Peneror

1K 107 6
                                    

"Tuan Satoru. Dimana letak lukanya?" Tanya mereka memastikan.
Gojo yang melihat itu ikut terkejut. Ia meraba dan memastikan bahwa luka tusuk itu tadi sangat jelas berada disana.

"Apa mungkin?.., kau benar-benar hebat ya." Bisiknya, lalu tersenyum.

Tak lama kemudian (y/n) mulai sadar.
Gojo yang menyadari itu langsung menggenggam tangannya.

"kau baik-baik saja?" tanya pria itu khawatir.

Gadis itu meresa kebingungan, ia sebelumnya merasakan sakit pada bagian perutnya, tapi saat ini, ia tak merasakan apapun, (y/n) meraba perutnya.

"Satoru .. kau memulihkanku?"
Gojo menggeleng.
"Bukan aku, itu .." jawab Gojo sembari menunjuk perutnya.

(y/n) terbelalak,
"B-bagaimana bisa?"

"apa ada keluhan lain yang anda rasakan nyonya (y/n)?",  tanya perawat yang sedang menanganinya.

Gadis itu menggeleng, "tidak, aku merasa baik-baik saja"
Gojo menyuruh perawat itu untuk meninggalkan mereka berdua dan merawat korban lainnya.
Para perawat itu mengikuti perintah Gojo dan meninggalkan mereka.

"Satoru, apa semua baik-baik saja?"
Gojo yang tak berhenti mengenggam tangan gadis sembari menunduk hanya mengangguk

"Satoruu??" (y/n) mengusap surainya,
"Aku hampir saja kehilangan kalian berdua. kenapa kau melakukan itu?" Tanya Gojo masih menunduk.

(y/n) tersenyum menyadari kekhawatiran Gojo,
"Lalu aku harus membiarkan Saaki diserang begitu saja?"
"Kau selalu seperti itu. Membiarkan dirimu menyelamatkan seseorang dan membahayakan dirimu sendiri." jawab Gojo.

Gadis itu tertawa kecil,
"Bukankah itu dirimu sendiri yang kau bicarakan?"
"Jangan seperti itu." Gojo serius.

(Y/n) mengusap kembali surai putihnya,
"Iyaa baiklah, maafkan aku Satoru .."
Gojo memeluk gadis itu sembari terdiam.

Hal yang paling ia takuti adalah kehilangan seseorang yang berharga baginya. Sebagai pemilik six eyes ia merasa melindungi seseorang adalah kewajibannya. Sehingga jika ada seseorang berharga baginya terluka atau mati, ia merasa sangat gagal.

//srekkk!!//
terdengar suara pintu yang digeser.
Saaki dan Satoshi memasuki ruangan mereka.

"(y/n) kau baik-baik saja?" tanya saaki khawatir, ia sangat merasa bersalah.
(y/n) yang terkejut langsung mengangguk. Terlihat dari balutan luka mereka, yang sebelumnya menjalani perawatan terlebih dahulu sebelum menghampiri gadis itu.

"Bagaimana lukamu?" tanya Saaki masih tak percaya.
"Sudah pulih." jawab Gojo singkat.
Saaki yang tak percaya mendekati (y/n) dan memeriksa bagian perutnya. Ia terkejut ketika melihat luka dari tusukan itu menghilang begitu saja, padahal ia melihatnya dengan sangat jelas saat kejadian sebelumnya.

"B-bagaimana bisa?" tanya saaki terbelalak.
"Satoru?" Satoshi mengira Gojo yang memulihkannya.
"Bukan. Kau tahu teknik pembalikku tidak sebaik itu." Jawabnya.

Keduanya sudah menebak apa yang terjadi,
"Aku mempercayainya." Tutur Saaki tiba-tiba.
"Aku yakin ia penerus six eyes selanjutnya." lanjutnya.

Satoshi yang masih tak percaya hanya mematung.
"Kita harus merahasiakan ini. Ia masih didalam sana, tapi kemampuannya sudah sehebat ini, tak bisa dibayangkan jika seseorang mengetahuinya." tutur Saaki.

Tak lama dari itu, Satoshi yang sejak tadi terdiam, tiba-tiba saja bersuara.
"(y/n), Kau harus mendapatkan pengawalan, ini akan sangat berisiko jika seseorang mengetahuinya."

"Bukankan sebelumnya kau tak peduli?" Tanya Gojo.
"Maafkan aku. Aku mengira kau membodohiku, tapi bagaimana bisa umurnya sudah sangat besar?" Jawab Satoshi.
"Kita akan mencaritahu hal itu, yang terpenting saat ini adalah keamanan untuk (y/n)." Tutur Saaki.

Weakness || Gojo Satoru x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang