Bab 84 : Dimana Sabrina?

7.7K 962 11
                                    


Sebuah perlindung muncul di sekeliling velix. Panah yang tadi mengarah pada Velix berbarik arah pada pasukan panah. Semua itu membuat keributan terjadi pada beberapa pasukan Vernand. Sabrina menitikan air mata saat melihat kedatang tiga wanita yang menatapnya sinis padnaya. Beruntung Anya berhasil menemukan keberadaan sabrian. Sedikit saja mereka telat datang velix dan sabrina benar-benar akan berakhir di tempat ini. 

"Plak."suara tamparan membuat keheningan di tempat itu. Seluruh pasukan musuh yang berniat menyerang terhenti melihat adegan di depan mereka. Micky menampar wajah Sabrina. Ia sudah tidak bisa menahan amarahnya. Wanita itu kesal dengan sikap egois Sabrina. 

Setelah itu micky memeluk badan sabrina. Dia sama sekali tidak merasa bersalah dengan tamparan yang dilayangkannya. Semua itu pantas untuk menyadarikan sabrina. Bagaimanapun ia sudah menganggap sabrina seperti adiknya sendiri. "Jangan lagi pergi sendiri. Kamu ingat ada kami yang selalu siap untuk membantumu." ucap Micky yang dianggukkan oleh sabrina. Ketakutan sabrina membuat ia tidak bisa berpikir dengan baik. Tapi ia senang dengan kedatanga ketiga wanita itu.

"Sekarang bukan waktunya untuk kita melepas rindu, kita berada di sarang musuh micky." ucap Anya yang menatap waspada. Beruntungnya sihir perlindung Millie bisa memberikan mereka waktu beberapa saat sebelum untuk mengobati Velix." Kita harus mengobati velix." ucap anya yang menyadarkan Micky. 

"Ah kamu benar juga." ucap wanita itu yang langsung berjalan menuju velix yang terduduk. Pria itu tidak bisa bergerak karena panah yang menancap di punggungnya terdapat racun. "Aku tidak percaya akan melihat seperti ini. Lemah tak berdaya velix. Bagaimana respon adikku saat tahu kamu tidak bisa melindungi kekasihnya." ucap Micky sambil mencabut panah di punggung velix. Ketiga wanita yang melihat tindakan micky menatap horor. Micky menarik secara perlahan yang membuat rasa sakit lebih terasa. 

Setelah itu micky menggunakan sihirnya untuk menyebuhkan velix. Tidak membutuhkan waktu lama, ia sudah bisa kembali berdiri. Seperti seluruh tenaga sudah kembali. "Kamu harus cepat menghabisi mereka. Sihirku tidak akan bertahan lama. Hanya satu jam waktumu sebelum rasa sakit kembali muncul." peringatan micky yang tidak diperdulikan oleh velix.

"Kita bisa saling membantu, aku dan millie bisa menangkis panah yang mengarah kalian. Micky kamu melindungi kita dari serangan dekat." ucap Anya yang dianggukkan oleh micky. Perlahan perlindung yang dibuat oleh millie menghilang. Sabrina dan Velix maju langsung untuk menghabisi para musuhnya. 

"Kamu memang wanita yang sangat kuat sabrina. Bahkan saat kamu sadar tubuhmu sangat lemah. Kamu masih memaksakan diri untuk melindungi orang -orang yang kamu sayangi." ucap Derek , kedua matanya tidak pernah lepas dari setiap pergerakan sabrina. 

Sedangkan Vernand terduduk dengan pedangnya terlempar jauh darinya. Ia menatap max dengan sengit yang menodongkan pedangnya pada lehernya. "Kamu kalah? pak tua." ucap Max dengan senyuman mengejek. Tapi Vernand masih bisa tersenyum tipis. Karena dia masih mempunyai cara untuk mengalahkan max. 

Vernand tiba-tiba berpindah ke belakang max. Tapi semua pergerakan pria itu sudah terbaca oleh max. Hal itu memuat max dengan muda menangkis serangan vernand yang berniat menusuknya dengan kuku panjangnya. 

"Kamu benar-benar monster Vernand." ucap Max yang berhasil mundur beberapa langkah dari Vernand. " Manusia yang sangat serahkah hingga menjual jiwamu pada iblis hanya untuk mendapatkan kekuatan monster seperti itu." sindir Max yang membuat Vernand marah. Ia tidak suka dengan perkataan max. 

Vernand yang sudah dikendalikan oleh sisi gelapnya. Ia menyerang secara brutal, bahkan beberapa pasukannya ia bunuh juga. Max tersenyum tipis, musuhnya sudah masuk ke dalam jebakannya. Karena itu max tidak sulit untuk membunuh vernand sekarang. Sekali tusukan tepat pada jantungnya membuat Vernand melebarkan matanya.

"Sialan kamu menusukku, tapi kamu tidak akan bisa menang karena aku masih memiliki banyak pasukan untuk membinasakan kalian semua. Meskipun tubuh ini mati aku masih tetap hidup di tubuh lainku." ucap Vernand sebelum pria itu menghembuskan nafasnya. Max mencabut pedangnya saat itu tubuh Vernand berubah menjadi debu. 

Clovis dan Zenith mendekati max. Mereka terkejut saat melihat tidak pasukan musuh yang mereka bunuh. Kebanyakan yang mereka serang hanya sebuah mayat. "Sebenarnya apa yang terjadi? " tanya clovis.

"Semua yang kita lihat hanya illusi dan musuh kita adalah mayit dari rakyat octavain. Mereka semua digerakan oleh orang lain untuk menyerang kita. Mayit-mayit hanya sebuah boneka untuk mengecoh kita. Kalau seperti ini makan dimana pasukan mereka berada." ucap Zenith.Max menatap pedangnya dan ia sekarang sadar apa yang terjadi. 

"Vernand yang sebenarnya adalah Derek. Kedua orang itu adalah orang yang sama. Bodohnya aku baru menyadarinya. Derek bisa menggunakan illusinya untuk mengelabui musuh. Sejak awal kita sudah masuk kedalam perangkapnya." ucap Max.

"Tunggu aku tidak melihat keberadaan Velix." ucap clovis yang mencari keberadaan sahabatnya. Tapi dia tidak melihat batang hidung sahabatnya. 

"Micky juga menghilang."

"Kita harus menyusul para wanita dan Velix." ucap Max yang tiba-tiba menghilang dari hadapan clovis dan Zenith. Keduannya saling bertatapan dan membuang nafas kasar.  

"Kita ditinggalkan." ucap zenith bersamaan dengan Clovis yang meninggalkannya begitu saja.

"Hey aku gimana pergi ke sana? aku tidak tahu keberadaan mereka semua." ucap Zenith yang mendapatkan tepukan. 

"Kita harus membereskan semua kekacawan ini. Biarkan sisanya diurus oleh mereka." ucap Thio yang membuat Zenith menatap nasibnya. Sebenarnya dia ingin kabur dari tempatnya saat ini. Apa daya Thio sudah menariknya dan para bangsawan sedang menatapnnya. Jadinya dia harus menggantikan adiknya untuk mengurusi kekacawan yang dibuat oleh derek beberapa waktu lalu. 

Sedangkan Sabrina dan Velix berhasil menjatuhkan 1/2 dari pasukan musuh. Fokusnya terahlikan saat melihat sosok yang dicarinya sedang menatapnya. Orang itu adalah Derek yang membalas tatapannya dengan senyuman. Pria itu sedang tersenyum padanya. Pergerakan mulut Derek yang dipahami oleh Sabrina.

"Kamu mencariku. datanglah seorang diri." itulah pergerakan bibir derek. "Jangan biarkan Max datang bersamamu." kalimat selanjutnya. 

"Velix aku serahkan semua ini padamu. Aku harus mengurus Derek." ucap Sabrina yang membuat Velix langsung menatap nonanya. Ketiga wanita itu juga menatap sabrina. 

"Sabrina, aku akan menemanimu." ucap Micky yang dijawab dengan gelengan kepala. 

"Percayalah aku akan kembali dengan selamat, Karena aku sudah berjanji dengan Max sebelumnya." ucap Sabrina yang langsung masuk kedalam istana itu. Tiba-tiba istana itu menghilang dari hadapan mereka. Velix dan ketiga wanita itu terkejut melihat hal itu. 

"Sialan Derek sudah menunggu kedatangan sabrina." umpat Micky yang kesal dengan dirinya sendiri. 

Bersamaan itu kedatangan Max yang langsung berjalan mendekati Velix. Dia mencari keberadaan wanitanya tapi tidak menemukannya. "Dimana sabrina?" tanya max pada mereka semua bersamaan dengan kedatanga clovis. Sedangkan keempat orang yang ditanya oleh max tidak berani menjawab keberadaan sabrina. Karena mereka sudah menduga apa yang terjadi setelah ini.

Yuhuuuuuuuuuu Bab ke-2 untuk malming kita nih. Sepertinya malming terakhir kita bersama si max dan Sabrina :(

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang