Kegagalan

3.9K 375 10
                                    

Setelah sampai di rumah sakit, Shoko memeriksa tubuh (y/n). Ia memulihkan (y/n) secara total. Kini tubuhnya sudah kembali normal dan hanya perlu beristirahat.

"Teknik pembalik milik Gojo sebenarnya lebih kuat dari milikku, hanya saja, Gojo mengalirkan energi kutukannya ke beberapa teknik lain. Sehingga jika digunakan untuk orang lain, teknik pembaliknya terbatas."

"Tapi, berkat teknik miliknya aku hanya perlu memulihkanmu sedikit lagi, selanjutnya kau hanya perlu beristirahat." Shoko menjelaskan.

"Terimakasih banyak senpai" (y/n) merasakan tubuhnya sudah kembali normal.

Ia keluar dari ruangan tersebut dan didapatinya Gojo yang sedang berdiri bersandar di tembok dengan kedua tangannya yang dilipat. Lengkap dengan penutup mata yang ia gunakan.

(Y/n) tidak menyangka Gojo benar-benar menunggunya dan akan mengantarnya hingga ke kamar.

"Ss-senpai?! Kau masih di sini?"

"Sudah kubilang aku akan mengantarkan mu sampai kamar bukan?, aku tidak keberatan juga jika kau ingin ditemani tidur" jawab Gojo datar seperti tidak ada beban.

"Kau tahu peraturan asrama bukannn?" Jawab (y/n) ketus.

"Hahaha, berati jika tidak ada peraturan itu kau ingin tidur denganku bukan?"

"Ttidakk!, maksudku, tidak mungkin kau melanggar peraturan itu kan?" Jawab (y/n) tidak nyambung karna salang tingkah.

"Baiklah, kalah begitu, kita pergi ke rumahku. Tidak ada aturan apapun." Jawab Gojo santai.

(Y/n) kembali mengalami deja vu saat dirinya mengingat pernah tertidur bersama Gojo dirumahnya setelah kejadian insiden dulu.

Pipinya memerah saat mengingat ia tertidur nyaman di pelukan Gojo. Perasaanya tidak berbohong saat ia ingin sekali merasakan kembali dekapan hangat Gojo.

Dalam benakknya, jika saja seorang Gojo Satoru memang benar benar menyukainya, bukan karena hal senpai dan bawahan sehingga sangat perhatian seperti ini.

*padahal Gojo memang menyukainya!!*

...

Sesuai perkataanya, Gojo mengantarkan (y/n) sampai kamarnya. Dengan polosnya Gojo menyelonong masuk ke kamar (y/n).

"Kau yakin tidak ingin tidur di rumahku?, hanya saja, aku merasa sangat tenang jika kau berada di dekat .."

(Y/n) memotong omongan Gojo dengan sedikit kesal ".. senpai, apa kau selalu mengajak perempuan untuk tidur dengan mu semudah ini?" Mata nya berkabut berpikir bahwa Gojo mungkin memperlalukan hal ini pada kebanyakan orang selain dirinya.

Gojo terkejut mendengar hal itu. *Apa mungkin (y/n) merasa cemburu? , apakah perasaan Gojo terbalaskan? Atau apa mungkin (y/n) risih dengan ajakan Gojo yang terkesan memaksa?* Di benaknya bingung.

"Aku tidak keberatan jika kau menilai ku seperti itu , tapi .."

"Tidak, bukan itu maksudku, aku bingung, kau melakukan segalanya untukku, kau selalu menyelamatkanku, bahkan kau menangis saat aku terluka tadi. Apa kau selalu seperti ini dengan semua orang?" Pertanyaa (y/n) sebenarnya sedikit berarah kepada kepastian Gojo.

Gojo tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, baginya belum saatnya untuk menyatakan perasaanya sekarang pada (y/n).

Gojo tidak ingin bahwa perasaanya ditolak dan (y/n) harus menjauh dari nya. Maka dari itu dia selalu ragu untuk menyatakan perasaanya.

Baginya, posisi sekarang adalah posisi yang sudah aman apabila (y/n) tidak menyukai nya maka ia tetap bisa berada di dekat (y/n) sebagai senpainya asalkan (y/n) tidak tahu bahwa Gojo menyukainya.

"Untuk jawaban itu, kau bisa lihat sendiri. Dan itu tidak terlalu penting. Kau harus beristirahat, maaf jika aku terlalu menggangu. Oyasumi, (y/n)."

(Y/n) merasa pertanyaan nya tidak terjawab sedikitpun. Ia semakin yakin bahwa Gojo tidak mungkin menyukainya. Jika saja Gojo menyukainya, ia pasti sudah mengungkapkannya dengan pertanyaan jebakan (y/n) tersebut.

Kepalanya menunduk mendengar jawaban Gojo.

Gojo mengepal tangannya, ia kesal karena tidak memiliki keberanian untuk mengatakan perasaanya.

Tidak disangka jujutsu terkuat memiliki ketidakberanian dalam menyampaikan perasaan.

(Y/n) memunggungi Gojo karena khawatir mata nya yang berkabut akan terlihat.

Gojo menyesal dengan perkataanya. Sembari berjalan keluar ia mengatakan sesuatu agar (y/n) tidak terlalu sedih.

"Aku serius saat aku bilang tidak ingin kehilanganmu. Dan, aku serius saat aku bilang kau orang yang berharga bagiku."

(Y/n) mendengar dan membalikan tubuhnya, tapi Gojo sudah tidak ada dihadapannya. Pria itu sudah pergi, meninggalkan (y/n) dengan kata-kata yang menggantung dirinya.

T
B
C

Duaduanya ga peka ><

Jangan lupa vote biar author makin semangatt nulis <3

Weakness || Gojo Satoru x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang