak apa-apa, Ti. Hal kayak gini bener-bener diluar dugaan. Jangan salahin diri kamu sendiri lagi," kata Pelangi.

Chance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang