Bab 65 : Tidak lebih pintar dari Velix

10.6K 1.5K 18
                                    

Sabrina menatap jengah pada tunangannya yang malah bergelayut manja padannya. Dia tidak suka menjadi tontonan orang lain. Apalagi Sabrian sedang berada di dalam pembicaraan penting. Dia melepaskan tangan Max yang melingkar di tangannya. Tidak lupa tatapan tajamnya mengarah pada Max.

"Fokus atau aku akan benar-benar marah." peringatan Sabrina yang langsung dianggukkan oleh Max. Hal itu juga membuat suasana di dalam kamarnya berubah. Akibat tindakan tegas sabrina, pasangan lain harus melakukan hal yang sama. Hanya Thio yang tidak bisa bermanja dengan wanita. Karena dia harus duduk di kursi single dan tidak ada pasangan. 

"Akhirnya nona Sabrina bisa menyelamatkan saya dari penderitaan ini." ucap Thio yang membuat para pria di dalam ruangan itu menatap tajam. Tentu saja perkataan Thio sangat menyebalkan di pendengaran mereka. Walaupun Millie dan Anya terbilang pasif dan tidak memberikan respon pada pria yang duduk di sampingnya. Karena itu mereka sangat berterima kasih pertolongan dari sabrina untuk membuar pria disamping mereka tidak menatap lagi. 

"Kamu tidak ingin menceritakan sesuatu  Thio? Aku dengar kamu bisa melihat potongan masa depan." ucap Sabrina yang dijawab anggukkan oleh pria itu. Reaksi dari Thio membuat para wanita sangat tertarik mendengar perkataannya. 

"Sepertinya yang mulia pangeran Max sudah menceritakanya. Saya memang bisa melihat beberapa potongan masa depan. Sebuah petunjuk dan peringatan untuk kita." jelas Thio yang terhenti sebentar. Pria itu menyesap teh-nya. Hal itu membuat Max, Velix, Clovis dan Zenith menatap sebal pada Thio. Pria itu sedang mencari perhatian wanita mereka. Tentu saja para wanita masih menunggu penjelasan selanjutnya dari Thio." Saya hanya melihat sebuah peperangan besar akan terjadi dan banyak korban jiwa dari kerajaan octavain. Nona Sabrina akan berakhir dengan keadaan yang sangat tragis." jelas Thio yang membuat Max berdiri dari posisi duduknya. 

Pria itu menarik kerah sahabatnya. Dia tidak terima perkataan sahabatnya tentang keadaan Sabrina. Dia yakin wanitanya tidak akan pernah meninggalkannya lagi." Apa yang kamu katakan Thio? Kamu tahu hukuman bagi orang yang menyampaikan berita kebohongan bagi keluarga kerajaan." ucap Max dengan mata yang sudah berubah merah. Saat itu orang -orang sadar kalau Max sedang dikendalikan oleh sisi gelapnya. 

"Max aku belum selesai menjelaskannya." ucap Thio pada sahabatnya. Dia bisa merasakan aura yang sangat menyengkram dan membuatnya sulit bernafas. Tatapan sahabatnya seperti akan membunuhnya. 

"Max lepaskan, kita harus mendengarkannya dulu." ucap Sabrina dengan nada dingin. Dia tidak terkejut mendengar semua itu dari Thio. Sejak awal sabrina sudah memperkirakannya. Sabrina akan terus terikat dengan tali kematiannya karena sejak awal dia tidak semestinya masih hidup di dunia ini. "Max." panggil Sabrina. 

Max langsung melepaskan tangannya. Dia duduk di samping Sabrina dengan tatapan tajamnya tidak pernah lepas dari sahabatnya. Sekarang amarahnya tidak bisa terkendali karena berita kematian Sabrina di masa depan. Kenapa wanitanya selalu berada dalam bahaya. Dia tidak ingin hal itu jika bisa biarkan max yang menggantikannya.

"Sabrina menggunakan sihir pengendali darahnya untuk memberhentikan kamu Max. Saat Derek sudah mati, kamu malah mengamuk dan membunuh siapapu yang ada dihadapannya. Sihir yang digunakan sabrina sangat efektif untuk menghentikan kamu. Tapi efek samping yang di dapatkannya lebih besar dibandingkan kejadian yang lalu." jelas Thio yang membuat Max dan sabrina terkejut mendengar penjelaskannya. " Kita bisa mencegah kematian Sabrina dengan menghentikan Derek sebelum peperangan pecah dan Max harus bisa menjaga kesadarannya agar sisi kegelapannya tidak mengendalikannya." 

Bruk

Max memukul tangannya pada lantai. Dia tidak terima semua itu terjadi. Kenapa selalu dirinya yang menyebabkan Sabrina dalam bahaya. Apakah dia dan Sabrina tidak ditakdirkan untuk hidup bersama. Sebuah air mata jatuh membasahi pipinya. Sebuah jari kecil mengelus pipinya dan menghapus air matanya. Max menatap pemilik tangan itu adalah Sabrina yang sedang tersenyum lebar padannya. 

"Kamu tidak perlu khawatir. Bukankah aku sudah berjanji untuk selalu ada di samping kamu selamanya. Kita pasti bisa menghadapi semuanya bersama-sama. Kamu tidak sendiri Max. Ada aku, kedua kakakmu dan sahabatmu yang selalu membantu kamu." ucap Sabrina yang menarik badan besar kekasihnya ke dalam pelukannya. Dia tidak suka dengan max yang sepertinya. "Kamu harus kuat bisa melindungiku." ucap Sabrina yang menarik wajah kekasihnya. sekarang keduannya saling bertatapan.  Max mendekatkan wajah sabrina hingga sebuah suara menghentikannya.

"khem bisakah kalian melakukannya saat kita tidak ada di samping kalian." ucap zenith yang membuat wajah Sabrina memerah sedangkan Max tersenyum tipis. 

"Tidak ada yang kamu lihat lagi?"tanya Velix yang dijawab dengan gelengan kepala." Apa yang kamu lihat lagi?"tanyanya.

"Sosok dibalik peperangan ini bukanlah Derek. Dia hanya pion dalam kehancuran kerajaan octavain." ucap Thio yang berhenti sementara.Tiba-tiba pria itu mengerutkan dahinya. Entah apa yang sedang pria itu pikirkan. 

"Pria yang tidak akan kalian duga selama ini. Selain itu kita harus bersembunyi. bawahan Derek akan datang dalam beberapa menit lagi. nona sabrina lebih baik membaringkan badan anda di tempat tidur. saya, Max, yang mulia  Zenith dan Clovis akan memantau kalian dari ruang kerja Max." jelas Thio yang langsung dimengerti oleh Max. Dia berjalan mendekati sahabatnya. Sebelum itu sebuah kecupan didaratkan pada dahi sabrina.  

Keempat pria itu menghilang seketika di hadapan mereka semua. Micky dan Anya bersembunyi di sesuatu tempat di kamar Sabrina. Millie duduk di samping sabrina yang sudah berbaring di tempat tidur. Sedangkan Velix berdiri di depan pintu. 

Jendela kamar Sabrina terbuka dengan angin kencang. Hal itu membuat Velix dalam posisi waspada dan Millie langsung menggunakan sihir perlindungnya. Sedangkan Micky dan Anya sudah bersiap jika terjadi hal tidak di duga. 

Brak.

"Kalian ternyata masih hidup hingga sekarang. Aku pikir bawahanku sudah membunuh kalian berdua. Sayangnya tidak ada lagi keberuntungan untuk ketiga kali untuk kalian." ucap pria yang menggunakan pakaian serba hitam. Sebuah kain menutupi sebagaian wajah pria itu. 

"Siapa kamu?"tanya Velix yang sudah menarik pedangnya. Dia tidak akan membiarkan nonanya kembali melindunginnya. Velix akan membuktikan kalau dirinya ksatria yang terbaik untuk nona Sabrina. 

Velix berlari dengan cepat saat sudah berada di hadapan musuhnya, tubuhnya menghilang. Tentu saja hal itu membuat pria berbaju hitam terkejut. Tiba-tiba velix sudah berada di belakang pria itu tapi masih bisa ditangkis. Sayangnya tangannya terkena pedang Velix yang menyebabkan darah mengalir cukup deras.

"Shit, kamu memang sangat merepotkan tapi butuh beberapa tahun untuk.." ucapan pria itu terhenti saat sebuah serangan velix diarahkan padannya. Pria itu sedikit kewalahan dengan serangan Velix yang membabi buta. Tidak lupa sihir perpindahannya sedikit merepotkan untuk pria itu. 

Pria berbaju hitam itu kesal dengan serangan yang diarahkan padannya. Saat dia ingin memberikan serangan tapi tubuhnya seketika tidak bisa digerakkan. Senyuman di wajah velix muncul membuat pria itu marah. Dia sudah masuk ke dalam jebakan yang dibuat oleh nonanya Micky, anya dan Millie. 

"Anda memang kuat tapi otak anda tidak lebih pintar dari velix." ucap Millie yang membuat velix menatap tajam padanya. 

"Kamu benar millie, velix memang tidak pintar tapi dia tidak sebodoh pria ini." ucap Max yang muncul dengan senyuman dinginnya. Tatapan yang siap membunuh pria di depannya. Pria berbaju hitam itu berniat melakukan bunuh diri tapi tidak lebih cepat dengan sihir Zenith.

"Kamu tidak akan bisa mati sebelum aku puas dengan seluruh informasi yang akan kamu sampaikan." ucap Zenith dengan tatapan tidak kalah dingin dengan sang adiknya. 


The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang