Bab 60: Sihir pengendali darah

11.3K 1.7K 33
                                    

Millie dan Velix hanya bisa menanti kesadaran nonannya. Satu minggu telah berlalu sejak kejadian penyerangan yang dilakukan oleh bawahan Pangeran Derek. Sabrina sudah melewati masa kritisnya tapi dia tidak sadar hingga hari ini. Millie hanya bisa menyembunyikan aura ketiganya dari orang-orang. Apalagi pesan terakhir nonanya kalau keberadaanya akan menjadi alat untuk menghancurkan Max. Dia meminta untuk Millie menyembunyikannya hingga dia kembali sehat. 

Beruntungnya batu sihir yang dibawa oleh velix bisa membantu sihirnya pelindungnya yang bisa menghilangkan keberadaan mereka. Velix sesekali keluar dari sebuah rumah kecil yang sengaja dibeli oleh pria itu untuk tempat persembunyian mereka. Tentu saja Mereka tidak bisa terlalu tinggal di penginapan. Hal itu bisa membahayakan mereka. Apalagi bawahan Derek sedang bergerak untuk mencari keberadaan nonanya. 

Mereka tinggal jauh dari ibu kota. Sebuah desa kecil yang berada di pinggir ibukota. Rumah kecil yang terlihat nyaman dan berisi tiga kamar. Millie dan Velix bergantian untuk menjaga nonanya yang masih tertidur. Tidak ada tanda wanita cantik itu akan bangun. 

"Nona bangunlah, yang mulia pangeran pasti menanti kedatanganmu. " ucap Millie dengan kedua tangannya bepautan dengan Sabrina. Dia merasa gagal untuk kesekian kalinya dalam menjaga nonanya. Seharusnya nonanya membiarkan panah itu mengenainya saja. 

"Jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri. Aku juga ikut salah karena tidak menjaga nona dengan baik. Kita hanya harus menjaga nona hingga keadaan istana seperti semula. Pangeran Derek dan para bawahannya menghilang dari istana. Kita harus extra waspada sekarang nona menjadi incaran mereka. Dengan keadaan nona saat ini tentu saja menguntungkan bagi mereka." ucap Velix dengan tangannya menyentuh pundak wanita yang menarik perhatiannya. Millie menghapus air matanya. Dia tidak seharusnya menangis disaat seperti ini. Dia harus menjaga nonanya sebaik mungkin. 

"Kalian memang bawahan yang sangat setia dengan tuanmu." ucap seorang pria yang tiba-tiba muncul di hadapan keduannya. Tentu saja Velix dan Millie terkejut bukan main. Bagaimana bisa mereka bisa berada di rumah ini. Padahal sihir penghilang aura masih aktif dan tidak bisa sembarang orang bisa menghancurkan sihir itu. " Kalian pasti bertanya-tanya bagaimana aku menemukan rumah ini bukan? Sihir penghilang aura memang sangat luar biasa. Aku saja kesulitan untuk menemukan keberadaan wanita itu. Tapi kalian lupa kalau batu sihir pasti memiliki batas waktu dan setiap penggantian batu sihir tentu saja sihir penghilang aura kalian hilang. Karena itu aku bisa disini. Beruntungnya kalian masih berpisah dengan pangeran menyusahkan itu. Jadi aku bisa membunuh wanita itu dengan mudah." ucap Pria yang menggunakan pakaian serba hitam. 

Velix menarik pedangnya dan berjaga bila pria itu berniat mendekati nonanya. Sedangkan Millie langsung memasang sihir perlindung di sekitar tubuh nonanya. Hanya dengan sihir ini saja nonanya tidak akan tersentuh oleh pria misterius itu. Senyuman mengejek muncul di wajah pria itu. 

Velix bisa merasakan kalau aura hitam muncul dari pria itu. Perasaan yang dirasakannya saat ini sama seperti melawan tuannya saat kutukannya mengendalikan tubuh Max. Sebenarnya siapa pria di hadapannya. Dia yakin pria itu bukan pangeran Derek. Karena pria itu tidak memiliki kekuatan sebesar ini. Hanya beberapa orang saja yang bisa membuat orang takut hanya dengan auranya saja. Bahkan tangan velix bergetar karena merasakan aura yang keluar dari tubuh pria itu.

"Siapa kamu?"tanya Velix dengan pedangnya diarahkan pada pria itu. Dia juga mencoba untuk menggunakan sihir teleparti pada sahabatnya. Dia harus memberitahu keadaannya saat ini. Hanya tuannya saja yang bisa menyelamatkan nonanya saat ini. "Clovis, tanda merah. datang di hutan pinggir ibukota. sekarang." ucap Velix menggunakan telepartinya yang beruntung terhubung pada sahabatnya. 

"Kamu juga bisa menggunakan sihir teleparti. Ternyata orang -orang yang berada di samping keluarga Giodest memang tidak bisa diremehkan. Sihir teleparti adalah sihir yang hanya bisa dilakukan dengan orang terdekat kita." ucap pria itu yang berjalan mendekati velix. Senyuman mengejek diarahkan pada Velix,

Tanpa menunggu lagi velix menyerang pria itu. Dengan mudah pria itu menangkis setiap serangan velix. Millie yang melihatnya sangat khawatir dengan keadaan velix. Tapi dia tidak bisa membatu pria itu karena seluruh energinya sudah terkuras untuk sihir perlindungnya. 

Blash.

Pedang pria itu menusuk perut Velix. Senyuman muncul di wajah velix bersamaan dengan sebuah lingkaran api muncul di tanganya diarahkan kepada pria itu. Tapi pria berbaju hitam itu bisa menghindarinya. Velix terduduk karena tenaganya telah habis apalagi pedang yang masih bersarang di perutnya itu. Darah terus keluar dari luka di perutnya. 

"Velix." teriak Millie bersamaan dengan pria berbaju hitam itu menarik badannya mendekat. Lehernnya dicekik oleh pria itu. Millie kesulitan bernafas karena serangan yang dilakukan oleh pria itu. Dia khawatir dengan kondisi nonanya saat ini. 

"Lepaskan wanita itu." ucap velix yang menarik pedang di peruntya. Dia tidak peduli luka yang diperutnya. Sekarang dia harus melepaskan Millie dan menggunakan sihir teleportasinya untuk kedua wanita itu. Dia sudah tidak peduli lagi dengan lukannya yang bisa saja mengambil nyawanya. Sebagai seorang ksatria kematian bukanlah hal yang dia takutkan. Tapi kegagalan melindungi tuannya dan wanita yang dicintainya adalah hal paling ditakutinya. 

"Aku bisa melepaskannya kalau kamu membiarkanku membawa nonamu itu." ucap pria itu dengan senyuman mengejek Velix. 

Velix mengumpulkan tenaganya, dia menggunakan sihirnya untuk berpindah ke belakang pria itu. Dia arahkan pedangnya tapi dengan mudah ditangksinya. Saat Velix kembali meyerang, badan Millie dijadikan tameng oleh pria itu. Beruntungnya Velix langsung menarik pedangnya sehingga tidak menusuk wanita itu.Tendangan dilayangkan pria itu mengenai luka di perut Velix. 

"Kalian terlalu lemah untuk menjaga manjikan kalian. Bukankah kalian harus mengecupkan kata-kata terkahir sebelum meninggalkan majikan kalian yang lemah itu." ucap pria itu yang semakin mencengkram leher Millie yang sudah membiru karena kekurangan oksigen. Sedangkan velix harus menahan rasa sakit akibat injakan pria itu di lukannya. 

"Kita tidak akan membiarkan kamu membawa nona kami." ucap Millie yang membuat pria itu semakin marah. Tapi tiba-tiba tangannya di leher Millie terlepas. Bersamaan teriakan dair pria itu. Millie menarik nafas dengan sekuat tenaga setelah itu berlari menuju Velix. Dia harus menyelamatkannya apalagi luka yang dimiliki cukup dalam. 

"Sialan siapa yang melakukannya." umpat pria itu. Velix dan Millie terkejut saat melihat keadaan pria berbaju hitam. Darah mengalir dari matanya dan badannya seperti bergerak tanpa izinnya. 

"Kamu dengan berani membuat orang yang aku sayangi menderita. Kamu harus mendapatkan bayarannya." ucap seorang wanita dengan nada dingin. Pria itu melebarkan matanya saat menyadari sihir yan digunakan oleh wanita di hadapannya.

"Sialan sihir pengendali darah. Kamu wanita terkutuk yang tidak semestinya hidup di dunia ini." ucap pria itu sebelum seluruh tubuhnya hancur begitu saja. seperti sebuah bom yang menghancurkannya dalam sekian detik.

"NONA" teriak Velix dan Millie bersamana dengan Sabrina yang memuntahkan banyak darah dari mulutnya. 

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang