Bab 85 : 2 Permintaan

7.5K 1K 36
                                    

Sabrina menatap pria yang duduk dihadapannya. Ia memasukkan pedangnya kedalam sarungnya kembali. Berjalan menuju kursi disamping Derek. Hal itu membuat pria yang sedang menikmati tehnya itu terkejut. "Kamu tidak berniat membunuhku?" tanya Derek pada sabrina yang sedang menuangkan teh ke cangkirnya. 

Wanita itu menyesapi teh yang dirasanya sangat cocok untuknya. Tidak ada jawaban dari pertanyaan Derek. Dia memilih melihat teh-nya.  Entah apa yang sedang wanita itu pikirkan. Derek tidak bisa memahaminya. Pria itu memilih menunggu jawaban dari sabrina. 

"Sejak kapan kamu meminum teh? bukankah kamu membenci minuman ini." ucap Sabrina yang kembali menyesap tehnya sampai habis. Setelah itu diletakkannya cangkir di meja sampingnya itu. Kedua tangannya dilipat di dadanya. 

"Sejak awal kamu adalah awal dari masalah bukan?Vernand." ucap Sabrina sambil menikmati kudapan yang ada di meja dekat pria itu. Wanita itu sama sekali tidak memiliki kecurigaan pada makanan di hadapannya.

"Kamu tidak takut teh dan makanan di depanmu sudah aku berikan racun? tanya Derek yang dijawab dengan gelengan kepala. Hal itu membuat Derek terkejut bukan main. dia tidak bisa menebak isi pikiran sabrina sekarang. 

"Jika kamu benar-benar berniat membunuhku. Kamu tidak akan membiarkan aku bangun dan menemuimu bukan?"tanya Sabrina yang sekarang menatap wajah pria itu. Derek melebarkan matanya, dia tidak menyangka sabrina menyadari hal itu. Walaupun dia adalah musuh dari max. Tapi Derek tidak tega membunuh sabrina. Dia hanya ingin membuat mental dari musuhnya jatuh saja. Tidak ada niat untuk menghabisi wanita yang dicintainya ini.

"Tidak ada yang perlu kamu tutupi lagi Derek. Aku tahu perasaamu padaku. Sayangnya kamu terlambat Derek. Saat kamu menyia-nyiakan perasaan seorang sabrina di masa lalu. Sekarang kamu mengharapkan cintanya. Wanita yang mencintaimu itu sudah tidak ada di dunia ini." ucap Sabrina yang membuat Derek terdiam. Dia tidak memahami perkataan wanita itu. 

"Sabrina yang mencintai telah mati saat kamu mengirimkan pembunuh bayaran dihari pertunangannya dengan Max." jelas Sabrina yang sekarang menatap Derek. " Aku bukan sabrina yang dulu kamu kenali, aku orang lain Derek. Jadi berhentilah." ucap sabrina yang kembali mengambil kudapan untuk mengisi perutnya.

"Hahahhaha, kamu pikir aku percaya itu semua." kata Derek yang tidak diperdulikan oleh sabrina respon pria itu. Dia sudah menduga akan jadi seperti ini. Sabrina berdiri dari posisi duduknya. 

"Aku tidak bisa menerima cintamu karena sudah ada orang lain yang mendapatkan posisi itu. Tapi aku bisa mengabulkan satu permintaamu." ucap Sabrina yang sekarang berdiri di hadapan Derek. " Aku tidak berniat membunuh. Karena aku tahu kamu tidak benar-benar bersalah. Vernand yang tertidur dalam tubuhmu itu yang menjadi sumber masalah. Pria itu menjadikanmu inang untuk bisa mempertahankan waktu hidupnya bukan? tanya sabrina yang membuat Derek terkejut. 

"hahahhahaha, kamu ternyata pintar juga sayang. Bagaimana kamu bisa menemukan itu?" ucap Derek yang sedang berada kendali Vernand. Sabrina berjalan mundur beberapa langkah dari Derek. "Bahkan kamu lebih awal dari kekasihmu mengenai hal ini." ucap Derek yang berjalan mendekati sabrina. 

"Aku berterima kasih karena kutukan Derek. Dia memberikan potongan ingatannya tentang keberadaanmu di dalam tubuhnya. Kamu memang manusia yang serahkah. Kamu menggunakan tubuh anak kecil yang tidak berdaya untuk bisa tetap bertahan hidup." jelas sabrina yang membuat Derek tersenyum tipis. Pria itu berniat menyentuh sabrina tapi terhenti saat sebuah pedang diarahkan padanya.

"Jangan sentuh wajahku dengan tangan kotormu itu Vernand. Kamu harusnya mati saat itu. " ucap Sabrina pada Derek yang masih berada kendali Vernand. 

"Kamu tahu tubuh ini sangat lemah tanpaku. Anak ini harusnya beruntung karena keberadaanku di dalam tubuhnya. Dia bisa hidup lebih lama dari takdirnya. Tubuh lemah ini hanya bisa bertahan hingga usia 5 tahun tapi lihatlah karena keberadaanku, dia bisa tumbuh dewasa." ucap Vernand dengan senyuman angkuhnya.  "Sekarang anak ini tidak lagi berguna, aku hanya perlu membunuhnya saja dan aku bisa menggunakan tubuh ini sepenuhnya." 

"aku tidak akan membiarkannya." ucap sabrina yang langsung menyerang Vernand. Dia kesulitan menangkis serangan Sabrina. Bagaimanapun, tubuh Derek tidak sebaik dan selincah Max. Hal itu membuat Vernand kesulitan untuk melawan sabrina menggunakan pedangnya. 

"Sialan." umpat Vernand. Dia berniat menggunakan sihir illusi. Tapi dia tidak bisa melakukannya. Hal itu membuat sabrina tersenyum mengejek.

"Kamu lupa kalau sihir derek tidak bisa kamu gunakan. " ucap sabrina yang berjalan mendekati pria itu yang terus berjalan mundur.

Vernand tidak bisa menggunakan sihirnya karena Derek masih ada. Dia juga tidak bisa menggunakan sihir Derek juga. Satu-satunya cara adalah membunuh Derek dan menggunakan tubuh ini sepenuhnya sehingga dia bisa menggunakan sihir dari Derek. 

Vernand menarik pedangnya dan berniat untuk menusuk jantung dari Derek. Tapi tangannya tidak bisa digerakkan. Dia menatap sabrina yang ternyata menggunakan sihir pengendali darahnya. " Aku tidak akan membiarkanmu membunuh Derek. Kamu sudah mengambil kehidupan dari anak kecil tidak bersalah. Orang sepertimu semestinya menghilang dari dunia ini." ucap sabrina yang membuat Vernand menatap takut pada sabrina. Dia harus kabur dari sabrina. Wanita itu bisa memisahkan dirinya dari tubuh Derek. Hal itu bisa membunuhnya. Tapi tubuhnya tidak bisa digerakkan. Situasi yang tidak mendukung untuknya.

"Kamu tidak akan bisa bergerak Vernand."

"hahhahah kamu tahu bayaran menggunakan sihirmu itu, kamu hanya mempercepat kematianmu saja sayang. jadi lepaskanku." ucap Vernand yang tidak diperdulikan oleh Sabrina. 

Sekarang keduannya saling berhadapan. Vernand mencoba menggerakkan tubunya tapi tidak bisa. Senyuman mengejek muncul di wajah sabrina. Wanita itu sekarang menyentuh kepala Derek. Hal itu membuat Vernand ketakuta. Dia tahu apa yang akan dilakukan oleh wanita dihadapannya. 

" aaaaaaaaaaaaaakhhhhhhh." teriakan Vernand terdengar jelas hingga keluar istana itu. Max dan beberapa orang baru saja menghabisi para pasukan Vernand. Lebih tepatnya Max baru saja menghabisinya karena amarah yang memuncak saat tahu sabrina menemui Derek seorang diri.

"Suara itu." ucap Anya yang terkejut dengan suara yang muncul tapi mereka tidak bisa menemukan keberadaan istana itu. Tempat itu menghilang bersama dengan sabrina yang masuk ke dalam istana itu. Entah apa yang telah terjadi saat ini. 

"Max." suara sabrina terdengar kembali.  Pria itu mencari keberadaan wanitanya tapi dia tidak menemukannya.

"Sabrina, dimana kamu?"tanya Max pada sabrina. Suara sabrina hanya bisa didengar oleh Max. Tidak lagi yang bisa mendengarnya. "Sabrina,jawab aku. Jangan seperti ini." 

"Max, maaf aku harus menggunakan sihirku. Aku ingin meminta tolong padamu. "

"Sabrina kenapa kamu melakukan itu padaku? aku sudah bilang jangan melakukan apapun tanpa berbincang padaku. Kamu selalu egois dan tidak memikirkan perasaanku." ucap Max dengan wajah merah padam. Dia marah dan cemas dengan sabrina. 

"heheheh, maaf ya. aku tidak memiliki waktu lagi. Sebentar lagi pintu istananya akan terlihat. Kamu harus segera masuk karena pintu hanya bertahan beberapa saat saja. Ada dua permintaanku, bunuh Vernand dan jangan bunuh Derek. Kamu harus melakukan itu sebelum memeluk tubuhku ya." ucap sabrina sebelum suaranya menghilang. Saat itu juga pintu yang dimaksud sabrina muncul. Tanpa pikir panjang max langsung masuk ke dalam pintu itu. Kedua matanya melebar melihat situasi di hadapannya.

Waduh sudah 4 bab ajah nih, lanjut gak ya malming barengnya. Kayanya sudah sepi deh wkwkwwkkw.

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang