Bab 73: 3 pria

7.7K 1K 13
                                    

Max memilih merawat dirinya sendiri dibandingkan membiarkan tangan wanita lain menyentuh badannya. Bukan hal mudah dengan luka di perutnya. Beruntungnya tidak ada organ yang terkena pedang Vernand. Bagaimana max bisa tahu semua itu. Karena dia sudah terbiasa mendapatkan luka di medan perang. Sebagai seorang pemimpin dia tidak akan mudah percaya dengan orang lain untuk merawat lukannya. 

Entah bagaimana ceritanya wanita yang mengaku sebagai tabib itu datang ke tempat mereka beristirahat. Dia harus sedikit curiga dengan kedatangan wanita misterius itu. Tidak mungkin ada wanita yang tinggal di tengah hutan. Apalagi desa terdekat jauh dari kata makmur. Sebuah desa kecil yang berada di bawah kekuasaan Derek. Tentu saja desa itu tidak diperdulikan oleh Derek. Hal itu membuat terjadinya kemiskinan dan kelaparan. 

Tentu saja tidak mungkin ada warga dari desa itu memiliki penampilan sebaik wanita itu. Dia bisa menduga kalau wanita itu memiliki tujuan lain. Derek adalah seorang yang licik. Dulu saja sabrina digunakan untuk mengendalikannya. Jadi Max bisa menebak rencana yang sedang dibuat oleh pria itu. 

Setelah menemukan beberapa daun obat yang dibutuhkan untuk menghentikan pedarahan dan menghindari infeksi akibat luka yang terpapar oleh lingkungan yang kurang bersih. Max langsung membuat racikan seperti yang pernah Micky ajarkan. Kakak perempuannya telah memberikan banyak pengetahuan pada Max tentang obat herbal. Hal itu sangat berguna saat keadaan seperti ini. 

Lukannya sudah dibalut dengan perban.  Max tidak berniat kembali ke dalam tendanya. Dia memilih naik ke atas pohon dan mengamati situasi di bawah. Sambil menikmati langit malam. Dia jadi rindu sang kekasih yang suka dengan taburan bintang saat langit menjadi gelap. "Aku harap kamu baik-baik saja. Aku akan segera menyusulmu." gumam Max sebelum tatapannya mengarah pada wanita yang baru saja keluar dari tendannya. Entah apa yang sedang wanita itu cari sekarang. Max hanya akan mengamati dari atas pohon yang tidak akan disadari oleh orang -orang dibawahnya. Selain Clovis yang sudah memahami seorang Max. 

"Sepertinya wanita itu memang sangat mencurigakan bukan Clovis?" tanya Max yang menyadari kehadiran bawahannya. Clovis menganggukkan kepalannya.

"Melihat dari tingkahnya, wanita itu sepertinya memiliki tujuan untuk mendekati anda. saat saya mengusirnya. Wanita tetap ingin mengobati luka anda. Dia berdalih dengan luka anda yang sangat parah. Jika dibiarkan bisa membunuh anda." jelas Clovis yang membuat senyuman tipis muncul di wajah Max. Clovis sangat mengerti arti dari senyuman tuannya. 

"Kamu tahu harus melakukan apa dengan wanita itu?"tanya Max yang memilih menatap langit malam dibandingkan memperhatikan wanita itu. Sama sekali tidak menarik untuk Max. Sabrina lebih menarik dari apapun. Tidak ada yang bisa mengalahkannya. 

"Saya akan laksanakan." ucap Clovis. 

"Pagi kita akan menyusul rombongan sabrina. Target kita sedang mengarah tunanganku." jelas MAx yang masih ingat kata-kata pria bernama Vernand sebelum menusuk perutnya. Pria itu ingin membunuh Sabrina. Karena kekuatan tunangannya tidak sekuat Sabrina. Apalagi sihir pengendali darahnya bisa membuat Vernand dala bahaya. Karena itu  Vernand berniat membunuh sabrina. 

"Baik tuan." ucap Clovis yang langsung meninggalkan Max. Pria itu memilih untuk mengistirahatkan badannya di atas pohon. Agar tidak ada pengganggu yang muncul. Seperti wanita tabit yang berniat membuat hubungannya dan Sabrina hancur. Tentu saja tidak sulit memahami cara pikir Derek. 

Tempat lain, Derek meremas tangannya setelah menghancurkan satu cermin di hadapannya. Dia marah saat mendengar perkataan seorang pria yang selalu dibencinya selama ini. Pria yang sudah mengambil kebebasannya selama bertahun-tahun. Sebuah perjanjian sihir yang bisa membunuhnya jika tidak menuruti perkataan pria itu. 

Vernand seorang pria yang membuatnya dan ibunya bisa menikmati kekayaan raja Octavain. Dia juga bisa menjadi putra mahkota. Padahal dia tidak memiliki hubungan darah dengan raja Octavain. Semua hanya akal-akalannya dan sang ibu atas rencana yang dibuat oleh Vernand. Pria yang tidak mengalami penuaan setelah melewati hidup yang cukup lama. 

Pria itu sangat ingin menghancurkan keluarga kerajaan Octavain hanya karena perasaanya ditolak oleh ratu octavain. Sebuah hal yang sepele tapi tidak bagi seorang Vernand. Pria itu sudha hidup sangat lama di dunia ini. Sebuah bayaran untuk kekuatan yang dirinya dapatkan. Setelah beratus-ratus tahun hidup sendirian. Pertemuannya dengan sang ratu octavain membawa kesan yang mendalam. Sayangnya takdir tidak berpihak padannya. 

"Sialan pria itu berniat merebut Sabrinaku. Aku tidak akan membiarkannya. Cukup Max yang mengalahkanku dalam mendapatkan hati Sabrina. Aku tidak akan membiarkan ada pria lain yang merebut wanitaku." gumam Derek pada cermin dihadapannya yang sudah hancur. 

Sedangkan Vernand tersenyum lebar saat mengingat pertemuannya dengan Sabrina. Wanita yang sempat membuatnya terancam karena keahlian sihir pengendali darahnya. Tapi rasa tertarik malah muncul saat bertemu dengan sabrina. Wanita kedua yang memberikan kesan bagi hati seorang Vernand. Dia tidak akan kalah lagi seperti beberapa tahun yang lalu. Tidak akan dia biarkan pria lain mengambil sabrina. 

"Kamu akan menjadi milikku sabrina." ucap Vernand sambil menatap wajah Sabrina yang muncul pada cermin dihadapannya. Kedua matannya tidak bisa lepas dari keindahan sabrina yang tertampil dalam cermin. Rasannya dia ingin kembali bertemu dengan wanita itu. Tapi dia tidak bisa gegabah mengingat Max bisa saja mengancamnya. Pria itu memiliki banyak misteri yang tidak bisa vernand duga. 

Sabrina dan rombongannya sudah berjalan lebih dari 2 lamannya. Mereka harus segera menemukan tempat persembunyian Derek. Seperti yang diperkirakan oleh Zenith sebelumnya akan banyak rintangan. Semua rintangan yang dihadapinya sangat melelahkan untuk otak sabrina. 

"Mereka tahu cara membuatku lelah." 

"Bukankah kamu selalu merasa lelah meskipun menghabiskan waktu seharian hanya dengan tiduran di tempat tidur." sindir Anya yang mendapatkan tatapan tajam dari Sabrina dia tidak suka kejelekannya diumbar seperti saat ini. Sabrina mengakui seberapa pemalas dirinya. Tapi mereka sudah 2 hari melakukan perjalanan dengan kedua kakinya. Tentu saja wajar kalau kakinya lelah.

"Sebentar lagi kita akan tiba, aku merasakan keberadaan Derek beberapa meter dari tempat kita berada saat ini." ucap Zenith yang membuat Sabrina membuang nafas kasar. Dia sudah tidak kuat harus terus berjalan sambil menghadang serangan dari pasukan Derek. Walaupun dia sudah terbiasa dengan pelatihan keras yang diberikan oleh sang tunangannya.

"Semangat sabrina."

"Kamu tidak perlu menyindirku." ucap Sabrina sambil menatap tajam pada calon kakak iparnya itu. 

Mereka menatap sebuah bangunan mewah dihadapannya. Sabrina tidak percaya ditengah hutan terdapat sebuah bangun seindah ini. Apalagi taman yang berisikan hamparan bunga kesukaanya. Sungguh tempata yang sabrina sukai.

"Jangan terpersona dengan sebuah illusi yang sengaja dibuat untuk menjebakmu Sabrina." peringatan Zenith menyadari sabrina. Entah sudah berapa kali sabrina terjebak illusi yang dibuat Derek. Bodohnya wanita itu seperti tidak pernah belajar dari kesalahan yang telah diperbuatnya.

"ayo kita masuk." ajak sabrina yang membuat ketiga orang dibelakangnya menatap jengah. Sabrina memang manusia yang tidak bisa ditebak.

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang