Extra Part 1

20.8K 1.4K 39
                                    

Beberapa bulan telah berlalu sejak pesta pernikahan Max dan Sabrina digelar di kerajaan Octavain. Hubungan keduanya semakin harmonis saja. Walaupun sesekali Sabrina memarahi sang suami karena sikap overprotectif Max. Bahkan sang suami melarang seluruh ksatria hingga bangsawan untuk tidak menatap wajah ratu kerajaan octavain. 

Rasanya Sabrina ingin kabur dari istana. Tentu saja dia tidak bisa melakukannya karena suaminya menempatkan velix disampingnya. Rasa bosan yang sudah menggunung karena beberapa minggu ini Sabrina hanya menghabiskan waktunya dikamar. 

Sabrina dinyatakan sedang hamil anak sang raja Octavain. Hal itu juga yang membuat sang suami semakin memperkecil ruang gerak sabrina. Sejak awal wanita menjabat sebagai ratu, dia tidak diberikan beban untuk mengurusi istana ini. Semua pekerjaanya dilimpahkan pada micky. 

Tentu saja awalnya kakak Max marah saat tahu seluruh pekerjaan ratu menjadi tugasnya. Sayangnya micky tidak bisa protes saat adik durhakanya menggunakan sang suami. Ya Clovis menjadi senjata max untuk menutupi bibir kakak perempuannya. Beruntungnya Clovis juga ikut serta dalam membantu pekerjaan micky. Penugasaan Micky tidak diketahui oleh banyak orang. Hanya keluarga kerajaan dan beberapa orang yang dipercaya oleh Max. 

"Velix aku bosan." Sabrina menatap pengawalanya yang tidak menatapnya balik. Velix memilih mengalihkan tatapannya dibandingkan menatap tuannya. Bagaimanapun pesona nonyanya bisa membuat velix luluh. Apalagi perkataan Sabrina selalu berhasil membuat hati seorang velix luluh. 

Tapi untuk kali dia tidak ingin hal itu terjadi. Sudah cukup perkerjaanya dilipat gandakan karena amarah dari sang raja. Jadi dia tidak ingin lagi menghabiskan waktunya bersama sang istri dengan menjalankan hukuman dari Tuannya itu.

"Berhenti merengek pada Velix." ucap seorang pria yang baru saja masuk ke dalam kamar Sabrina. Wanita yang ditatapannya malah memilih membuang wajahnya. Tentu saja pria itu hanya tersenyum sambil menahan perasaan gemas pada sang istri. Meskipun keduannya sudah menikah, sabrina tetap menjadi sosok yang sama. 

Sabrina tidak mudah menuruti perkataan Max. Dia memiliki pemikarannya sendiri. Terkadang Max yang harus mengalah dengan istrinya. Apalagi istrinya sekarang sedang mengandung hasil cinta keduannya.

"Velix kamu bisa pulang." ucap Max yang langsung dilaksanakan oleh Velix. Dia juga sudah merindukan sang istri. Rasannya perasaanya semakin besar saja sejak dia dan sang istri menikah. Apalagi istrinya juga sedang hamil muda.

Max duduk di samping sang istri yang langsung memutar badannya. Sekarang sabrian membelakangi Max. Dia lagi kesal dengan sikap max yang selalu melarangnya dalam berbagai hal. Bahkan untuk pergi menikmati bunga-bunga di taman saja dilarang oleh sang suami. 

"sayang, jangan begini. Aku melakukan hal ini semua buat kamu dan anak kita. Aku tidak ingin kamu dan anak kita kenapa-napa."

"Alasan saja kamu Max." ucap Sabrina dengan wajah cemberutnya. Dia masih kesal dengan suaminya itu. Max tidak mengerti keinginan sabrina. 

"Sayang." panggil Max sambil membawa badan istrinya ke dalam pangkuannya. Meskipun sabrina sedang berbadan dua tapi menurut max tidak ada perubahan yang signifikan selain perutnya yang sudah mengembang karena keberadaan sang buah hati. "sayang tatap aku."Max menatap wajah sang istri yang masih membuang wajahnya. Max membuang nafas kasar. 

Sebenarnya dia sadar tindakannya terlalu berlebihan. Tapi semua itu karena perasaan cemburunya yang terlalu besar. Apalagi semakin hari istrinya semakin cantik meskipun sedang berbadan dua. Hal itu juga yang mendasari larangan max pada sang istri. Sayangnya istrinya yang seperti burung tidak bisa memahami Max.

"Sayang kamu tahu alasan aku melakukan hal itu.." perkataan max terpotong dengan balasan dari sang istri.

"CEMBURU!." Max langsung menundukkan kepala. Dia menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah di dada sang istri. Tentu saja tindakan max membuat sabrina kesa. Dia tarik wajahnya dari teman ternyata max.  "Hey jangan sembarang menyandarkan kepalamu itu. "Protes sabrina. 

Max menutupi wajahnya dengan satu tangan. Sedangkan tangan yang lain melingkar di pinggang sang istri. Tanpa pria itu sadari Sabrina tersenyum lebar melihat reaksi sang suami yang terlihat menggemaskan.

"Berhenti cemburu Max. Aku tidak akan selingkuh darimu."

"Kamu memang tidak selingkuh. Aku hanya tidak suka pria lain melihat wajah cantikmu. apalagi semakin hari kamu semakin cantik dan ...." perkataan max terhenti saat sebuah tangan menutup bibirnya. Seringai pria itu muncul setelah menyadari tindakan sang istri.

"Hey jangan menjilat tanganku sembarangan. Dasar Raja mesum." umpat sabrina yang mencoba untuk turun dari pangkuan sang suami. Tapi tidak bisa karena tangan max melingkar di pinggangnya. 

"Kamu memang benar aku raja mesum. Tapi aku hanya melakukan hal itu pada ratuku. Bagaimana kalau aku menjenguk anak kita." ucap Max dengan senyum tipisnya. Sabrina melebarkan matanya saat mendengar perkataan suaminya.

"MAX jangan macam-macam."

"Aku hanya akan melakukan satu macam saja sayang."

"MAX." teriak sabrina bersamaan dengan tubuhnya yang dibaringkan di tempat tidur keduannya. Setelah itu keduannya saling menyalurkan kehangatan dan perasaan cinta keduannya.

 3tahun telah berlalu, Sabrina melahirkan seorang pangeran tampan. Entah sebuah keberuntungan atau kesialan untuknya karena sang anak memiliki kemiripan dengan suaminya. Dari wajah hingga sifat yang sebelas dua belas. Keduannya seperti pinang dibelah dua. Tidak lupa sikap overprotectif sang suami menurun pada anaknya yang baru berusia 2 tahun.

BRUK

"YANG MULIA." panggil seorang pria dengan keringat membasahi seluruh wajahnya. Tidak lupa wajah cemas yang tergambar di wajah tampannya. Sedangkan orang yang dipanggilnya masih fokus dengan tumpukan laporan. "Yang mulia ratu dan putra mahkota tidak ada di kamarnya." 

"ah, dia kabur lagi. Dia tidak pernah berubah." Sebelum pria itu menghilang dari hadapan bawahannya. 

"Sayang kenapa kamu kabur dari istana." tanya pria itu pada seorang wanita yang sedang duduk di sofa sambilng memegang piring berisi kudapan. Wanita itu tidak memperdulikan kedatang sang suami. Dia memilih fokus dengan kudapannya. Sedangkan anaknya yang ikut bersamannya juga sedang duduk disampingnya sambil menikmati susunya.

"Sayang." panggil pria itu pada sang istri.

"Kembalilah ke istana, kamu masih punya banyak pekerjaan bukan. Selain itu aku hanya menikmati waktu luangku karena suamiku mengambil seluruh tugasku." jelas wanita itu.

"SABRINA."

"HEY PAK TUA JANGAN TERIAK PADA IBUKU. " balas anak kecil yang duduk di samping sabrina. Anak laki-laki itu turun dan berdiri di hadapan sang ibu.

"Hey aku ini ayahmu."

"Tidak anda adalah sainganku dalam mendapatkan kasih sayang ibuku." 

"Sayang lihatlah anakmu ini. Dia memperlakukanku sekejam ini." 

"MAX kembalilah, pekerjaanmu akan menumpuk kalau terlalu lama di sini." jelas sabrina yang dijawab gelengan kepala oleh Max. Pria itu malah duduk di samping sang istri. Tentu saja hal itu membuat anak laki-laki itu kesal.

"Hey jangan sentuh ibuku."

"Hey anak kecil cari wanitamu sendiri. Ibumu ini adalah istriku dan aku adalah ayahmu." ucap max yang tidak diperdulikan oleh sang anak. Sedangkan sabrina hanya bisa membuang nafas kasar. 

"Berhenti membuaku pusing. Kalian berdua ayah dan anak. Tidak bisakah kalian berdamai?"

"TIDAK." jawab keduannya bersamaan. 


Bisa berkunjung ke cerita The Extras' Thread of Destiny. ini sequel ke 3 

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang