Bab 79

7.4K 972 8
                                    

Max melakukan teleportasi sambil membawa Sabrina yang tidak sadarkan diri. Kemunculannya membuat Zenith dan beberapa orang terkejut. Apalagi melihat Sabrina yang tidak sadarkan diri. Max langsung berlari menuju Micky. Wanita itu menatap khawatir tunangan adiknya. Entah apa yang terjadi pada Sabrina. Tapi keadaanya terlihat sangat buruk. 

"Apa yang terjadi?"tanya Micky pada Max. 

"dia menyentuh batu sihir hitam." ucap Max. Dia sudah menduga akan terjadi hal buruk jika membawa sabrina masuk ke dalam gua itu. Bagaimanapun jiwa ingin tahu sabrina akan benda sekeliling bisa saja membawa bahaya seperti saat ini. 

"Lagi-lagi dia melakukan hal aneh." gumam Zenith yang tidak habis pikir dengan cara berpikir seorang sabrina. Wanita itu selalu melakukan hal aneh. Padahal tahu tempat yang dikunjunginnya belum tentu aman. 

"Sabrina hanya kelelahan karena sebagaian energi sihirnya diserap oleh batu sihir hitam." jelas Micky yang membuat max tenang sesaat. "Tapi kita tidak tahu sabrina akan tersadar. Efek batu sihir berbeda bagi setiap orang yang menyentuhnya. Bisa saja sabrina tidur untuk selamanya." Max terkejut dengan penjelasan kakaknya. Dia tidak tahu akan sebesar itu dampaknya pada sabrina. 

"Tenanglah, sabrina akan baik-baik saja."Jelas Anya yang berjalan mendekati badan sabrina. Sebuah lingkaran sihir muncul di atas tubuh sabrina. Entah apa yang dilakukannya tapi senyuman terbit di wajahnya. "Dia akan segera bangun."  Hal itu membuat orang -orang bisa bernafas lega. 

Ketika mereka sudah tenang dengan keadaan sabrina. Sebuah getaran besar muncul membuat istana bergoncang. Mereka saling melemparkan tatapan khawatir. Hingga kedatangan Thio dengan senyumannya." Kalian tidak perlu khawatir, aku berhasil memasang sihir perlindung di istana. Tapi perlindung ini tidak akan bertahan lama. Hanya satu hari  saja dan seluruh sihir perlindung di istana akan menghilang." jelas Thio.

"Kita masih memiliki cukup waktu untuk membuat rencana dalam menghadapi pasukan vernand." ucap Max yang sudah mengangkat badan sabrina. Dia meninggalkan tempat itu dana berjalan menuju kamar pribadinya. Dia tidak akan mengambil resiko tinggi dengan membawa sabrina ke kamar wanita itu. Bagaimanapun tempat itu berada di penda yang mudah untuk dimasuki oleh orang luar. Walaupun sihir perlindung sudah thio aktifkan. Dia tidak yakin perlindung itu bisa membatasi pergerakan vernand. 

Sebelum dia meninggalkan ruang pribadinya. Dia membuat sebuah perlindung yang tidak akan bisa dilewati kecuali atas izinnnya. Setelah itu Max berjalan menuju ruang kerjannya. Seluruh orang sudah duduk di sofa. Mereka menunggu kedatangan sang pemilik ruangan ini. "Kamu membiarkan sabrina sendirian?"tanya Zenith yang tidak menyangka adiknya akan melakukan itu.

"Lebih baik seperti itu, kita bisa mulai merancang rencana untuk menghadapi Vernand." ucap Max yang dianggukkan oleh mereka semua. Hanya velix saja yang tidak ada di tempat itu. Dia sedang  berjaga di depan kamar tuannya. Tanpa diperintah oleh tuannya dia langsung melakukan tugasnnya. Tentu saja Millie berada di samping Velix.

"Jadi kamu gagal melindungi nona lagi?"tanya Millie yang membuat harga diri seorang velix tercoreng. Dia mengakui kegagalannya dalam menyelamatkan Sabrina. Tapi tidak perlu dipertanyakan lagi seperti saat ini."Ah maaf mungkin harga dirimu tersakiti bukan." ucap Millie yang tidak dibalas oleh velix. 

Fokus Millie terahlikan saat melihat seorang wanita yang melewati lorong dekat kamar tuannya.  "Kamu datang dengan wanita itu bukan?"tunjuk Millie pada wanita yang sepertinya kebingungan.  "Bukankah dia terlihat mencurigakan?"

"Aku berpikir seperti itu tapi clovis mengatakan kalau yang mulia sengaja membawa wanita itu. Karena dia bisa menjadi sumber informasi." jelas velix yang sama sekali tidak tertarik menatap wanita itu. Bahkan wanita itu berjalan kearah mereka berdua. Berbeda dengan Millie yang menatap dengan penuh selidik. Dia merasa wanita itu memiliki niat jahat. 

"Tuan Velix." panggil wanita itu dengan semangat tapi tidak diberikan respon balik. Sesungguhnya Millie ingin menertawakannya. Tapi dia tidak tega. Kasihan juga nasib wanita itu yang sepertinya memiliki ketertarikan pada velix. "Sedang apa tuan di sini?" tanya wanita itu.

"Bukankah pertanyaan itu untuk anda sendiri. Seorang yang tidak memiliki kepentingan tidak semestinya datang ke tempat ini. Bukankah para ksatria sudah menjelaskan tentang ini semua. Sebaiknya anda kembali sekarang."

"Bagaimana kalau tuan velix mengantarkanku. Aku takut tersesat kembali." ucap wanita muda dengan kedipan mata. Sayangnya kedipan mata itu tidak akan berpengaruh pada velix. Berbeda kalau Millie yang melakukan hal itu pada velix. Tentu saja pria itu akan memberikan respon yang berbeda.

"Pergilah sendiri. Kamu bukan anak kecil. Kamu pasti ingat jalan untuk kembali ke tempatmu." jelas velix dengan nada dinginnnya. Sedangkan Millie sudah tidak bisa menahan tawannya. Entah apa yang membuat dia tertawa. Satu hal yang pasti dia menatap geli dengan wanita di depan velix. 

"Kenapa anda tertawa?"tanya wanita itu pada Millie.

"Aku lucu dengan sikap sok polosmu. Kamu tidak akan bisa menggoda priaku bagaimanapun caranya. Karena dia hanya tertarik padaku saja." ucap Millie yang membuat rona merah dan senyuman lebar muncul di wajah Velix. Pria itu sangat senang dengan perkataan wanita di sampingnya. Berbeda dengan wanita yang berdiri di hadapan velix. Wanita itu tidak suka dengan kerberadaan Millie. Selain itu wanita mengganggunya dalam menjalankan tugasnnya untuk membunuh sabrina.

Sebelum wanita itu menggunakan sihirnya. Sebuah perlindung muncul mengelilingi tubuh wanita itu. Tentu saja hal itu karena Millie yang sadar dengan gerak-gerik mencurigakan wanita muda itu. "Kamu memang bisa membodohi velix tapi tidak aku." ucap Millie yang meremas tangannya yang membuat perlindung itu semakin kecil.

"Hey kamu menghinaku." protes Velix yang tidak suka dengan perkataan Millie. Sedangkan wanita yang berdiri di samping velix hanya melemparkan senyum kudannya. Dia tidak merasa bersalah sudah mengejek seorang velix. 

"Sudahlah, sebaiknya kamu membawannya ke ruangan yang mulia." ucap Millie yang dianggukkan oleh velix dengan patuh walaupun wajahnya ditekuk. 

"Velix." panggil Micky saat pria itu tiba-tiba muncul di tengah pembicaraan mereka bersama seorang wanita. "Siapa dia?"  tanya Micky pada velix.

"Wanita ini sepertinya berniat melakukan hal buruk pada sabrina." jelas Velix yang membuat aura dingin menyelimuti ruangan itu. Tentu saja hal itu karena Max yang tidak suka dengan penjelasan Velix. Dia tidak suka saat mendengar ada orang yang ingin menyakiti tunangannya. 

"Sepertinya akan menjadi mangsa singa kelaparan." ucap Zenith yang dianggukkan oleh anya. Setelah itu velix kembali menghilang dari hadapan mereka. Sebuah guncangan kembali bisa mereka rasakan. Bersamaan dengan menghilang wanita yang dibawa oleh Velix. Entah pergi kemana wanita itu satu hal yang pasti di dalam istana terdapat musuh. Mereka harus extra waspada. Karena mereka tidak akan tahu kapan wanita itu menunjukkan dirinya kembali pada hadapan mereka. 

Sedangkan Millie terkejut saat mendengar suara teriakan di dalam kamar nonannya. Entah apa yang terjadi tapi teriakan itu semakin keras bersamaan dengan datangnya guncangan pada istana ini. "Nona apa yang terjadi pada anda?".

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang