Bab 62 : Siapa Anda?

11.4K 1.7K 24
                                    

Sabrina terbangun di sebuah ruangan yang serba hitam. Tidak ada pencahayaan yang membantunya untuk melihat sekelilingnya. Dia tidak tahu sekarang berada di mana. Terakhir kali yang dia ingat adalah saat tubuhnya bergerak sendiri dan sebuah kejadian yang tidak pernah terbayangkan terjadi. 

Sebuah langkah kaki terdengar mendekatinya. Sabrina berdiri dengan posisi yang sangat waspada. Dia tidak tahu orang yang akan ditemuinya adalah orang baik atau jahat. Tidak ada yang bisa dia percaya saat ini. Apalagi dia tidak bisa melihat sekitarnya karena kurangnya pencahayaan. 

"Apa kabar?"ucap seorang pria yang sangat familir bagi Sabrina. Dia melihat sosok orang yang selama ini dirindukannya. Tapi Sabrina sadar kalau pria yang berdiri di hadapanya bukanlah Max. Pria itu adalah sisi gelap yang berada di dalam tubuh Max. 

"Bagaimana kamu bisa ada di sini?"tanya Sabrina yang berjalan mundur. Dia merasa pria di hadapannya sangat berbahaya untuknya saat ini. Tapi pria itu malah tertawa keras melihat wajah cemas dari wanita yang membuatnya tertarik dipertemuan pertama.

"Kenapa kamu menjauh? bukankah waktu itu kamu tidak takut denganku. Bahkan kamu memberikan hadiah untukku." ucap pria itu yang tiba-tiba muncul di hadapan Sabrina. Pinggang sabrina ditarik mendekat pada pria itu. Senyuman dingin muncul di wajah tunangannya. Hal itu membuat Sabrina merindukan sosok Max. "Kamu merindukan pria itu? kenapa kamu tidak pernah merindukanku?"tanya pria itu tepat ditelinga Sabrina. Tentu saja hal itu membuat bulu kuduknya berdiri semua. 

"Kenapa aku harus merindukanmu?"tanya balik sabrina yang membuat senyuman tipis pria itu semakin lebar. Dia sangat suka wanita seperti Sabrina. Sangat pemberani dan menantang untuk dimiliki. "Karena aku juga max tunanganmu. Aku dan Max yang kamu kenal adalah satu. Jadi kamu harus merindukanku sebagai mana kamu merindukan Max." ucap Pria itu yang sekarang menarik tubuh Sabrina kedalam pelukannya. 

"Kamu bukan Max, dia tidak sepertimu." ucap Sabrina yang membuat tawa pria itu tendengar di telinganya. Dia merasa nyaman dengar suara tawa renyah sisi gelap Max. 

"Aku memang bukan Max yang kamu kenal. Tapi aku adalah sisi gelap seorang Max. Jadi kamu harus menerimaku agar aku bisa bersatu dengan Max." ucap Pria itu yang sekarang menatap kedua mata indah wanita di depannya. Dia tidak menyangka akan jatuh kedalam pesona wanita di hadapannya. Selama ini dialah yang membuat seorang Max tidak suka berdekatan dengan wanita. Dia juga yang membuat seorang max tertarik pada sabrina tanpa orang lain sadari. 

Sisi gelap Max sudah sejak lama mengendalikan sebagaian hidup seorang pangeran ketiga kerajaan Octavain. Dia bisa mengendalikannya meskipun tidak sepenuhnya. Sisi gelapnya yang mengatur emosi dari seorang max. Karena itu dia juga yang memberikan banyak pengaruh dari seorang max menyukai Sabrina.

"apa maksud kamu bersatu? kalian memang dua orang yang berbeda bukan?"tanya Sabrina yang dijawab dengan gelengan kepala. "Lalu?" tanya lagi sabrina dengan wajah penuh penasaran. Hal itu membuat sebuah senyuman hangat muncul di wajah Max. Sekarang dia merasa bertemu dengan Max yang dikenalnya.

"Kami adalah satu orang hanya saja sebuah kutukan yang membuat jiwa dari seorang Max terbagi dua. Kedua jiwa itu seakan dua kubu yang saling berlawanan. Setiap jiwa dalam diri manusia pasti memiliki sifat baik dan buruk. Sebagaimana max hanya saja aku adalah sifat buruk yang dimiliki max dan tertidur di dalam tubuh tunanganmu." jelas Max yang membuat sabrina semakin pusing. Tentu saja Max bisa memahami kebingungan dari wanita di hadapannya. 

"Kamu pasti pernah marah dan sangat ingin membunuh orang yang kamu benci." ucap Max yang hanya dianggukkan oleh sabrina. Dia sedang mencerna perkataan dari kekasihnya itu." Pasti saat kamu melakukannya ada perdebatan di otakmu antara melakukannya dan tidak bukan?" tanya max yang dijawab dengan anggukkan kembali. " Aku adalah Max yang hanya memiliki kemarahan dan kebencian. Sedangkan Max yang selama ini kamu kenal adalah kebalikan dariku." jelas Max sambil mengelus kepala wanitannya dengan lembut. 

"Kalau begitu kenapa kamu bisa mencintaiku juga?"tanya Sabrina yang membuat tawa kecil kembali terdengar. Entah kenapa Max sisi gelap sangat suka tertawa di dekatnya.

"Tentu saja bisa karena kamu adalah takdir yang bisa menenangkan nafsu dalam kegelapan. Kamu juga yang bisa membuat kedua sisi Max kembali bersatu. Jadi kamu harus tetap menerima keberadaanku. Walaupun mulai dari hari ini aku tidak akan muncul sebagai sisi gelap yang sering ditakuti oleh orang -orang. Aku akan berada di sampingmu bersama dengan max yang kamu kenal." ucap Max dengan sebuah kecupan pada tangan Sabrina. Perlakuan dari pria dihadapannya sangat romantis dibandingkan Max yang dikenalnya. 

"Jadi kamu akan menghilang?"

"Tidak aku hanya bersatu menjadi max. Pria yang akan selalu mencintaimu. Jadi sadarlah, aku menunggu kamu memelukku kembali. Jangan tinggalkanku lagi Sabrina. Kamu adalah cahaya bagiku jadi kamu harus kuat untuk bisa berada di sampingku." ucap Max yang sekarang menangkup kedua pipi sabrina. Kedua mata mereka bertemu. Sebuah mata merah yang akan dirindukan oleh sabrina setelah hari ini. "satu pesan aku untukmu. Jangan gunakan lagi sihir pengendali darahmu Sabrina. Aku bisa menyelamatkanmu kali ini. Tapi aku tidak yakin untuk kedua kalinya. Kamu harus memastikan selalu dalam keadaan aman. Karena hanya dirimu yang bisa membuat Max tenang." ucap pria itu dengan kedua dahi mereka disatukan. 

Perlahan kesadaraan Sabrina menghilang tapi dia masih bisa mendengar kata-kata terakhir dari Max." Aku mencintaimu walaupun kamu tidak menyadari keberadaanku nanti." ucap pria itu bersamaan dengan hilangnya kesadaran sepenuhnya Sabrina. 

Max memegang  tangan tunangannya. Tiga hari berlalu sangat lambat untuknya. Dia merasa sangat tersiksa melihat wanita yang dicintainya asik tenggelam dalam mimpinya. Entah sudah berapa banyak pria itu menangis karena keadaan tunangannya. Max merasa gagal dalam melindungi wanita yang dicintainya.

Tentang masalah istana, sebuah kabar buruk datang.  Pangeran Derek mengajaknya untuk berperang untuk merebutkan posisi raja. Sebenarnya dia tidak ingin terjadi peperangan di kerajaan ini. Karena orang yang paling besar mendapat dampak besar adalah para rakyat. Dia tidak ingin para rakyatnya menderita hanya karena perebutan tahta saja. 

Tapi Max juga tidak bisa membiarkan seorang Derek naik menjadi raja. Dia tahu seberapa buruk kakak tirinya itu. Selain itu dia juga ingin membalas dendam atas penyerangannya terhadap sang kekasih. Dia tahu itu semua dari sang kakak. Penyerangan yang terjadi pada Sabrina adalah ulah dari pangeran Derek. 

Tangan Sabrina bergerak yang membuat Max menatap penuh harap pada wanita yang sedang berbaring di tempat tidurnya. Mata yang selama ini dirindukannya akhirnya terbuka. Mata cantik yang telah tidur beberapa hari dan membawa separuh hidupnya bersama Sabrina.

"Sayang." panggil Max yang membuat sebuah kenyitan di dahi Sabrina.

"Siapa anda?"tanya Sabrina yang membuat dunia Max seakan hancur dalam seketika. Dia tidak pernah menyangka akan dilupakan oleh tunangannya. 


The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang