Bab 9 : Bunga duka cita

43.7K 5.1K 52
                                    

Millie memang meninggalkan nonanya tadi malam lebih awal. Karena permintaan Sabrina yang ingin merangkai bunga tanpa ada pelayannya. Dia bilang rangkaian bunganya tidak boleh ada yang melihat selain dirinya dan tunangannya. Tapi millie menyesal meninggalkan nonanya saat melihat hasil rangkaian yang dibuat oleh sabrina.

Entah itu secara disengaja atau tidak disengaja. Dia tahu nonanya mengalami amnesia tapi seharusnya dia tahu tentang beberapa hal mendasar. Seperti rangkaian bunga yang dibuatnya. Tapi Millie tidak ingin menghilangkan senyuma lebar dari nonanya.

"Indah bukan, aku yakin pangeran ketiga akan suka." ucap Sabrina menatap rangkainnya. Memang sangat indah rangkaian nonanya dibandingkan beberapa rangkaian bunga sebelumnya. Tapi Millie khawatir dengan respon pangeran saat melihat rangkaian bunganya. 

Mereka sekarang berada di kuda yang akan menuju istana.  Perayaan akan diadakan tepat di depan gerbang istana. Kedatangan mereka akan disambut oleh raja dengan memberikan beberapa penghargaan atas jasa dalam perang ini. Setelah acara itu biasanya para wanita memberikan rangkaian bunga pada ksatria mereka yang merupakan kekasih, tunangan atau suami.

Senyuman di wajah Sabrina tidak pernah luntur. Dia sudah membayangkan reaksi senang pangeran ketiga saat mendapatkan rangkaian bunga yang dibuatnya sendiri. Tak sabar bertemu dengan tungan tampannya itu. Walaupun tidak bisa bersama hingga akhir. Bukankah dia harus menikmati kesempatan untuk menikmati wajah tampan pangeran ketiga itu. 

   ************************************

Upacara penyambut berlangsung dengan sangat meriah dan kebahagian. Perang kali ini tidak banyak korban jiwa dari pasukan kerajaan Octavain. Tentu saja itu adalah kabar gembira setelah berita kemenangan mereka.  Tidak ada orang yang bisa menerima kepergian orang tersayang di medan perang. Tapi merekapun tidak bisa melakukan apapun untuk menghindari peperangan itu. selalu saja ada yang harus berkorban untuk kedamaian negeri ini. 

Sekarang waktunya pemberian rangkaian bunga pada para ksatria. Kalau di dalam novel, Sabrina tidak memberikan rangkaian bunga. Karena dia tidak memiliki perasaan pada tunangannya. Meskipun dia harus mendekati pangeran ketiga. Tapi dia tidak ingin memperlihatkannya di depan pria yang dicintai. 

Namun berbeda dengan sekarang, Sabrina berjalan mendekati pangeran ketiga yang menatapnya juga. Sebuah senyuman tipis yang membuat Sabrina ingin mengurungkan niatnya. Rasanya dia seperti akan ditebas saat ini. Semoga dia tidak melakukan kesalahan.

Sedangkan Millie menatap takut pada nonanya. Dia tahu kalau rangkaian bunga yang dibuat nonanya akan mendatangkan masalah. Tapi dia juga tidak tega membuat kerja keras nonanya itu terbuang sia-sia. Semoga saja pangeran ketiga tidak akan mempermasalahkannya. 

Seluruh orang yang tadi aksi dengan berbincang dengan keluarga mereka dan kekasihnya. sekarang semua menatap pada pasangan paling fenomenal di negeri ini. Bagaimana tidak kabar tentang Sabrina yang mencintai putra mahkota sudah diketahui oleh seluruh rakyat kerajaan Octavain. Sayangnya takdir berkata lain, pria yang dicintainya tidak memiliki perasaan padanya. Tidak sampai di situ saja, putra mahkota malah mengusulkan pertunangan Sabrina dengan adik yang menjadi saingannya itu. 

Tentu saja semua orang juga tahu seberapa buruk hubungan nona sabrina dari keluarga marques Valendric dan pangeran ketiga. Keduanya menunjukkan kebencian satu sama lain saat acara pertunangan . Tapi saat ini mereka melihat petunjukkan yang sangat langka.  Bagaimana tidak Sabrina yang merupakan tunangan pangeran ketiga itu berniat memberikan rangkaian bunga. 

Awalnya mereka berpikir kalau Sabrina sudah menerima pertunangannya dengan pangeran ketiga. Tapi saat melihat rangkaian bunga yang dibawa oleh Sabrina. Seluruh orang yang berada di tempat itu berkeringat dingin. Bukankah aksi Sabrina terlalu berbahaya. Apalagi Pangeran ketiga terkenal dengan emosinya yang menggebu-gebu. Dia tidak peduli gelar seseorang yang membuatnya kesal. Semua orang tahu kalau akan terjadi pertempuhan darah. Pangeran ketiga selalu tidak membiarkan orang yang membuat dia marah tetap bernafas. 

"Saya membuatkan rangkaian bunga untuk anda, saya harap anda menyukainya." ucap Sabrina dengan senyuman turus. Berbeda dengan pangeran ketiga yang menatap rangkaian bunga yang di bawa wanita di depannya. Dia tidak menyangka kalau wanita yang kemarin ketakutan padanya. Sekarang sepertinya berniat mengibarkan bendera perang padanya. 

Sabrina bingung dengan tatapan orang-orang padanya. Terutama pria di depannya seperti siap menerkamnya. Sungguh sekarang dia tidak tahu apa yang terjadi. Apakah dia sudah melakukan kesalahan. Rasanya dia sudah membuat rangkaian bunga paling indah dari rangkai bunga yang telah dibuatnya. 

"Kenapa anda menatap saya seperti ini? apakah saya sudah melakukan kesalahan?"tanya Sabrina dengan tatapan polos yang membuat pangeran ketiga gemas sendiri dengan akting wanita ini. Sayangnya saat ini Sabrina tidak sedang melakukan sandiwara. 

"Kamu tidak melakukan kesalahan, hanya saja kamu salah memilih rangkaian bunga atau memang kamu sengaja memilih jenis rangkain bunga seperti ini untuk tunanganmu yang baru kembali dari perang dalam keadaan sehat." ucap Pangeran ketiga yang berjalan mendekati wanita di depannya. Sabrina secara sepontan mundur beberapa langkah. Hingga dia hampir saja terjatuh jika pangeran ketiga tidak menahan pingangnya.

Pria itu mendekatkan badannya pada Sabrina yang kedua mata sudah melebar. Dia tidak tahu apa yang dilakukan pria itu. Bahkan matanya tidak berkedip dan nafasnya di tahan. Sungguh berdekatan dengan pria tampan membuatnya sulit bernafas. 

"Millie selamatkan aku, berdekata dengan pria tampan membuat jantungku ingin lepas dari tempatnya." gumam Sabrina dalam hati. Sedangkan Pangeran tersenyum tipis melihat expresi wanita di depannya. Kepalanya di dekatkan menuju telinga tunangannya itu.

"Kamu benar-benar tidak takut mati ya." ucap Pangeran ketiga yang membuat badan Sabrina tegang. Dia merasa sudah melakukan tindakan untuk mencegah pria ini menaruh curiga padanya. bahkan dia bekerja keras belajar merangkai bunga yang tidak pernah ada dipikirkannya sebelumnya. Merangkaian bunga menurutnya adalah kegiatan yang hanya buang-buang waktu. Dia lebih baik merebahkan badannya sambil membaca buku novel romantis. 

"Apa maksudmu?"tanya Sabrina dengan suara pelan yang sekarang menatap mata pria di sampingnya. Sepertinya menoleh pada pria itu adalah tindakan yang salah. Sekarang dia merasa jantungnya benar-benar akan meledak bukan hanya lepas dari tempatnya. 

"Kamu sangat handal dalam bersandiwara. Rangkaian bunga yang kamu berikan adalah bunga untuk ucap duka. Sepertinya kamu berharap aku dalam keadaan buruk sekarang bukan. Sayangnya harapan itu hanya sebuah mimpi saja. Aku pastikan akan menghancurkan kalian berdua." ucap pangeran ketiga yang menatapnya dengan senyuman tipis. Setelah itu pria itu menjauhkan badannya dari Sabrina dan meninggalkannya. 

Sedangkan Sabrina sudah berkeringat dingin mendengarkan perkataan tunangannya. Benar saja sekarang hidupnya akan berakhir. Tidak ada lagi kesempatan untuk menyelamatkan hidupnya. 

Berbeda dengan Sabrina yang terkejut dengan perkataan pangeran ketiga. Orang-orang lain menatap kedekatan mereka dengan sudut pandang yang berbeda. Mereka berpikir kalau hubungan pangeran ketiga dan tunangannya sudah membaik. Terlihat dari tindakan pangeran ketiga yang masih membiarkan Sabrina yang sudah memberikan rangkaian bungan untuk duka cita. 

Putra mahkota menatap tidak suka dengan kedekatan kedua orang itu. Entah perasaan apa yang dirasakannya saat ini. Tapi satu hal yang pasti dia tidak suka Sabrina memberikan perhatian lebih pada pangeran ketiga. Walaupun bunga yang dirangkainya memiliki arti yang berkelainan dengan keadaan saat ini.

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang