Bab 64 : Hanya Thio

12.3K 1.5K 17
                                    

Keenam orang pelaku pengintipan berakhir dengan tatapan tajam dari sang pangeran Max. Pria itu tidak suka kebersamaannya bersama Sabrina menjadi tontonan banyak orang seperti beberapa waktu lalu. Sedangkan pelaku pengintipan malah tersenyum canggung pada kedua pasangan di hadapanya. Bahkan Millie sekarang sedang memeluk badan nonanya. Tentu saja Max tidak suka itu. Hanya dirinya saja yang boleh melakukan hal itu pada Sabrina.

"Velix kamu bisa bawa wanita ini. Dia sangat mengganggu mataku." ucap Max yang langsung dianggukkan oleh Velix. Dia juga tidak suka Millie memeluk orang lain. Dia saja tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh wanita di hadapannya. Tapi perkataan Sabrina membuat kedua pria itu memilih diam. 

"Kalian bisa diam saja tidak. Aku juga rindu dengan pelayanku." ucap Sabrina yang dianggukkan oleh Millie. Tentu saja hal itu membuat Max dan Velix cemberut mendengar perkataan dua wanita itu. Sedangkan Micky, clovis , Zenith dan Thio tidak bisa menahan tawa melihat ekspresi dari Max dan Velix. 

"Kalian memang pria yang terlalu posesif." ucap Micky yang membuat Max menatap tajam pada sang kakaknya. Tentu saja Velix tidak punya keberanian sebesar tuannya. Nona micky memang sangat baik tapi bisa berubah menjadi iblis jika sedang marah. Dia tidak ingin menjadi pelampisan dari kakak tuannya itu. 

"Dibandingkan kamu wanita posesif." ucap Max yang tidak mau kalah dengan kakaknya.

"Suka-suka aku bilang ajah kamu ingin tunanganmu seperti aku bukan?" ucap Micky yang membuat Max terdiam karena perkataan kakaknya benar. Dia sangat berharap sikap cuek dari sang kekasihnya menghilang. Sayangnya hal itu seperti sebuah mimpi di siang hari bagi Max. Mau apa daya sabrina memang sudah dari awal sikapnya dingin jadi tidak ada yang bisa dia lakukan lagi. 

"Kalian ini memang seperti anak kecil." ucap Zenith yang berakhir dengan tatapan tajam dari kedua adiknya. Bahkan Micky siap melempar bantal di dekatnya. Tapi Max merebut bantal itu dari tangan kakaknya. 

"Kita harus menyusun langkah kembali setelah mengetahui tentang rencana yang dilakukan oleh Pangeran Derek." ucap Max yang ingat dengan ucapan zenith setelah kembali dari tugasnya. Kakaknya memang tidak menemukan banyak informasi bahkan keberadaan Derek sulit dideteksi. Meskipun pasukan rahasia Zenith dan Max masih melakukan pencarian keberadaan Derek hingga saat ini. 

Zenith hanya mendapatkan informasi mengenai kelompok dengan simbol mawar. Kelompok yang merupakan pasukan rahasia milik bangsawan di masa lalu. Satu fakta yang mengejutkan kalau bangsawan itu pernah memiliki hubungan baik dengan sang ibu.  Selain itu ada rumor yang mengatakan kalau bangsawan itu memiliki perasaan pada sang ibu  di masa lalu. Sayangnya cintanya tidak terbalas dan dia harus gagal dalam pemilihan calon pasangan ratu di masa lalu. Ayahnya yang menjadi raja masa ini adalah bangsawan yang berhasil mengalahkan pria yang memiliki kelompok mawar. 

"Kelompok misterius itu pasti sudah mengetahui tentang sihir yang dimiliki oleh Sabrina. Kita harus memperkuat penjagaan di sekitar sabrina." ucap Zenith yang membuat Sabrina membuang nafas kasar. Dia tidak suka dikelilingi oleh para ksatria. Rasanya sudah cukup Velix saja yang selalu mengikutinya seperti robot tanpa hati itu. Sekarang dia harus ditambah ksatria lain sungguh penyiksaan untuk seorang sabrina. "Tidak ada penolakan." tambah Zenith yang dianggukkan oleh Max. Kali ini dia setuju dengan usulan sang kakak tentang menambah ksatria di samping tunangannya. 

Masih teringat di benaknya kejadian beberapa hari lalu. Hampir saja nyawa dari tunangannya itu menghilang jika Sabrina tidak mengeluarkan sihirnya. Tapi sihir yang digunakan oleh sabrina bisa membuat nyawa wanitanya itu terenggut juga. Sebuah keberuntungan dan kesialan dalam waktu bersamaan. 

"Buat apa kalian menambak pengawalan di sekitarku. Kalau aku lebih kuat dari mereka." ucap Sabrina yang tanpa sadar membuar Velix dan Millie menundukkan kepalanya. Mereka merasa bersalah karena gagal menjaga nonanya. Pada akhirnya malah mereka yang diselamatkan oleh Sabrina. Bahkan Millie merasa sangat tidak pantas menjadi pelayan dari nonanya. Dia selalu dilindungi oleh nonanya. "Aku tidak berniat merendahkan kalian. tapi menempatkan banyak orang di sampingku malah memberikan jalan untuk mereka menyusup di sampingku. Hanya Velix dan Millie tidak ada lagi tambahan. Aku sudah kembali sehat dan aku bisa melindungi diriku sendiri." ucap Sabrina yang dianggukkan oleh Micky. 

Micky sangat mengerti cara berpikir dari tunangan adiknya. Apa yang dikatakan oleh sabrina sangat benar. Semakin banyak orang di samping Sabrina akan menurunkan ke waspadaan pada sekitar kita. Hal itu menjadi kesempatan untuk musuk untuk menusuk targetnya tanpa menyisakan jejak. 

"Kalau begitu aku yang berada di samping adikku ini. Bagaimana?"tanya Micky pada kedua saudaranya. Mereka tahu seberapa kuat Micky dalam menggunakan sihirnya. Tapi wanita itu juga menjadi incaran para musuh. Karena kekuatan penyembuhnya yang sangat jarang ditemui. "Kalian tidak percaya kekuatanku?"

"Bukan tidak percaya tapi sihir kamu sama pentingnya dengan sabrina. Kalian menjadi sasaran empuk oleh kelompok itu. Kamu memiliki sihir penyembuh sedangkan Sabrina sihir pengendali. Dua sihir yang berguna untuk di jadikan pion dalam peperangan." jelas Max. 

"Bagaimana kalau aku juga berada di samping sabrina. Aku bisa menggunakan cermin untuk melihat keadaan di sekitarnya. Setidaknya aku bisa mengamati keadaan tanpa mereka sadari. Selain itu aku juga bisa menghubungi kalian jika terjadi hal buruk." ucapa seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam kamar Sabrina. Wanita dengan rambut putih panjangnya yang membuat seorang Zenith tidak bisa melepaskan tatapannya. Tentu saja Anya mengetahui kalau Zenith sedang menatapnya.

"Kakak ingat bernafas." sindir Micky yang melihat kakak sulungnya. Tentu saja hal itu membuat orang -orang menertawakan Zenith. Sedangkan orang yang menjadi alasan mereka tertawa tidak memperdulikannya. Anya juga ikut tertawa melihat sikap lucu dari teman masa kecilnya itu. 

"Zenith kamu jangan lupa bernafas nanti Anya diambil sama Thio." ucap Velix yang entah sejak kapan sudah berani memanggil pangeran pertama dengan nama.  Zenith malah menatap tajam pada Thio yang ikut menatap Anya dengan kedua mata melebar. 

"Dia wanitaku." ucap Zenith yang langsung menyembunyikan Anya di balik badannya. Tentu saja hal itu membuat orang -orang tertawa melihat sikap zenith. Sedangkan Thio untuk kesekian kalinya harus bersedih karena wanita yang membuatnya terpesona sudah memiliki pasangana. 

"Kenapa setiap wanita yang aku suka selalu sudah memiliki penjaganya." gumam Thio yang membuat tawa di ruangan itu semakin keras. Sedangkan Zenith masih menatap tajam seperti siap menerkam Thio. Sedangkan Max hanya bisa memberikan tepukan di bahu sahabatnya yang bernasib menyedihkan.

"Makanya kamu jangan terlalu sering mempermainkan wanita. Sekarang kamu mendapatkan balasan dengan setiap wanita sudah memiliki pawangnya sedangkan kamu masih sendiria." ucap Max dengan senyum lebarnya. Dia senang bisa mengejek sang sahabatnya. Sesekali membalas dendam pada sahabatnya yang suka mengejeknya pejaka tua karena tidak pernah dekat dengan wanita manapun.

"Sialan kalian, Tunggu saja aku akan membawa wanita cantik yang membuat kalian iri." ucap Thio pada orang -orang di ruangan itu.

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang