Semua persiapan sudah selesai. Sabrina sudah mengetahui seluruh jadwal dari pangeran ketiga setelah kepulangannya dari medan perang. Sama seperti novel, pangeran ketiga akan pulang dengan kemenangan. Hal ini akan membuat putra mahkota marah. Tentu saja kemarahan putra mahkota akan memberikan dampak besar terhadap kehidupan Sabrina.
Pria itu akan meminta Sabrina pergi menemuinya. Setelah itu putra mahkota itu meminta Sabrina untuk mendapatkan perhatian dari pangeran ketiga. Bersamaan itu Sabrina harus menggali banyak informasi dari tunangannya tentang rencana selanjutnya. Sayangnya 3 bulan setelah itu hidup sabrina akan berakhir di tangan tunangan tampannya.
Sekarang Sabrina tidak akan membiarkan hidupnya seperti itu. Dia memang akan mendekati pangeran ketiga tapi bukan sebagai mata-mata putra mahkota. Sabrina akan menjadi mata-mata pangeran ketiga terhadap putra mahkota. Tentu saja hal ini juga pilihannya sangat beresiko besar jika suatu hari pangeran ketiga malah menyerangnya.
Tapi bukan Kayla kalau tidak bisa memikirkan 1000 cara untuk kabur dari malaikat mautnya itu. Tidak mungkin dia lengah begitu saja. Bahkan Sabrina juga tahu kalau ada orang yang mengamatinya sejak sadar di dunia ini. Pasti hanya satu orang yang melakukannya siapa lagi kalau bukan pangeran ketiga.
Sabrina tahu itu karena ciri-ciri dari pria yang mengamatinya sama dengan penjelasan penulis. Meskipun seluruh badannya ditutupi sebuah jubah. Tidak sulit untuknya mengamati gerak-gerik mata-matanya. Tanpa pria itu sadari, Sabrina sudah memasangkan beberapa cermin yang akan memperlihatkan keberadaanya. jika sabrina melihat sebuah cermin di samping tempat tidurnya.
Walaupun tidak ada cctv untuk mengawasi orang-orang di sekelilingnya atau mendeteksi keberadaan mata-mata. Tapi otak kecilnya masih bisa digunakan untuk menyelesakai masalah kecil.
Seperti saat ini Sabrina sedang melihat gerak-gerik dari mata-matanya dari pantulan beberapa cermin yang dipasangnya. Ternyata orang itu hanya bertugas untuk mengamati pergerakannya. Berarti tunangannya sudah mengetahui kalau dirinya memerintahkan Millie mencari seluruh jadwalnya. Bukankah hal itu membuatnya lebih mudah untuk menemuinya.
"Besok tunanganku kembali dari medan perang bukan?"tanya Sabrina pada pelayan pribadinya. Millie menganggukkan kepala. Tidak ada yang tidak tahu kepulangan pangeran dari medan perang. Apalagi kali ini pangeran ketiga kembali dengan kabar gembira. Kemenangan yang memberikan kerajaan Octavain wilayah di bagian barat.
"Apakah anda ingin menyambut kedatangan pangeran ketiga nona ?"tanya millie pada nonanya yang malah membalas dengan senyuman. Entah rencana apa yang akan dilakukan oleh nonanya ini.
"Mungkin, kita lihat besok saja. Millie aku harus bersiap, putra mahkota mengajakku untuk menemaninya minum teh." ucap Sabrina dengan matanya masih menatap cermin di sampingnya. Dia melihat mata-matanya pergi meninggalkan ruangannya.
"Dia sudah pergi, pasti pria itu akan mengabari pangeran ketiga. Kita lihat respon apa yang akan dia lakukan besok. Saat melihat tunangan yang dibencinya menyambut kedatangannya. " gumam Sabrina dengan senyuma lebarnya. Sedangkan millie yang mendengar ucapan nonanya saja sudah bergetar. Entah apa yang akan terjadi besok. Satu hal yang diingatnya adalah hubungan nonanya dan tunangannya sangat buruk. Hampir seluruh orang di kerajaan ini sudah tahu seberapa buruk pangeran ketiga memperlakukan nonanya.
Dia hanya bisa berdoa keselamatan nonanya dan dirinya. Sedikit kesalahan yang diperbuat oleh nonanya bisa mengantarkan peperangan di kerajaan ini. Walaupun dulu hubungan pangeran ketiga dengan tuan Valendric sangat baik. Tapi setelah Sabrina menunjukkan ketertarikan pada putra mahkota. Tuan valendric perlahan meninggalkan sisi pangeran ketiga.
Perjalanan Sabrina menuju istana sangat tidak mengenakkan. Bukan karena dia menemukan kesulitan di perjalanan. Tapi dia tidak nyaman duduk di dalam kereta kuda yang selalu bergerak yang membuat badannya sakit. Sayangnya Sabrina tidak bisa melakukan apapun. Walaupun kereta kuda yang dimiliki keluarga sabrina termasuk mewah dengan harga selangit. Tetap saja dia merasakan gunjangan yang tidak nyaman untuknya. Dia jadi rindu mobil-mobil di dunia sebelumnya.
"huh sangat melelahkan." gumam Sabrina saat turun. Badannya masih terasa tidak nyaman meskipun dia menggunakan gaun tanpa korset. Sepertinya dia harus meminta baju baru sesuai dengan model di dunianya dulu.
"Apakah nona ingin kembali?"tanya Millie pada nonanya.
"Tidak aku hanya merasa tidak nyaman dengan kereta kuda ini. Guncangannya cukup membuat badanku akan remuk."
"maaf nona, kereta kuda ini memang bukan yang biasa anda gunakan. Karena kereta kuda anda sedang dalam masa perbaikan. Sekali lagi saya meminta maaf karena memberikan ketidak nyamanan untuk nona."
"Kamu tidak perlu meminta maaf Millie. Aku saja yang tidak terbiasa." ucap Sabrina yang membuat pelayannya bingung. Bukankah nonanya sudah terbiasa menaiki kereta kuda. Kenapa nonanya mengatakan seperti itu. Tapi Millie tidak mau memikirkannya.
"Ayo kita masuk." ajak Sabrina pada pelayannya.
Ternyata kedatangan sabrina sudah dinantikan oleh putra mahkota. Kalau sekarang sabrina asli yang berada di tempat ini. dia pasti sudah sangat senang. Tapi berbeda dengan sabrina sekarang, tidak ada senyuman yang tergambar di wajahnya. Mungkin dia masih kesal karena kendaraanya menyiksa badannya.
"Sepertinya dia akan mengamuk." gumam sabrina dalam hati bersamaan suara lempar barang dari suatu ruangannya. Sabrina tidak banyak terkejut saat tahu sumber lemparan barang itu dari ruangan yang ditujunya. Karena karakter putra mahkota memang sangat emosional. Hanya tokoh utama wanita saja yang bisa menghilangkan karakter buruk putra mahkota secara perlahan.
"sungguh tidak cocok menjadi seorang pemimpin." gumam Sabrina saat melihat ruangan yang sudah hancur. Tentunya pelaku dari semua ini adalah pria yang menatap tajam padannya. Kalau sabrina asli mungkin akan ketakutan. Tapi sabrina sekarang tidak ada rasa takut. Dia berjalan mendekat dan mengambil vas bunga yang akan dilemparkan pada seorang pelayan yang sedang bersujud di kaki pria itu.
"yang mulia sebaiknya anda tidak melakukan hal ini. Kita tidak tahu siapa yang melihat perlakuan anda sekarang. Tindakan anda bisa membuat musuh anda senang." ucap Sabrina yang sudah bisa merebut vas bunga yang hampir saja mengenai pelayan wanita di dekatnya itu.
"KALIAN SEMUA KELUAR."teriak pria itu pada seluruh pelayan yang ada di ruangannya. Tidak banyak yang tahu tentang sikap buruk putra mahkota. Hanya beberapa pekerja di istana yang melayani pria itu sejak kecil , sabrina dan sang tokoh utama wanita. Walaupun sabrina tahu tentang karakter buruk dari pria yang dicintainya. Wanita itu tidak merubah perasaannya meskipun dia tetap akan kabur ketika melihat kejadian seperti ini.
Hal itu yang membuat putra mahkota cukup terkejut dengan tindakan wanita muda yang sudah mengejarnya beberapa tahun ini. Biasanya sabrina akan memilih untuk pergi dan kembali setelah dirinya tenang. Tapi sekarang Sabrina malah mencoba menenangkannya.
"Kamu sudah datang." ucap putra mahkota yang langsung duduk di kursi kebesarannya. Sekarang mereka berada di ruang kerja milik putra mahkota. Sedangkan Sabrina masih dalam posisi berdiri di hadapan pria itu.
Putra mahkota menatap aneh pada sabrina yang biasanya langsung duduk tanpa perlu dipersilahkan. Sekarang wanita di depannya juga berdandanan sangat sederhana. Tidak ada bedak tebal yang melapisi wajahnya. Putra mahkota mengakui kalau penampilan sabrina sekarang lebih cantik dari penampilan sabrina biasanya.
"Silahkan duduk nona sabrina, anda jadi lebih sopan setelah satu minggu tidak berjumpa. aku dengar kamu tidak lagi aktif dalam kegiatan para bangsawan. Apakah kamu masih sakit sabrina?"tanya putra mahkota pada wanita yang sekarang sedikit menarik dimatanya. Entah apa yang membuatnya ingin selalu menatap wanita ini. Padahal dia hanya ingin memanfaatkan kenaifan sabrina untuk menjadi bonekannya dalam menghancurkan adik tirinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)
Fantasy# 2 Edisi Novel Transmigrasi #Season 2 Warning '16+++ [Follow sebelum membaca ya 🙏] Kayla yang masuk ke dalam tubuh seorang wanita dari anak marquess di kerajaan Octavain. Tentu dia senang saat tahu akan hidup bahagia. Karena kedua ora...